-->

Latest Post

Photo Istimewa


MPA,LOMBOK UTARA – Pemerintah Provinsi NTB mengucapkan selamat atas dilantiknya Pengurus Daerah Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi NTB Periode 2020 – 2025.


Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Protokol, Najamuddin Amy, S.Sos, MM, yang hadir mewakili Gubernur NTB dalam kegiatan tersebut. 


"Kami yakin kedepan, kemitraan kita akan semakin langgeng, akan semakin kuat dan akan semakin baik," ucapnya saat membuka langsung giat di Hotel Medana Bay Marina, Tanjung, Kabupaten Lombok Barat, Sabtu, 28 November 2020.


Kepala Biro Humas dan Protokol yang kerap disapa Bang Najam, menjelaskan bahwa media pers berada pada pilar demokrasi sehingga, menjadi bagian penting dalam membantu bangsa memberitakan kabar-kabar baik kepada masyarakat.  


Dari kegiatan itu, Bang Najam melihat tiga makna, yakni spektrum, jaringan dan berkesinambungan. "Spektrum itu sesuatu keadaan yang tidak terbatas pada suatu set harga atau kondisi tertentu, spektrum itu adalah sesuatu yang luas sekali. Maka kami pemerintah Provinsi ini ingin melihat JMSI ini sebagai sebuah spektrum yang berpadu prisma, menghasilkan pelangi," tambahnya. 


Pemerintah provinsi NTB, lanjut Bang Najam, sangat mendukung, mengapresiasi serta merasa bangga atas terbentuknya, JMSI terlebih di NTB. “Ini padahal baru saja dibentuk dan saya lihat disini teman-teman sangat luar biasa,” ujarnya.


Lebih jauh, Bang Najam menjelaskan bahwa Pemerintahan, baik itu kepala dinas, kepala bagian maupun kepala badan, baik yang berhubungan langsung dengan informasi, maupun yang tidak, sesungguhnya menunggu uluran tangan dari media pers untuk sama-sama bersinergi dalam membangun NTB. 


“Kami ingin dikritik, namun kritik yang membangun Provinsi NTB, membangun Kabupaten Lombok Utara ini, membangun seluruh masyarakat kita ini, karena bagaimanapun juga tanpa kehadiran teman-teman, tidak ada penyampai pesan yang baik, karena teman-teman inilah yang bisa mendidik dan mencerahkan masyarakat NTB,” imbuhnya.


Sementara itu, Sekjen PP JMSI, Mahmud Marhaba mengungkapkan jika JMSI sendiri merupakan organisasi yang tergolong baru namun begitu cepat kemajuannya. Bahkan, Pengurus Pusat JMSI baru saja dilantik beberapa waktu lalu secara langsung oleh Ketua MPR RI.


"Tentu ini tidak lepas dari dukungan semua daerah, termasuk pula Provinsi NTB dan juga tidak lepas dari dukungan pemerintah, baik itu provinsi maupun kabupaten/kota," terangnya.


Selain itu, JMSI telah mendaftarkan diri sebagai Konstituen Dewan Pers Indonesia. Sehingga, Mahmud berharap JMSI segera akan menjadi perusahaan pers yang amanah dan tentunya profesional.


Mahmud juga turut menyampaikan bahwa NTB telah masuk ke dalam 10 provinsi yang diverifikasi dari 29 provinsi yang ada di Indonesia. Ia kemudian memberikan beberapa wejangan dan masukan bagi media pers dan juga pemerintah.


Salah satunya yakni menjaga kode etik dan profesionalitas. Hal ini disebutnya dapat dibuktikan apabila media tersebut telah terdaftar di Dewan Pers. Oleh sebab itu, media juga diminta agar dapat membuat informasi dan berita yang berimbang dan sama proporsinya.


"Ke depan mari kita membangun secara bersama-sama wibawa dan marwah pers, dan itu ada di pundak teman-teman semua," ajaknya.


Pada kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Lombok Utara, yang dalam kesempatan ini diwakili Sekda Kabupaten Lombok Utara, H. Raden Nurjati, menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya pengurus daerah JMSI Provinsi NTB. 


Selain itu, Raden juga menuturkan rasa terima kasih JMSI atas dipercayakannya Pemerintah Kabupaten Lombok Utara sebagai lokasi pelaksanaan Rakerda I JMSI Provinsi NTB tersebut. Hal itu, tentu akan menjadi citra positif, terlebih dalam masa yang sulit seperti saat ini yakni Pandemi. 


