-->

Latest Post

JAKARTA - MEDIAPORTALANDA - Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo bertolak menuju Provinsi Nusa Tenggara Barat, dalam rangka kunjungan kerja, pada Kamis, 13 Januari 2022. Kepala Negara bersama rombongan terbatas lepas landas melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, sekitar pukul 07.00 WIB.


Setibanya di Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid, Kabupaten Lombok Tengah, Presiden Jokowi diagendakan untuk meninjau sejumlah fasilitas bandara yang akan digunakan oleh para peserta dan penonton MotoGP 2022.

Usai peninjauan, Presiden Jokowi dan rombongan akan melanjutkan perjalanan menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah. Presiden akan meninjau kesiapan jalur _bypass_ menuju KEK Mandalika dan sejumlah fasilitas pendukung yang ada di KEK Mandalika.


Setelahnya, Presiden Jokowi diagendakan untuk meresmikan peluncuran Injourney Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung yang digelar di Pantai Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah.


Sore harinya, Presiden akan menggelar rapat terbatas serta meninjau kawasan UMKM yang ada di Bazaar Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah. 


Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M. Tonny Harjono, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Tri Budi Utomo. (**)




PADANG - MEDIAPORTALANDA - Bentuk dan sikap tegas dari Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa P, SH. S.Ik. MH terkait penindakan terhadap anggotanya yang bermain-main maupun membeking terhadap praktik yang menyimpang dengan ketentuan hukum, mendapatkan respon positif dan apresiasi dari beberapa tokoh di Sumbar. 


Seperti dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Padang, yang menilai dengan sikap tegas Kapolda Sumbar tersebut sebagai bentuk jawaban atas keresahan umat selama ini. Kapolda dianggap sudah menjalankan prinsip ahlus sunnah.


Ketua MUI Padang, Japeri Jarap mengatakan selama ini masyarakat resah dengan maraknya prostitusi di Sumatera Barat. Namun, keresahan itu acap kali hanya terpendam karena minimnya dorongan pencegahan yang dilakukan.


"Prostitusi tumbuh subur. Masyarakat sangat resah menyaksikannya. Merusak. Apalagi di Sumatera Barat yag dikenal agamis ini," kata Japeri Jarap, Rabu (12/1).


Namun, keresahan itu kini mulai hilang setelah Irjen Pol Teddy Minahasa selaku Kapolda Sumbar mengeluarkan sikap tegas soal pemberantasan praktik prostitusi. Ketegasan itu terlihat dengan diprosesnya lima oknum polisi yang diduga menjadi beking bisnis esek-esek itu.


"Apa yang dilakukan Kapolda Sumbar saat ini merupakan jawaban atas keresahan yang selama ini dirasakan oleh masyarakat. Kapolda sudah memberikan contoh dan bukti konkrit. Ini sangat baik," ujarnya.


Tindakan Kapolda dianggap Japeri sebagai cerminan ahlus sunnah. "Penindakan ini sebagai pesan dari Kapolda kalau jangan ada yang mencoba merusak Sumbar degan prostitusi. Langkah yang sangat mencerminkan ahlus sunnah," sambung Ketua MUI Padang. 


MUI, kata Japeri, sangat berterima kasih dengan apa yang sudah dilakukan Kapolda dan jajaran. Sikap itu memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi Sumatera Barat.


"Pemimpin yang berani bersikap tegas seperti inilah yang sangat dibutuhkan Sumatera Barat. MUI berterima kasih atas sikap yang diambil Kapolda Sumbar dan jajaran," ujar Japeri.


Dipastikan Japeri, MUI Padang akan selalu ada di samping Polda dalam melakukan upaya dan program kemaslahatan umat. "MUI pasang badan untuk Polda Sumbar, apalagi kalau program yang dijalankan itu menyangkut norma-norma agama," sebutnya.


Ketua LKAAM Sumbar 


Senada dengan MUI Padang, apresiasi juga disampaikan dari Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Fauzi Bahar Datuak Nan Sati. 


Dia mengaku salut dengan sikap Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa Putra yang menindak oknum polisi terduga pembeking lokasi prostitusi.


Fauzi Bahar memandang, sosok Teddy Minahasa sebagai Kapolda yang berani dan mau berkuras keringat untuk kemaslahatan orang banyak. Selain sikapnya yang tidak tebang pilih dalam penindakan hukum, juga daya juangnya dalam menyemarakan vaksin di Sumbar.


"Nama Kapolda Sumbar sekarang sangat bagus. Kinerjanya luar biasa. Lihat saja, bagaimana Kapolda memimpin vaksinasi. Semua pihak dirangkul, warga diajak dengan baik. Ini contoh pemimpin yang sangat baik," ujar Fauzi Bahar. 


Ketua LKAAM Sumbar ini berharap, intruksi dan sikap Kapolda Sumbar terkait pemberantasan maksiat, dan penindakan bekingnya tidak berhenti begitu saja, tapi lebih diperdalam. Pemerintah daerah juga wajib bersikap seperti sikap yang diperlihatkan oleh Kapolda.


"Kalau semuanya bergerak, saya yakin persoalan tuntas. Kapolda sudah bergerak, kita tunggu juga sikap dari kepala daerah. Maksiat ini merusak tatanan kehidupan, anak kemenakan kita," ujarnya.(bhps)

SUMBAR - MEDIAPORTALANDA - Hari masih terbilang pagi, mentari pun masih “malu-malu” menampakan rupa pada Kamis 6 Januari 2022, sekitar jam 07.05 WIB itu. Kendati begitu, kondisi tersebut tak menjadi halangan untuk melakukan perbincangan santai dengan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perkumpulan Perusahaan Perusahaan Media Online Indonesia (MOI) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Anul Zufri SH, MH.


