-->

Latest Post

PADANG PARIAMAN - MEDIAPORTALANDA - Bupati Padang Pariaman melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas Sosial P3A) Kabupaten Padang Pariaman beserta BAZNAS Kabupaten Padang Pariaman bertindak cepat memberikan bantuan atas kejadian yang menimpa kebakaran Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambuang Kapua Sungai Sariak Kecamatan VII Koto, yaitu dengan memberikan bantuan uang tunai dan logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar agar tidak menimbulkan masalah sosial lainya pasca terjadi kebakaran, (28/09/22).


Pada kesempatan itu bantuan langsung diserahkan oleh Bupati Padang Pariaman didampingi Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Padang Pariaman Dra. Sumarni, M.Pd beserta Ketua BAZNAS Kabupaten Padang Pariaman Dr. Rahmat TK. Sulaiman, MM.

Dalam sambutannya beliau menyampaikan rasa prihatin yang sangat dalam atas kejadian ini dan turut serta merasakan musibah yang menimpa Pondok Pesantren Nurul Yaqin ini. “ Musibah itu suatu ketetapan dari tuhan Yang Maha Esa kita tidak bisa menduga kapan dan dimana datangnya, oleh sebab itu apa yang dirasakan korban kita juga merasakannya, ibarat kata pepatah minang Kabukik samo mandaki kalurah samo manurun sadanciang bak basi saciok bak ayam ringan samo kito jinjiang barek samo kito pikua, sebagai bentuk kebersamaan itu Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman. Melihatkan tanda kebersamaan itu, karena kita berkeinginan untuk memberikan pelayanan yang paling terbaik untuk semua lining sektor, “ tutur Bupati yang akrab dengan sapaan Aciak ini.


Bupati Padang Pariaman mengimbau dan meminta agar setiap kecamatan dan nagari di Kabupaten Padang Pariaman lebih meningkatkan peran dalam memberikan pelayanan yang prima sebagaimana dalam peyampaianya. Kepada semua kecamatan dan nagari yang ada di Kabupaten Padang Pariaman untuk selalu tangguh dan harus lebih terdepan dalam mencari solusi atas setiap bencana yang terjadi diwilayahnya masing-masing sebagai tanda kahadiran pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai Padang Pariaman Berjaya“  tuturnya dengan harapan besar.


Bupati Padang Pariaman Suhatribur dalam sambutannya juga berpesan kepada santriawan dan santriwati dalam bentuk layanan dukungan psikososial, “santri-santri jangan pernah menyerah dan teruslah berjuang untuk menuntut ilmu semoga kelak menjadi cendikiawan muslim sebagai generasi penerus bangsa di Padang Pariaman” tuturnya sembari diamini oleh seluruh santri yang hadir.


Camat VII Koto Nini Arlin, S.Sos, MM didampingi Ketua Yayasan H. Azrul Tk. Mudo, SE, MM dan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ali Basar Tk. Sinaro, S.Pd.I menyambut kedatangan Bupati Padang Pariaman beserta rombongan dengan penuh harapan dan menyampaikan banyak terimakasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dalam sambutannya dikatakan “ terimakasih atas tanggapan cepat dari Bapak Bupati Padang Pariaman terhadap kejadian ini, dan tentunya dengan adanya bantuan ini dapat menjadi penyejuk dan penyemangat bagi korban “ tuturnya singkat.


Secara terpisah Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Padang Pariaman Dra. Sumarni, M.Pd didampingi Sekretaris Suhatman, S.Pd, M.Si, mengingatkan bahwa sangat penting sekali meningkatkan kewaspadaan supaya dapat meminimalisir resiko bencana, “ warga dapat lebih waspada akan terjadinya bencana seperti halnya memperhatikan instalasi listrik yang sudah tidak layak, pohon-pohon tinggi disekitar arus listrik dan pemukiman “ pesannya mengakhiri.


