Kerusuhan Tak Reda, AS Berniat Jatuhkan Sanksi Pada Belarusia
Foto/REUTERS
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika
Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan, pihaknya mungkin menjatuhkan sanksi pada
Belarusia. Sanksi ini terkait gelombang kekerasan yang sedang berlangsung di
negara itu setelah pemilihan presiden.
“Saya yakin
kita akan melihat masing-masing hal ini, dan yang penting untuk diperhatikan
adalah kriterianya. Apa yang kami yakini dapat kami lakukan, tidak hanya AS
secara sepihak, tetapi dengan cara multilateral untuk memberikan hasil yang
baik bagi rakyat Belarusia, baik itu sanksi atau pengambilan keputusan tentang
pengiriman produk? Itu semua adalah hal yang masih harus ditentukan," ucap
Pompeo.
"Kami
masih sangat baru mengenai pemilihan presiden ini dan kami perlu melihat
bagaimana keadaan di sina dalam waktu dekat," sambungnya dalam sebuah
pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (13/8/2020).
Dia kemudian
mengatakan bahwa Washington kecewa karena pemilihan presiden di Belarusia, yang
berlangsung pekan lalu, berlagsung tidak bebas dan adil. (Baca juga: Presiden
Belarus Mengaku Sengaja Ditulari Virus Covid-19)
“Kami sudah
pernah melihat perilaku ini sebelumnya, dan kami menyesal bagaimana hal itu
terjadi. Kemudian kami menyaksikan kekerasan dan akibatnya, pengunjuk rasa
damai diperlakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan cara mereka seharusnya
diperlakukan," tambah Pompeo.
Pada hari
Minggu, Belarusia mengadakan pemilihan presiden. Menurut Komisi Pemilihan Umum
Pusat Belarusia, petahana Alexander Lukashenko mengamankan masa jabatan
keenamnya dengan lebih dari 80 persen suara.
Pihak
oposisi, yang terkonsolidasi di sekitar calon presiden Svetlana Tikhanovskaya,
telah menentang hasil pemilihan, menuduh pihak berwenang melakukan pemalsuan
besar-besaran selama pemungutan suara. Sejak pengumuman hasil resmi, unjuk rasa
telah melanda kota-kota Belarusia, dengan pasukan keamanan berusaha untuk
menghentikannya.
Sumber : sindonews.com