Sambil menyeruput kopi robusta hasil alam Kabupaten Solok Selatan disebuah warung kawasan GOR Haji Agus Salim Padang, Anul Jufri mulai perbincangan terkait aspek kesejahteraan wartawan yang dinilainnya masih rendah, khususnya Sumbar.


Dalam penilaian Anul Jufri, Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) di Sumbar masih rendah, dan hal itu berdampak pada minimnya tingkat kesejahteraan dan pendidikan wartawan di Sumbar. Meskipun demikian kata dia menambahkan, kebebasan pers dalam menjalankan tugas jurnalistik skornya masih bagus.


“Sampai hari ini persoalan gaji yang rendah masih menjadi tantangan untuk menjadikan jurnalis profesional dalam menjalankan tugasnya. Perusahaan media semestinya mampu menggaji jurnalisnya minimal sesuai dengan upah minimum provinsi (UMP) yang setiap tahunnya terus naik,” kata Anul. 


Hal tersebut kata dia, harus menjadi catatan penting dan menjadi perhatian khusus bagi kepala daerah juga berbagai kalangan yang ada di Sumbar.  


"Ini harus menjadi perhatian semua tanpa menyalahkan siapapun. Dan menjadi bagian penting dari tugas komunitas publik media jurnalistik itu sendiri,” ujarnya.


Walau demikian, kata pria yang berhasil mempertahankan tesis S2-nya berjudul Pertanggung Jawaban Perusahaan Pers Terhadap Kesejahteraan Wartawan di Kota Padang dihadapan empat orang profesor bidang hukum dengan nilai sangat bagus ini pada tahun 2018 itu, hal ini mungkin bisa diatasi bila seorang kepala negara maupun kepala daerah memiliki perhatian khusus akan kesejahteraan para kuli tinta terbuat, paling tidak ia memahami beratnya tugas dan tantangan seorang wartawan di lapangan.


“Bila kepala negara atau kepala daerah memiliki pengetahuan atau memiliki pengalaman pernah menjadi wartawan, maka ia tentu akan memiliki perhatian terhadap hal ini. Ini sangat memungkinkan terjadi, karena sejarah mencatat jika tiga Presiden Republik Indonesia memiliki segudang pengalaman di bidang jurnalistik, yaitu Presiden Soekarno, BJ Habibie, dan Gus Dur,” kata Anul dengan mimik serius.


Bung Karno kata dia, senantiasa memakai nama Bima ketika menulis di Oetoesan Hindia, koran milik Tjokroaminoto, yang merupakan bapak kosnya di Surabaya. Ia juga pernah aktif sebagai anggota dewan redaksi Bendera Islam, suratkabar yang kemudian hari berganti nama Fadjar Asia. 


“Soekarno bersama kawan-kawannya sesama mahasiswa, juga pernah menerbitkan majalah Soeloeh Moeda Indonesia, pada 1926. Majalah bulanan ini dipimpin dan diterbitkan Bung Karno dengan segala biaya yang ia kumpulkan dari honorariumnya sebagai seorang arsitek,” beber Anul Zufri.


Sedangkan BJ Habibie, kata Anul lagi, bahkan disebut sebagai 'Bapak Jurnalis', karena Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang menjadi titik awal kebebasan pers lahir dan ditandatangani pada masa kepemimpinannya menjadi Presiden RI ke-3. Kemudian Gus Dur, seorang presiden yang dikenal sebagai Pahlawan Pluralisme ini, pernah menjadi jurnalis di majalah Sastra Horizon dan Budaya Jaya. Gus Dur juga aktif sebagai kontributor utama Majalah Prisma dan Panji Masyarakat yang didirikan Buya Hamka. 


“Gus Dur juga aktif menulis di Majalah Tempo dalam kurun tahun 1975 - 1992," ungkap Anul Jufri.


Tak hanya itu kata Anul menambahkan, Wakil Presiden Adam Malik juga merupakan seorang wartawan. Adam Malik dan beberapa tokoh jurnalis pergerakan nasional mendirikan Kantor Berita Antara di Jakarta pada 1937, dan bisa mencapai posisi puncak walau ijazahnya tidak bisa dibilang tinggi.


“Jika dilihat dari ijazahnya, Adam Malik hanya lulusan sekolah dasar. Meski di masa kini tampak remeh. Pada sebelum 1940-an, bisa sekolah hingga level SD adalah sebuah keberuntungan,” ungkap Anul.


Jadi kata Anul, dalam pengamatannya, tiga orang mantan presiden dan seorang wakil presiden yang “berasal” wartawan itu jelas-jelas berbeda lakek tangannya dengan mantan presiden lainnya. 


Berkaca dari pengalaman itu, kata Anul, agar persoalan kesejahteraan wartawan di Sumbar yang dinilainnya masih rendah itu, mungkin bisa dicarikan solusinya bila masyarakat cerdas untuk melirik dan memilih kepala daerah yang memiliki latar belakang seorang wartawan.


Sumbar kata Anul menegaskan memiliki sosok mantan wartawan yang dinilai tokoh dan takah untuk dianjuangkan dan berpengalaman di panggung politik nasional. Ia adalah Dr. H. Alirman Sori, S.H., M.Hum., M.M, yang merupakan seorang politikus dan senator yang menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Barat untuk periode tahun 2009-2014 dan 2019 – 2024 serta pernah menjadi Ketua DPRD Kabupaten Pesisir Selatan pada periode 2004-2009.

“Dengan pengalaman beliau sebagai mantan wartawan Harian Singgalang dan kiprah politiknya di kancah nasional, saya yakin Alirman Sori mampu memberi perubahan bagi Sumbar dan mencarikan solusi terhadap persoalan minimnya tingkat kesejahteraan wartawan,” kata Anul Zufri. ,(**)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.