Penyerahan bantuan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Padang Pariaman Rifki Monrizal, SH, M.Si, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial P3A Kabupaten Padang Pariaman Nasmi Panala, SH, M.H, Babhinkamtibmas Polsek VII Koto AIPTU Fitriadi, Ketua Tagana Kabupaten Padang Pariaman Donald Debra, Koordinator PKH Kabupaten Padang Pariaman Ramadhanil, S.Kom, Wali Nagari Ambuang Kapua Sungai Sariak Kardiman, S.Ap dan Wali Nagari Lareh Nan Panjang Barat Sungai Sariak Asrul Maiyulis. ** 

PADANG - MEDIAPORTALANDA - Walikota Padang Hendri Septa menyambut positif rencana pembuatan Kawasan Metropolitan Palapa (Padang-Lubuk Alung-Pariaman) sebagai upaya kolaborasi bersama dalam rangka memajukan ketiga daerah kedepannya.


Hal itu disampaikannya di dalam rapat bersama sekaligus melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) terkait Strategi dan Kerjasama Untuk Percepatan Kawasan Metropolitan PALAPA bersama Wali Kota Pariaman Genius Umar dan Bupati Padang Pariaman yang diwakili Kabag Pemerintahan Wirson di Balai Kota Pariaman, Selasa (27/92/2022).

Juga hadir mendampingi masing-masing kepala daerah diantaranya para Asisten serta sejumlah kepala OPD terkait di lingkup pemko dan pemkab setempat.


"Sebenarnya rencana program ini sudah lama dicetuskan oleh para kepala daerah terdahulu. Dan hari ini kita mengupayakannya lagi untuk betul-betul bisa diwujudkan nantinya. Apalagi hal ini juga sesuai dengan program Pemerintah Pusat yang tertuang di dalam PP No.13 Tahun 2017 mengenai rencana tata ruang wilayah nasional (RTRWN)," ungkap Wali Kota milenial tersebut.


Menurut Hendri Septa, kerjasama ini memiliki arti penting sebagai langkah bersama mewujudkan kawasan metropolitan Palapa yang telah mendapat support dari Pemerintah Pusat dan juga Pemerintah Provinsi Sumbar.


Untuk lebih mengkonkritkan upaya ini Wako Padang itu mengaku siap bersama Wali Kota Pariaman dan Bupati Padang Pariaman menyiapkan rancangan bersama hingga menindaklanjutinya ke Pemerintah Pusat ke depan.


"Alhamdulillah, ternyata juga sudah ada Perda Provinsi Sumbar No.13 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi Sumbar. Semoga saja kita bersama-sama dapat merealisasikan rencana program Kawasan Metropolitan Palapa tersebut dengan baik. Karena ini bahagian untuk menguatkan Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman sebagai daerah yang metropolitan dan memajukan perekonomian masyarakat," ujarnya bersemangat.


Sementara itu menurut Wali Kota Pariaman Genius Umar, kerjasama mewujudkan Kawasan Metropolitan Palapa ini menggunakan prinsip kolaborasi, yaitu berkolaborasi untuk membangun suatu daerah yang mempunyai wilayah satu hamparan yang sama serta untuk meningkatkan pembangunan ekonomi daerah.


“Secara geografis ketiga daerah ini berdekatan antara satu dengan yang lainnya. Dari segi infra-struktur ketiga daerah ini sudah memiliki Bandara Internasional (BIM) di Padang Pariaman, Pelabuhan Laut berstandar internasional (Teluk Bayur) di Kota Padang, dan kawasan wisata laut dan pantai di Kota Pariaman," ujarnya.


“Kalau kita gabungkan ketiga daerah ini menjadi kawasan metropolitan atau gabungan dari beberapa kota/kabupaten, maka skala ekonominya akan lebih besar dan itu akan lebih efisien dan lebih menguntungkan bagi masing-masing daerah."


"Dengan pengembangan kawasan metropolitan Palapa ini, infrastruktur bisa kita standarkan seperti infrastruktur air bersih, sampah, sanitasi, transportasi jalan, perhubungan, semuanya harus standar," jelas Genius.


Lebih lanjut Genius juga berharap, nantinya Pemerintah Pusat bisa menghubungkan tiga daerah tadi, dan hal ini juga sudah sesuai dengan RTRW Nasional No. 2013 Tahun 2017.


Ia menjelaskan, untuk rencana ini pihaknya dan Pemko Padang dan Pemkab Padang Pariaman sudah sepakat merealisasikannya dalam sepekan atau dua pekan ke depan.


