-->

Latest Post


MPA, JAKARTA - Sudah enam bulan Indonesia menghadapi Covid-19 sejak virus ini teridentifikasi, masuk Indonesia pertama kali pada awal Maret 2020. Sejumlah kebijakan pemerintah seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larang mudik dinilai cukup efektif. Namun setelah enam bulan atau setelah masuk masa adaptasi kebiasaan baru (AKB), grafik kenaikan pandemi Covid-19 malah terus meningkat. Bahkan saat ini sudah menembus angka 200 ribu yang terkonformasi positif.

Melihat perkembangan ini, Kelompok Studi Demokrasi Indonesia (KSDI) merespons dengan melakukan webinar nasional bertemakan "Evaluasi Enam Bulan dan Proyeksi Satu Tahun Penanganan Covid-19." Webinar ini akan dilaksanakan Pada Sabtu malam, tanggal 12 September 2020, jam 18.30 melalui aplikasi zoom. Meeting ID adalah : 858 4772 8015 dengan Password : 2020KSDI.

Menurut Ketua KSDI, Yayan Sopyani Al Hadi, tujuan webinar ini untuk mengevaluasi perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dalam enam bulan serta engevaluasi langkah dan respon pemerintah dalam menangani Covid-19. 

"Juga untuk mengidentifikasi agenda-agenda besar dalam enam bulan ke depan dan kaitannya dengan pandemic Covid-19, serta mengantisipasi potensi dan solusinya agar menjadi masukan untuk pengambilan kebijakan," kata Yayan, yang juga pemimpin Genial.ID, dalam keteranganya.
Yayan menekankan bahwa evaluasi dan proyeksi ini sangat penting. Lebih-lebih mengingat trend positif Covid-19 di Indonesia masih naik dan terdapat sejumlah agenda besar ke depan seperti jadwal Pilkada serentak di 270 wilayah di seluruh Indonesia pada tanggal 9 Desember 2020. 

"Jika tidak diantisipasi dengan detail, serius, disiplin dan tersosialisasi dengan baik maka Pilkada berpotensi menjadi klaster penyebaran Covid-19 yang luar biasa," ungkap Yayan, yang juga Wakil Sekretaris Bidang Antar-Lembaga Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI)
Betapa tidak, sambung Yayan, diperkirakan akan ada 106 juta pemilih di Pilkada 2020. Bila dengan angka partisipasi 77,5 persen sesuai target KPU, maka tak kurang dari 82 juta pemilih akan bergerak ke 305 ribu TPS yang tersebar di seluruh Indonesia. Rata-rata TPS berisikan rata-rata 350 pemilih. 

"Jika tidak dirancang dengan sangat serius, detail dan disiplin, maka boleh jadi Indonesia akan mengalami ledakan bom atom kasus Covid-19. Lonjakan kasus Covid-19 pada skala bom atom tentunya tidak akan tertampung oleh fasilitas rumah sakit. Dan ini pada gilirannya akan menimbulkan chaos dan kepanikan di masyarakat pada skala yang dapat melahirkan krisis sosial politik di level negara," Yayan mengingatkan.

Yayan menambahkan bahwa dalam webinar ini akan dipandu Ketua Dewan Pembina KSDI, Maruarar Sirait. Sementara pembicaranya adalah Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI), Komjen. Pol. Dr. Drs. Gatot Eddy Pramono, M.Si. (Wakil Kepala Kepolisian RI), Faisal H. Basri, S.E., M.A (Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia) dan Dr. M. Qodari (Direktur Eksekutif IndoBarometer).#[-]


MPA, JAKARTA - Komite Seleksi Film Indonesia memilih Garin Nugroho sebagai ketuanya, lewat rapat perdana secara daring, Kamis (10/9/20) sore. Komite yang beranggotakan 13 orang itu nantinya akan memilih film Indonesia yang akan dikirim ke ajang Piala Oscar ke-93 tahun 2021 untuk kategori The International Feature Film Award. Selain Garin sebagai ketua, rapat juga memilih Titien Wattimena sebagai sekretaris komite. 

Beberapa hal disepakati oleh komite, sebelum nantinya film terpilih akan dikirim ke Panitia Oscar. Misalnya, seluruh anggota tim akan mendapat list film berjumlah 55 film, yang akan dinilai dalam  dua hari.Tim seleksi juga akan melakukan proses penilaian awal dari tgl 11 -23 September 2020, berbasis data list film yang dikirim panitia.

