-->

Latest Post

JAKARTA  - MEDIAPORTALANDA - Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Teguh Santosa menilai, pengajuan nama Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo ke DPR RI sangat tepat dan didasarkan pada UU. Sebab, dengan segudang pengalaman yang dimiliki Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu, institusi TNI akan lebih baik dan profesional kedepannya.


Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/11/2021), Teguh Santosa yang juga merupakan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) itu menyebutkan, pengusulan Jenderal Andika Perkasa kepada DPR RI sudah sesuai dengan aturan yang dijelaskan dalam UU Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

Ditambahkan Teguh lagi, dalam pasal 13 UU Nomor 34 tahun 2004 itu, disebutkan bahwa, jabatan Panglima sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap-tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.


Jadi, sudah sangat jelas bahwa, tidak ada kewajiban Presiden menunjuk calon Panglima TNI secara bergiliran, namun penjelasannya adalah dijabat secara bergantian.


Diketahui, sejak hadirnya UU Nomor 34 tahun 2004, jabatan Panglima TNI kerap bergilir dari tiap matra angkatan di tubuh TNI. Marsekal Hadi Tjajanto yang saat ini menjabat panglima TNI merupakan unsur dari Angkatan Udara, menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo dari unsur Angkatan Darat.


Jika merujuk proses penggiliran tersebut, semestinya kans Jenderal Bintang Empat dari TNI AL yang menjabat sebagai Panglima TNI. Namun, tanggal 3 November 2021, Presiden RI Joko Widodo telah mengirimkan surat presiden (supres) kepada DPR RI dengan mengusulkan calon tunggal, Jenderal TNI Andika Perkasa dari matra darat.


Teguh kembali melanjutkan, frasa dalam UU TNI sangat jelas, disebutkan Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian, sehingga tidak harus bergiliran.

Yang terpenting juga harus diperhatikan lagi, sambung Teguh, pada ayat (3) pasal 13 ditegaskan bahwa,  pengangkatan dan pemberhentian Panglima dilakukan berdasarkan kepentingan organisasi TNI. 


“Nah, dari pasal itu tentu Presiden Ri sudah mempertimbangkan penunjukan Jenderal Andika Perkasa berdasarkan kebutuhan organisasi TNI saat ini,” demikian terang Teguh.*

PADANG - MEDIAPORTALANDA - Kakanwil Kemenag Sumbar Helmi mengingatkan tentang pentingnya sikap moderasi dalam beragama. Mengingat dengan paham moderat ini, umat Islam dapat mencegah berkembangnya paham radikalisme, sehingga toleransi antar sesama umat beragama bisa terus terjaga, khususnya di dlingkungan sekolah.


Hal ini ditekankan Kakanwil Helmi saat menjadi pemateri pada Seminar Nasional  Penerapan Nilai-nilai Moderasi Beragama pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) & Budi Pekerti Selasa (02/11) siang di Hotel Rangkayo Basa, Padang.


Pada acara yang dirangkai dengan Forum Group Diskusi Impelemntasi Nilai-nilai Moderasi pada PBM PAI berbasis E-Learning di SMA Kota Padang ini, Helmi mengajak guru beserta siswa dan siswi untuk mengimplementasikan program moderasi beragama di lingkungan pendidikan sekolah.


Helmi yang didampingi oleh Kepala Kakankemenag Kota Padang Edi Oktaviandi menekankan pentingnya peran guru yang bisa menjadi pintu masuk ekstremisme beragama di sekolah, jika tidak dikelola secara baik.


Mengingat guru adalah pemegang peran terpenting dalam proses transformasi pengetahuan di sekolah. Ia mengajak guru agama untuk dapat mendorong terciptanya suasana pendidikan yang kondusif dan mendorong siswanya mampu berpikiran moderat.


Harapannya tentu saja membangun kolaborasi yang baik dengan pihak terkait. Termasuk, pembinaan siswa lewat kegiatan ekstrakurikuler dan ajang perlombaan bisa meningkatkan kualitas siswa dibidang agama.


Ia menyebut informasi bisa diakses melalui media apapun termasuk hal yang berkaitan dengan pemahaman keagamaan di kalangan guru maupun siswa.


Hal ini, lanjutnya akan mempermudah akses oknum-oknum tertentu yang berniat untuk mendoktrin pikiran siswa dan guru menjadi radikalisme yang tidak toleran. Untuk itu perlu adanya program khusus dalam upaya menjaga dan melindungi siswa dari paham tersebut di lingkungan sekolah.


Disisi lain mengapresiasi FGD, Helmi mencontohkan keberhasilan konsep pendidikan di Finlandia. “Di Finlandia, kegiatan FGD ini, mereka istilahkan capacity building. Dalam satu bulan guru guru mereka bisa mendapatkan 120  jam dalam berbagai metode.  Apakah workshop, bimtek, FGD, dan lain lain. Begitu pula di Japan bisa menghabiskan 100 jam dan Malaysia 90 jam. “ujarnya dihadapan seluruh peserta seminar.