"Semoga rancangannya segera siap dan setelah itu kita akan hadapkan ke Bappenas dan Kementerian terkait. Upaya ini adalah untuk memberikan dampak positif seperti menyebabkan skala ekonomi yang lebih besar, kemajuan pembangunan perkotaan, pembangunan infrastruktur jalan pinggir pantai dari Padang ke Pariaman dan sektor penting lainnya," tandasnya. **

PADANG - MEDIAPORTALANDA - Ratusan siswa SMAN 1 Padang bersama orang tua mendatangi Kantor Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Senin (26/9) sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka yang menggelar aksi siang itu merupakan siswa kelas X yang ditempatkan belajar di Kampus 2 SMAN 1 Padang di Gedung SMA Bunda Jalan Bunda, Ulak Karang Kecamatan Padang Utara, Padang. Mereka datang ke Kantor Gubernur menuntut persamaan hak agar dapat belajar bersama siswa SMAN 1 Padang lainnya di Kampus 1 di Jalan Belanti Raya, Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara.  


Fifi, salah satu perwakilan orang tua siswa mengatakan, ada 108 siswa kelas 1 yang belajar di SMAN 1 Padang di Gedung SMA Bunda tersebut. Keinginan untuk pindah menurutnya, karena ruangan belajar di Kampus 2 tersebut tidak memadai dan tidak memenuhi syarat. 

“Ruangannya (Gedung SMA Bunda-red) sempit. Lokasinya juga dekat dengan laut. Shelternya pun jauh. Apalagi sekarang sering terjadi gempa. Kurang aman anak-anak siswa belajar di sana. Juga ada kesenjangan sosial lainnya,” ujarnya.


Dengan kondisi tersebut, Fifi berharap agar anaknya juga dapat belajar di Kampus 1 SMAN 1 Padang bersama dengan anak-anak lainnya. 


Orang tua siswa lainnya, Jeki mengatakan, sebenarnya kebijakan menggunakan gedung SMA Bunda tersebut untuk belajar siswa SMAN 1 Padang sudah sejak dua tahun lalu diberlakukan. Nama kebijakannya “lokal jauh”. Dimana, gedung SMA Bunda dimanfaatkan dan diberdayakan lokalnya, karena sekolah swasta tersebut tidak ada siswanya lagi. Hal ini juga karena Kampus 1 SMAN 1 Padang lokalnya juga tidak mencukupi. 


“Jadi sekarang ini ada 12 lokal di SMAN 1 Padang. Tiga lokal untuk belajar siswa menggunakan gedung SMA Bunda. Konsekuensinya, pakailah lokalnya (SMA Bunda) dan berdayakan gurunya,” ungkapnya.


Ternyata dalam perjalanannya ditahun 2021 selama satu tahun, kebijakan ini tidak mendapat dukungan dari Alumni SMA Bunda. Hanya berjalan dua bulan waktu itu, akhirnya siswa yang belajar di kampus 2 dipindahkan ke kampus 1. Ditahun 2022, untuk siswa kelas X yang sekarang ini sudah berjalan tiga bulan belajar di kampus 2. Anak-anak ingin pindah juga. Karena ada pertimbangan faktor lingkungan dan fasilitas sekolah tidak memadai. 

“Karena siswa dapat sekolah favorit tapi fasilitas dan kondisi tidak mendukung. Lokal jauh, ada acara ekstra kurikuler harus ke ke Kampus 1 di Belanti. Sementara kendaraan umum tidak seperti dulu lagi,” keluhnya.


Jeki juga mengungkapkan, sebelumnya dia bersama orang tua siswa lainnya juga sudah datangi Dinas Pendidikan Sumbar. Namun menurutnya, jawaban dari pihak Dinas Pendidikan Sumbar tidak memuaskan. “Dinas Pendidikan beralasan masih ada beberapa perjanjian kerjasama antara Dinas Pendidikan Sumbar dengan pihak Yayasan SMA Bunda yang perlu dipelajari,” ungkapnya.


Jeki juga menegaskan, jika sampai besok, Selasa (27/9) sebelum ada pemindahan siswa kampus 2 ke kampus 1,  maka siswa tidak akan kembali belajar ke lokal jauh di kampus 2.


