-->

Latest Post

Oleh Gusni S, Pd 

Pendidikan karakter dan penanaman nilai-nilai religius pada peserta didik apalagi di usia dini dirasa sangat penting sekali guna menumbuhkan kasih terhadap sesama, suka damai, bersahabat, saling menghargai akan berbagai perbedaan yang ada dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah.

Religius adalah sikap dan perilaku nan patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, rasa toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain adalah hal yang paling terindah. 

Pembentukan karakter religious terhadap peserta didik ini tentu dapat dilakukan jika seluruh komponen stake holders pendidikan dapat berpatisipasi dan berperan serta, termasuk orang tua dari siswa itu sendiri guna menanggulangi kasus perundungan ( bullying ) dan kekerasan. 

Ada Lima aspek religius dalam Islam, yaitu:
Aspek Iman, menyangkut keyakinan dan hubungan manusia dengan Tuhan, malaikat, serta para Nabi.

Aspek Islam, menyangkut frekuensi, intensitas pelaksanaan ibadah yang telah ditetapkan, misalnya sholat, puasa, dan zakat.

Aspek ihsan, menyangkut pengalaman dan perasaan tentang kehadiran Tuhan, takut melanggar larangan dan lain-lain.

Aspek Ilmu, menyangkut pengetahuan seseorang tentang ajaran-ajaran agama dan lain-lain.

Aspek Amal, menyangkut tingkah laku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya menolong orang lain, membela orang lemah, bekerja dan lain sebagainya.

pendidikan karakter religious bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, ketakwaan peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan tentang agama,juga berbangsa dan bernegara. 

Karakter religius akan terwujud jika dilingkungan sekolah ada sebuah pembiasaan yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Hasil dari pembiasaan yang dilakukan, kelak akan membentuk karakter sosok siswa yang religius sebagai generasi penerus bangsa. 


MPA, PADANG - Tim Itwasum Polri kunjungi Polda Sumbar, kunjungan tersebut dalam rangka melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan (Wasrik) rutin tahap II terkait aspek pelaksanaan dan pengendalian di Polda Sumbar.

Tim wasrik dipimpin oleh Brigjen Pol Drs. Ade Rahmat Suhendi (Irwil IV Irwasum Polri) selaku pengawas tim, dengan Ketua tim Kombes Pol Dr. Siti Masitah Handayani, M.Si, dan anggota tim yakni Kombes Pol Pramuja Sigit Wahono, Kombes Pol Drs. Erwin Faisal, Kombes Pol  Robert Haryanto Watratan, Kombes Pol Edi Sukaryo Kombes Pol Nurullah, Kombes Pol Susetio Cahyadi, Kombes Pol R. Barata Indrajaya, Kombes Pol. Audy Alfrits Herman Manus, Kombes Pol Irfa Asrul Hanafi, serta Pembina Perlin Manik selaku Konsultan.

Kapolda diawal sambutannya menyampaikan sangat menyambut baik kegiatan wasrik rutin Itwasum Polri tahap II Aspek Pelaksanaan dan Pengendalian di Polda Sumbar. Dimana wasrik merupakan fungsi pengawasan yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pengendalian intern (SPI).

Dengan pelaksanaan wasrik dapat diukur tingkat efektifitas, efisiensi, produktivitas, kapabilitas dan akuntabilitas dari satuan-satuan Polri.

"Dengan kata lain bahwa melalui kegiatan wasrik rutin Itwasum saat ini adalah measuring process sejauh mana keberhasilan dan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh Polda Sumbar dan jajarannya dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tata kelola yang baik," kata Irjen Pol Toni Harmanto.

Lanjutnya, model pemolisian dengan pendekatan yang berbasis wilayah, berbasis fungsional hingga yang berbasis dampak masalah menjadi suatu ikon pelayanan prima di Polda Sumbar. Dalam hal ini Polda Sumbar mendapatkan dukungan pembangunan Command Center dan RTMC dari Mabes Polri. Selanjutnya Polda Sumbar juga telah membangun dan mengembangkan model E-Policing (Pemolisian berbasis elektronik).

"Secara internal Polda Sumbar telah memiliki ruangan Assesment Center dan fasilitas gelar operasional dengan teknologi yang mutakhir," ujarnya. 

Kemudian, secara eksternal, dalam rangka mewujudkan pelayanan publik yang prima secara cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan mudah diakses oleh masyarakat, Polda Sumbar telah melaunching aplikasi pada tanggal 1 Juli 2020.