"Dengan acara ini akan membawa dampak yang positif bagi Kabupaten Lombok Utara, khususnya pada sektor pariwisata. Melalui pengurus daerah ini, kami memohon bekerjasama dengan baik, dalam kita memberikan pengertian yang baik kepada masyarakat kita," ujarnya.*[-]

Photo Istimewa

MPA,BANDA ACEH - Kapolda Aceh, Irjen Pol Wahyu Widada, sangat layak pimpin Polri menggantikan Kapolri Idham Aziz yang akan purna tugas pada Januari 2021 mendatang. Hal tersebut disampaikan Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh, Hendro Saky, dalam siaran tertulisnya, Sabtu, 27 Nopember 2020.


Menurut Hendro Saky, selama pimpin jajaran Polda Aceh, Irjen Pol Wahyu Widada dinilai berhasil berkontribusi besar dalam penanganan Covid, perang terhadap narkoba, dan pembenahan internal kepolisian dalam tugas-tugasnya memberikan pelayanan terhadap masyarakat.


Beberapa keberhasilan penting yang dilakukan Polda Aceh, terkait penangkapan sabu 81 kilogram dan ratusan ribu pil ekstasi. Selain itu juga yang bersangkutan memiliki program sosialisasi gerakan memakai masker, dan pelayanan sosial kepada masyarakat terdampak Covid-19.


Dalam kapasitas sebagai orang nomor satu di jajaran kepolisian Polda Aceh, Wahyu Widada memiliki komunikasi yang sangat baik terhadap media, dan beberapa kasus kekerasan terhadap wartawan dapat ia tuntaskan, seperti kasus wartawan LKBN Antara di Aceh Barat.


Ditambahkan Hendro Saky, sebagai lulusan Adhi Makayasa Akpol 1991, tentu Wahyu Widada sangat layak pimpin Polri, memiliki latarbelakang dua kali jabat Kapolda, dan segudang pengalaman lainnya. Tentu prestasi tersebut jadi alat ukur yang objektif Bapak Presiden dapat mempertimbangkan yang bersangkutan dapat memimpin Kepolisian Republik Indonesia kedepan.*[-]

Duber RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi. (Photo Istimewa)


MPA,JAKARTA -  Asia Tenggara dan negara-negara anggota ASEAN memiliki arti penting bagi Republik Korea atau Korea Selatan. Hubungan Korea Selatan dengan kawasan ini dimulai pertama kali melalui ASEAN-ROK Partnership Dialogue yang diselenggarakan November 1989. 


Kualitas hubungan itu meningkat dari tahun ke tahun dan semakin signifikan setelah kunjungan ke Jakarta di bulan November 2017 Presiden Moon Jaein mengumumkan kebijakan baru yang diberi nama New Southern Policy (NSP). 


Dengan kebijakan ini, Korea Selatan ingin meningkatkan kualitas hubungannya dengan India dan Asia Tenggara sehingga memiliki kualitas yang sama seperti hubungan Korea Selatan dengan mitra tradisional mereka yakni Republik Rakyat China, Jepang, Amerika Serikat, dan Federasi Rusia. 


Demikian antara lain dikatakan Kepala Misi Korea Selatan untuk ASEAN, Dutabesar Lim Sungnam, ketika memberikan sambutan dalam webinar internasional bertema “ASEAN-Korea Cooperation Upgrade, Focusing on the New Southern Policy” yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Politik RMOL, pada Kamis (26/11).


Selain dirinya, sambutan juga diberikan oleh Dutabesar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, yang berbicara dari Seoul, dan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Amany Lubis.


“Indonesia selalu menjadi panggung utama (center stage) NSP. Jakarta, dimana Sekretariat ASEAN berada, merupakan Ibukota ASEAN. Bukan sebuah kebetulan, Presiden Moon Jaein mendeklarasikan NSP di Jakarta tiga tahun lalu,” ujarnya.


Dia menambahkan, NSP berhasil meletakkan dasar yang lebih kokoh untuk kemitraan ASEAN dan Korea Selatan.


Sebagai contoh, tahun lalu volume perdagangan ASEAN dan Korea Selatan tercatat lebih dari 150 miliar dolar AS. Korea Selatan menjadi partner dagang terbesar kelima bagi ASEAN, sementara ASEAN adalah parner dagang terbesar kedua bagi Korea Selatan. 


Pada bagian lain, Dubes Lim Sungnam  juga mengatakan, November adalah bulan spesial bagi Korea Selatan dan ASEAN. Keputusan-keputusan penting terkait hubungan kedua belah pihak kerap dilakukan di bulan November, termasuk ASEAN-ROK Commemorative Summit yang berlangsung di Busan tahun lalu. 