Maka sangat tepat langkah Kemenag hari ini melalui Dirjen Pendis, Prof. Ali Ramdani, yang menginginkan kegiatan KKGMP bisa lebih diperkuat. Karena dinilai akan membangun kualitas guru.Upaya ini, sudah ditindaklanjuti hingga ke Komisi VIII DPR RI.


“Dan sudah disetujui anggaran 1.8 T. Untuk itu, diharapkan Disparitas guru kita janganlah terlalu tinggi di Sumbar. Ada guru yang sudah bisa  bikin digitalisasi pembelajaran. Ada juga guru yang gak kenal mengoperasikan laptop. Maka inilah jawabannya. PAI ini telah melahirkan 6 presiden di Indonesia Sukarno, Suharto, Habibi, gusdur, Megawati, SBY dan Jokowi. “jelasnya.


Pihaknya mengaku sepakat memperkuat PAI, karena bagaimanapun lebih besar tantangannya di PAI ketimbang di madrasah. 


“Semoga dengan FGD diharapkan agar guru guru PAI semakin sukses.”ucap helmi.


Tak lupa Helmi menyemangati guru PAI SMA di Kota Padang atas terselenggaranya kegiatan seminar nasional dan FGD itu.


“Kami menghargai kegiatan ini. Mengingat  sekarang ini kita lebih gencar menggiatkan moderasi beragama. Dan ini sudah dicantumkan dalam pembangunan jangka menengah Indonesia 2020-2024. Sudah termasuk visi dan misi kemenag,” imbuhnya.


Menurutnya visi Kemenag bertujuan meningkatkan kesalehan  umat beragama. “Kalau tidak meningkat, kita gagal mencapai misi.”sebut Helmi lagi.


Selanjutnya Helmi  menekankan kembali bagaimana memperkuat moderasi beragama dan kerukunan beragama. ‘Moderasi beragama itu seperti yang sudah ada dalam  agama kita.”tambahnya.


Ia meyakini moderasi itu berawal dari isu radikalisme dan intoleransi. Apa indikator orang yang moderat itu? Sambungnya.


Pemahaman moderat pasti diiringi komitmen kebangsaan yang kuat. “Gak ada yang ingin mengganti ideologi negara Indonesi.  Karena masalah ideologi dan bentuk negara kita sudah disepakati oleh founding fathers kita. Disayangkan, kalau ada kelompok yang ingin membangkitkan khilafah.”tuturnya.


Helmi mengajak seluruh komponen di sekolah, ASN, dan masyarakat untuk tidak mudah dipengaruhi berita-berita yang melemahkan moderasi beragama. Terlebih lagi, Helmi mengaku baru saja mengikuti rapat virtual dan koordinasi se-Indonesia bersama Menag. “Nantinya Semua ASN di kalangan Kemenag dan di luar Kemenag akan diberikan penguatan moderasi beragama ini.”sebutnya 


Indikator lain pemahaman moderat adalah tidak ingin menyelesaikan permasalahan dengan kekerasan, ucap Helmi.


“Kita menghormati yang tidak sepaham dengan kita, menghargai kearifan lokal.”lanjutnya.


Helmi mengisahkan pemimpin besar yang digembleng  disuaru masa dahulu. Terbukti melahirkan pemimpin besar di negara Indonesia, bung Hatta, Sutan Syahrir, Agus Salim, dll.


Disamping peran sekolah, pendidikan di surau itu juga tak kalah penting. “Pendidikannya sepanjang tahun. Hanya saja, Helmi tak menampik. Ia sedikit menyayangkan, jika faktanya akhir akhir ini surau kurang diperhatikan.


“Pak gubernur setuju hafidz/Hafidzah kita yang juara ditempatkan di Masjid dikasih penghargaan dan difasilitasi kedai dekat masjid agar dapat penghasilan. Ini ide cemerlang. Ada pula program Tahfiz saat tamat di sekolah harus hafidz 3 juz. Maka harus ada back-up dari kepala sekolah, maka kita perlu diperkuat regulasi, ormas dan tokoh agama. “pintanya.


"Atas nama pimpinan Kemenag kami sampaikan terimakasih pada guru yang telah mendidik putra-putri mendapat imbalan dunia akhirat.  Kami mohon maaf Bila upaya bapak/ibu belum sebanding dengan apa yang diperoleh."tandasnya menutup materi. (**)

Photo Istimewa

PADANG - MEDIAPORTALANDA - Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Teddy Minahasa, SH. S.Ik menyerahkan penghargaan pada personel yang dinilainya berprestasi. Penyerahan penghargaan ini dilakukan pada, Senin (1/11) di lapangan Mapolda Sumbar.