"Aplikasi Polda Sumbar tersebut dapat di unduh melalui Google Play dengan kata kunci pencarian Polda Sumbar New. Dengan fitur antara lain E-Kinerja, E-Dumas, E-Saber Pungli, Monitoring Covid, E-Tracking, E-Tracking Objek Vital, Tracking Airud, Panic Button, E-Barbuk, E-KBG, E-Office, E-Tracking Criminal," jelas Kapolda.

Disamping itu kata Irjen Pol Toni, Polda Sumbar juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian ATR/BPN atas keberhasilan mengungkap kasus mafia tanah yang terjadi di wilayah hukum Polda Sumbar. 

"Serta penghargaan dari Kementerian PU/PR atas terselenggaranya proyek strategis nasional pembangunan jalan tol ruas Padang – Pekanbaru," terangnya.

Kapolda berharap, melalui kegiatan wasrik rutin Itwasum Polri tahap II T.A. 2020 ini, tim Itwasum Polri dapat membantu dalam menyelenggarakan pengawasan ke arah pelayanan yang berkarakter quality assurance dan consulting service.

Kepada para objek wasrik, hendaknya 
kegiatan wasrik ini dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi dan konsultasi terhadap permasalahan yang dihadapi, dengan memberikan informasi berdasarkan fakta dan data yang rill sesuai dengan kenyataan di satkernya masing-masing, agar tujuan dilaksanakannya wasrik ini dapat tercapai.

Selaku Kapolda Sumbar, Irjen Pol Toni berharap kepada para Kasatker dan Kasatwil dapat bekerjasama dan melakukan koordinasi yang baik dengan tim wasrik Itwasum Polri. 

"Sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan, semoga melalui kegiatan wasrik ini dapat menjadi faktor pendorong peningkatan kinerja dalam rangka mewujudkan Good Governance," pungkasnya.

Dalam pelaksanaan taklimat awal ini, dihadiri oleh Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardianto, S.Ik. M.Si, pejabat utama Polda Sumbar, dan para Kapolres sejajaran Polda Sumbar yang melihat langsung secara virtual.(*)

Sumber Biddhumas Polda Sumbar 



MPA, PADANG - Bidang Urais Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat menggelar kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Layanan KUA tahun 2020. Kegiatan yang menghadirkan 40 orang peserta yang berasal dari operator KUA dan Bimas Islam se-Sumatera Barat ini, dilaksanakan selama 3 hari, 3 hari sd 5 Agustus 2020, bertempat di Hotel Rangkayo Basa, Kota Padang.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, H. Hendri hadir langsung membuka kegiatan. Dalam krisisnya, H Hendri menyampaikan apresiasi atas kehadiran yang memenuhi undangan di masa pandemi Covid-19. Untuk itu H. Hendri berharap seluruh peserta memenuhi SOP Protokol Kesehatan dan menjaga kesehatan selama mengikuti kegiatan ini.