Sementara pekan lalu, dalam ASEAN-ROK Summit ke-21, Presiden Moon Jaein mengumumkan NSP Plus yang fokus pada tujuh bidang.  Enam di antaranya adalah pengembangan SDM, pertukaran kebudayaan , perdagangan dan investasi, pembangunan kawasan pedesaan dan perkotaan, industri masa depan, dan keamanan non-tradisional. 


Serta satu bidang lainnya adalah pelayanan kesehatan terkait dengan penyebaran pandemi Covid-19 yang harus dihadapi bersama masyarakat dunia.


Dubes Lim Sungnam mengutip satu pepatah dalam bahasa Indonesia yang berbunyi, “berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing” untuk menggambarkan arti penting kerjasama kedua kawasan dalam menghadapi pandemi Covid-19.


*Partner Terbesar Dalam Waktu Dekat*


Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, dalam sambutannya menyampaikan optimisme bahwa dalam waktu dekat ASEAN dapat menjadi partner terbesar Korea Selatan. 


Setidaknya, keyakinan dan optimismenya itu didukung oleh tiga unsur yang saling melengkapi (compatibility) antara Korea Selatan dan ASEAN. 


“Pertama, kompatibilitas di bidang sumber daya. ASEAN dan Korea Selatan memiliki semua sumber yang dibutuhkan untuk membangun rantai nilai (chain values) kita sendiri. Dari sumber daya alam, sumber daya manusia, sampai kapital dan teknologi,” ujarnya. 


Kedua, adalah kompatibilitas demografi. Kedua kawasan, sebutnya, berada pada waktu yang tepat untuk menciptakan solusi atas isu aging society di Korea Selatan, dan di saat bersamaan isu penciptaan lapangan kerja untuk anak-anak muda ASEAN.


Sementara kesamaan ketiga, masih kata Dubes Umar Hadi, adalah visi transformasi yang dimiliki pemimpin-pemimpin ASEAN dan Korea Selatan. 


“Saya yakin tahun 2020 akan dikenang tidak hanya karena pandemi global Covid-19 dan penderitaan yang dibawanya untuk banyak orang, tetapi yang lebih penting (tahun 2020) akan dikenang sebagai fajar bagi transofrmasi besar,” katanya lagi. 


Dubes Umar Hadi mengingatkan, bahwa faktor pendorong utama ke arah transformasi besar ini adalah inovasi. Hubungan ASEAN dan Korea Selatan yang lebih dekat, sambungnya, akan menciptakan kekuatan baru inovasi dan teknologi. 


*Memperkuat Kerjasama di Era Pandemi* 


Adapun Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Amany Lubis, dalam sambutannya menekankan arti penting kerjasama kawasan di era pandemi Covid-19.


Selain itu, ASEAN dan Korea Selatan juga perlu mengedepankan pendekatan keamanan dan perdamaian di tengah ketegangan yang masih kerap terjadi di perairan Laut China Selatan.


“Kami siap menjadi bagian dari kerjasama ini. Kita memiliki kepentingan bersama dalam mengembangkan kerjasama yang lebih kuat karena pandemi membutuhkan kemitraan regional yang semakin kuat,” ujarnya.


“ASEAN dan Korea Selatan tertantang untuk menjalin kerjasama menghadapi ketegangan antara China dan Amerika,” sambungnya sambil menambahkan, perang dagang di antara kedua raksasa dunia itu juga berpotensi menciptakan krisis ekonomi.


Webinar internasional yang berlangsung selama hampir enam jam itu dibagi dalam tiga tema besar, “Progress and Outcome of the NSP”,  “ASEAN’s Expectation and New Projects
from the NSP Under the US-China Conflict and Covid-19’, dan “Advises to Upgrade the Cooperation in the NSP”.


Webinar diikuti tidak kurang dari 250 peserta yang banyak di antaranya adalah mahasiswa jurusan hubungan internasional dari sejumlah universitas seperti Universitas Padjadjaran, UIN Syarif Hidayatullah, dan Universitas Jenderal Achmad Yani. 


Pembicara-pembicara yang hadir adalah Direktur Urusan Asia Timur dan Pasifik Kemlu RI Santo Darmosumarto, Minister Counselor Misi Korea Selatan untuk ASEAN Yoo Sanguk, Rektor Unjani Prof. Hikmahanto Juwana, dosen President University Teuku Rezasyah, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ali An Sungeun dan Badrus Sholeh, peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Andrew W. Mantong, dan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nanto Sriyanto.[-]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.