Personel penerima penghargaan dibagi dalam beberapa kategori, diantaranya adalah: 

A. Personel yang diperbantukan di Satuan Wilayah/Polres telah berhasil membawa jumlah masyarakat terbanyak dalam rangka percepatan vaksinasi Polda Sumbar :

1. Terbaik I : Kombes Pol Joko Ananto, SIK, MH jabatan Auditor Kepolisian Madya TK. III Itwasda Polda Sumbar.

2. Terbaik II : AKBP Hasanuddin, S.Ag jabatan Irbid I Itwasda Polda Sumbar.

3. Terbaik III : AKBP Sugeng Hariyadi, S.Ik jabatan Irbid II Itwasda Polda Sumbar.


B. Kapolres yang telah berhasil melebihi targetnya / membawa jumlah masyarakat terbanyak dalam kegiatan vaksinasi massal dalam rangka SUMDARSIN (Sabtu 30 Oktober 2021) di lingkungan Polda Sumbar :

1. Terbaik I : AKBP Sri Wibowo, SIK, MH jabatan Kapolres Pesisir Selatan.

2. Terbaik II : AKBP Muhammad Ikhwan Lazuardi, SH, SIK, MH, jabatan Kapolres Sijunjung.

3. Terbaik III : AKBP M. Aries Purwanto, SIK Jabatan Kapolres Pasaman Barat.


C. Satker yang telah berhasil melebihi targetnya / membawa jumlah masyarakat terbanyak dalam kegiatan vaksinasi massal dalam rangka SUMDARSIN (Sabtu 30 Oktober 2021) di lingkungan Polda Sumbar :

1. Terbaik I : Satker Itwasda Polda Sumbar.

2. Terbaik II : Satker Ditbinmas Polda Sumbar.

3. Terbaik III : Satker Biro SDM Polda Sumbar.


D. Personel Satker Polda yang telah berhasil melebihi targetnya / membawa jumlah masyarakat terbanyak dalam kegiatan vaksinasi massal dalam rangka SUMDARSIN (Sabtu 30 Oktober 2021) di lingkungan Polda Sumbar :

1. Terbaik I : Ipda Ril Putra, jabatan PS. Paur Sibinorsosmas Subditbinpolmas Ditbinmas Polda Sumbar.

2. Terbaik II : AKP Nasirwan, S.Sos, jabatan PS. Kanit Subdit 4 Ditintelkam Polda Sumbar.

3. Terbaik III : Briptu Rio Puska Saputra jabatan Ba Ditresnarkoba Polda Sumbar.


E. Personel Vaksinator terbaik di lingkungan Polda Sumbar pada kegiatan vaksinasi massal  dalam rangka Sumatera Barat Sadar Vaksin :

1. Terbaik I : Pengatur I Fitri Yanti, Amd.Keb, Jabatan Bakes Unit I Poliklinik Biddokkes Polda Sumbar.

2. Terbaik II : Penata Asmawati Andjung, Amd.Kep, Jabatan Paur Uryankes Subbidkespol Biddokkes Polda Sumbar.

3. Terbaik III : Elfi Agustian, STR,Keb. Jabatan PNS RS. Bhayangkara TK. III Padang.


Dalam sambutannya, Kapolda Sumbar mengucapkan terimakasihnya kepada personel yang telah berkontribusi dalam mensukseskan program pemerintah, dengan mengajak masyarakat untuk Vaksinasi. 


"Ini bukan kerja keras Kapolda maupun Wakapolda, tapi kontribusi dari rekan-rekan semuanya. Secara pribadi dan selaku Kapolda Sumbar menyampaikan terimakasih dan memberikan apresiasi kepada semua," ujarnya. 


Dirinya berharap, agar personel Polda Sumbar lainnya untuk dapat juga mensukseskan vaksinasi kepada masyarakat. "Kalau perlu seluruh personel kita berikan penghargaan," ungkapnya. 


Pada kesempatan itu juga, Irjen Pol Teddy Minahasa menyerahkan Penghargaan kepada pemenang lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 Piala Kapolda Sumbar.


Untuk juara I didapat oleh M. Anzar Kusuma dengan nomor urut 24. Juara II adalah M. Fathur R Jodi dengan nomor urut 32, dan juara III adalah Rafiq Gusly Abdul dengan nomor urut 28.


Untuk pemenang Harapan I ialah Rahmat Fernando dengan nomor urut 13, Harapan II Dedi Purwanto dengan nomor urut 09, dan Harapan III adalah Wahyu Kurniawan dengan nomor urut 12.


Apel pemberian penghargaan ini diikuti Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardianto, S.I.K.,M.Si, Irwasda Polda Sumbar, Pejabat Utama Polda Sumbar, Kapolres/Ta sejajaran Polda Sumbar dan Personel Polda Sumbar.(bhps)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.