H. Hendri memaparkan bahwa peran Kemenag adalah memberikan pembinaan dengan materi dan mensosialisasikannya dengan menggunakan pendekatan persuasif dan inklusif. Dampaknya telah meningkatkan peningkatan pemahaman pada majelis keagamaan dap kelompok sasaran. Mulai tahun 2019, Kemenag telah merintis program-program pengarusutamaan moderasi beragama yang. mencerahkan dalam mengembangkan cara pandang, sikap, dan praktik jalan tengah (wasathiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati martabat kemanusiaan laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi keadaban, dan memajukan kehidupan umat manusia yang diwujudkan dalam sikap hidup amanah, adil, ihsan, toleran, kasih sayang terhadap umat manusia tanpa nasional, serta menghormati kemajemukan. Peningkatkan kualitas kehidupan beragama merupakan agenda penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama pada pemeluk agama yang diukur melalui Indeks Kesalehan Sosial (IKS). Kebijakan tentang kesalehan sosial menjadi penting untuk melihat dinamika ruang publik yang berkaitan dengan kepedulian sosial, relasi antarmanusia, melestarikan lingkungan, etika dan moralitas, serta bertentangan dengan negara dan pemerintah. Hasil pengukuran IKS ini merupakan dampak dari pembinaan yang dilakukan Kemenag melalui Bimbingan Masyarakat Agama bagi semua agama yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap sosial keagamaannya, dengan tidak mengesampingkan kemungkinan adanya faktor eksternal dan variabel lain yang memengaruhinya Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama pada pemeluk agama yang diukur melalui Indeks Kesalehan Sosial (IKS). Kebijakan tentang kesalehan sosial menjadi penting untuk melihat dinamika ruang publik yang berkaitan dengan kepedulian sosial, relasi antarmanusia, melestarikan lingkungan, etika dan moralitas, serta bertentangan dengan negara dan pemerintah. Hasil pengukuran IKS ini merupakan dampak dari pembinaan yang dilakukan Kemenag melalui Bimbingan Masyarakat Agama bagi semua agama yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap sosial keagamaannya, dengan tidak mengesampingkan kemungkinan adanya faktor eksternal dan variabel lain yang memengaruhinya Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama pada pemeluk agama yang diukur melalui Indeks Kesalehan Sosial (IKS). Kebijakan tentang kesalehan sosial menjadi penting untuk melihat dinamika ruang publik yang berkaitan dengan kepedulian sosial, relasi antarmanusia, melestarikan lingkungan, etika dan moralitas, serta bertentangan dengan negara dan pemerintah. Hasil pengukuran IKS ini merupakan dampak dari pembinaan yang dilakukan Kemenag melalui Bimbingan Masyarakat Agama bagi semua agama yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap sosial keagamaannya, dengan tidak mengesampingkan kemungkinan adanya faktor eksternal dan variabel lain yang memengaruhinya Kebijakan tentang kesalehan sosial menjadi penting untuk melihat dinamika ruang publik yang berkaitan dengan kepedulian sosial, relasi antarmanusia, melestarikan lingkungan, etika dan moralitas, serta bertentangan dengan negara dan pemerintah. Hasil pengukuran IKS ini merupakan dampak dari pembinaan yang dilakukan Kemenag melalui Bimbingan Masyarakat Agama bagi semua agama yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap sosial keagamaannya, dengan tidak mengesampingkan kemungkinan adanya faktor eksternal dan variabel lain yang memengaruhinya Kebijakan tentang kesalehan sosial menjadi penting untuk melihat dinamika ruang publik yang berkaitan dengan kepedulian sosial, hubungan antarmanusia, melestarikan lingkungan, etika dan moralitas, serta bertentangan dengan negara dan pemerintah. Hasil pengukuran IKS ini merupakan dampak dari pembinaan yang dilakukan Kemenag melalui Bimbingan Masyarakat Agama bagi semua agama yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap sosial keagamaannya, dengan tidak mengesampingkan kemungkinan adanya faktor eksternal dan variabel lain yang memengaruhinya

Lebih lanjut H. Hendri mengungkapkan bahwa Kementerian Agama RI telah menyusun rencana Starategis Tahun 2020-2024 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Strategi Rencncana Kementerian Agama Tahun 2020-2024. Adapun Visi Kementerian Agama tahun 2020-2024 adalah " Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong ". Disana terdapat 6 (enam) kata kunci didalam Visi Kementerian Agama, yaitu: Profesional, Andal, Saleh, Moderat, Cerdas, dan Unggul . Dalam mewujudkan tujuan di atas, Kemenag menetapkan enam tujuan sebagai berikut:

Peningkatan kualitas umat beragama menjalankan ibadah ritual dan sosial;
Penguatan kualitas moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;
Peningkatan umat beragama yang menerima layanan keagamaan;
Peningkatan peserta didik yang memperoleh layanan pendidikan umum berciri khas agama, pendidikan agama dan pendidikan berkualitas;
Peningkatan lulusan pendidikan yang produktif dan memiliki daya saing komparatif; dan
Peningkatan budaya pemerintahan yang bersih, melayani dan responsif.
Pembaruan Informasi dan Pendalaman Materi

Setelah kegiatan berjalan selama 3 (tiga) hari, Bimtek Layanan KUA akhirnya ditutup, Rabu (5/8). Kegiatan yang ditutup oleh Kepala Bidang Urais yang diwakili Kasi Bina Lembaga dan Sarana Prasarana Kantor Urusan Agama, serta Sistem Informasi Urusan Agama Islam Yosef Chairul didampingi Kasi Bina Paham Keagamaan dan Kepustakaan Islam H. Yasril. Yosef Chairul menyampaikan permintaan maaf Kepala Bidang Urais H. Edison yang berhalangan hadir karena ada rapat yang tidak bisa diwakilkan. "Selama kegiatan ini berlangsung, peserta diharapkan mampu memperbarui informasi yang didapat dan juga mampu mendalami semua materi yang telah diberikan. Selain itu peserta yang hadir saat ini adalah duta yang akan menjadi penyambung corong kepada operator KUA lainnya untuk dapat berbagi ilmu yang diperoleh. Optimalkan ilmu yang didapat dengan anggota lainnya, sehingga akan tercipta pembahasan materi yang akan meningkatkan daya ingat atas materi yang diberikan. Harapan saya semoga seluruh peserta yang hadir saat ini selalu dalam keadaan sehat dan dapat kembali ke Kab / Kota masing-masing dengan selamat "tutup Yosef Chairul. (Rhama)

Sumber Humas

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.