Setiap anggota komite akan memilih 3-5 film dan dikirim hasilnya tanggal 23 September 2020. Prosedur memilih dikembalikan pada etika profesional masing - masing anggota dalam menilai dan memilih film. Jika ada anggota yang memerlukan melihat film yang tidak bisa diakses karena alasan tertentu, panitia wajib  menyediakan atau menghubungkan dengan produser film tersebut.

Rencananya, pada tanggal 24 September 2020 seluruh anggota akan zoom meeting melihat paparan hasil pilihan komite  seleksi sekaligus menentukan nominasi serta mendiskusikan hal hal yang diperlukan. Selain itu, dalam waktu dekat time line baru akan ditawarkan panitia kepada seluruh anggota.

Indonesia sendiri berpartisipasi mengikuti ajang Piala Oscar untuk kategori Film Fitur Internasional Terbaik sejak 1987. Penghargaan diberikan setiap tahun oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences untuk film panjang yang diproduksi di luar Amerika Serikat yang sebagian besar berisi non -Dialog bahasa Inggris.

Hingga tahun 2019, dua puluh satu film Indonesia berhasil masuk dalam Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik, namun tidak ada satupun yang masuk dalam nominasi penghargaan tersebut. Hanya pada 1988 Indonesia pernah mengirim film ke panitia Oscar, tetapi pengajuan tersebut didiskualifikasi karena tidak memiliki teks bahasa Inggris.
Satu-satunya sutradara Indonesia yang mengirimkan banyak film adalah Nia Dinata. Film Ca-bau-kan diajukan Nia Dinata saat penyelenggaraan Academy Awards ke-75 dan Love for Share-nya untuk Academy Awards ke-79.

Panitia Oscar telah mengundang industri film dari berbagai negara untuk mengirimkan film terbaik mereka ke Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik sejak 1956. Komite Penghargaan Film Berbahasa Asing mengawasi proses dan meninjau semua film yang dikirimkan. Setelah itu, mereka memberikan suara melalui pemungutan suara rahasia untuk menentukan lima nominasi untuk penghargaan tersebut. Kiriman berbahasa Indonesia dipilih oleh masyarakat film yang disahkan oleh Panitia Pelaksana Seleksi Oscar Indonesia.

Berikut anggota Komite Seleksi Oscar Indonesia:
1. Alim Sudio.
2. Tya Subiakto.
3. Benni Setiawan.
4. Widyawati
5. Chand Parwez Servia.
6. Yudi Datau.
7. Deddy Mizwar.
8. Zairin Zain.
9. Garin Nugroho.
10. Hanung Bramantyo.
11. Ilham Bintang.
12. Sentot Sahid.
13. Tittien Wattimena.#[-]

Photo Istimewa

MPA, PADANG - Kini Perumda Air Minum Kota Padang semakin mantap, perusahaan umum daerah milik Pemko Padang ini baru saja melengkapi fasilitas pengolahan air berupa penambahan Instalansi Pengolahan Air (IPA) di Balai Gadang, Kecamatan Kototangah. IPA inipun disebut IPA Taban II, Kamis (10/9/2020).

Serah terima pengelolaan barang milik negara dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar kepada Pemko Padang ini dilakukan. Agar, ke depannya pemakaian IPA itu diserahkan ke Perumda Air Minum Kota Padang guna memaksimalkan pelayanan air bersih pada masyarakat, khususnya masyarakat kota padang.

Direktur Utama Perumda Air Minum Padang, Hendra Pebrizal mengaku sangat berterimakasih pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar karena telah membangun IPA Taban senilai Rp33 miliar dengan kapasitas 100 liter per detik untuk Kota Padang.

“Dengan adanya penambahan itu maka perumda air minum kota padang sudah bisa mengakomodir sekitar 8 ribu pelanggan baru. Ketersediaan pengolahan air ini juga akan memenuhi program masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang ditargetkan sebanyak 5.000 di tahun 2021,” kata Hendra.

Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah langsung meninjau lokasi dan mengaku sangat berterima kasih pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar karena telah banyak membantu Kota Padang dalam membangunkan sarana publik. Selain IPA Taban II, ada beberapa aset lain yang diserahkan pengelolaannya pada Pemko Padang.

Yakni terang Mahyeldi, program peningkatan kawasan permukiman kumuh di Batang Arau, penataan bangunan kawasan Pantai Air Manis, hibah barang milik negara ke Pemko Padang berupa, pengembangan sistem penyehatan lingkungan permukiman, penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum.

“Terimamasih atas bantuan dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar selama ini ke Kota Padang. Kita akan tampung terus apapun agenda balai yang dilakukan untuk Kota Padang,” tandas Mahyeldi. (*/ar)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.