 “Sebelum dipindahkan, kita akan meliburkan anak anak kita,” tegasnya.


Rori Paslah, salah seorang orang tua siswa yang berkesempatan mewakili orang tua audiensi dengan perwakilan Pemprov Sumbar mengatakan, dirinya sebelumnya, pada 14 September 2022 lalu sudah lakukan audiensi dengan Dinas Pendidikan Sumbar. Saat itu, Dinas Pendidikan Sumbar sudah menjawab aspirasi orang tua siswa dengan menyetujui siswa di kampus 2 pindah ke kampus 1 SMAN 1 Padang. Namun, dengan catatan semua fasilitas yang kurang di Kampus 1 SMAN 1 Padang agar dilengkapi oleh orang tua siswa. 


“Kami dari orang tua, Sabtu lalu, 17 September 2022 kita sudah gotong royong bersama dan melengkapi fasilitas di Kampus 1 SMAN 1 Padang. Ada 72 kursi untuk dua kelas yang kita beli untuk disediakan. Kita juga memasang kanopi untuk lorong sekolah untuk antisipasi hujan,” ungkapnya. 


Dinas Pendidikan Sumbar menurut Rori menjanjikan Senin dan Selasa, (19-20 September 2022) sudah bisa pindah. Namun, kenyataannya tidak bisa pindah.


“Kami dan anak–anak sudah kecewa. Mental anak-anak kami sudah kena. Bahkan Senin (26/9) ini tadi kami tadi sepakat ke kampus 1 lakukan upacara. Tapi selesai upacara, anak-anak tidak dibolehkan belajar di kampus 1 dan diminta belajar di kampus 2 dengan alasan guru-guru sudah menunggu di kampus 2. Padahal kan bisa gurunya diminta pindah ke kampus 1,” keluhnya


“Kami  hanya minta kesamaan hak antara anak-anak di kampus 2 dengan kampus 1. Karena kampus 2 fasilitasnya tidak memadai dan lokalnya kecil. Dengan jumlah siswa 36 satu lokal tidak masuk akal. Sementara lokal di kampus 1 sudah lengkap semuanya, tinggal pindah saja lagi,” ucapnya. 


Pihak SMAN 1 Padang menyarankan agar menunggu instruksi dari Dinas Pendidikan Sumbar, karena kapan saja mereka siap menerima anak-anak. Sementara, dari Dinas Pendidikan Sumbar tidak ada kepastian. Pihak dinas malah berkilah menunggu keputusan gubernur.


“Makanya kami datang ke sini audiensi dengan Gubernur. Besok (Selasa, 27 September 2022) kita juga akan datangi DPRD Sumbar. Jika tidak ada kepastian, kami sepakat meliburkan anak-anak kami walaupun harus  libur selama satu tahun. Dari pada anak kami masik kembali oe kampus 2,  mentalnya sudah kena,’ tegas Rori Paslah.


Senada dengan orang tua lainnya, Joko Sunadi mengatakan dirinya bersama orang tua lainnya minta kesamaan hak dan kualitas. Karena keduanya berkaitan dengan fasilitas. Fasilitas di kampus 2 dengan kampus 1 sangat jauh berbeda.


“Ruangan sempit dan dihuni padat. Anak ekstakuler olah raga akan mengganggu anak yang belajar, mempengaruhi daya serap belajar. Kita berharap pindah. Sudah ada welcome dari pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Sumbar. Ada tiga ruangan kosong yang ditata ulang, diminta melengkapi kelengkapan. Kita sudah beli kursi, lorong kita pasang kanopi biar anak tidak hujan. Kita ingin berlayar, jangkar malah dilempar lagi. Kita datangi Dinas Pendidikan Sumbar tapi tidak menjawab harapan kita,” keluhnya.


Sementara, Perwakilan dari Biro Umum Setdaprov Sumbar, Alfy Fachromi yang menerima perwakilan orang tua siswa mengatakan, tidak bisa menjawab aspirasi dari orang tua siswa. “Bukan kapasitas Biro Umum Setdaprov Sumbar untuk menjawab, karena bukan tupoksinya. Kami hanya membantu. Jika ada kesempatan bertemu dengan pimpinan kami fasilitasi. Jawaban secara teknis tentu dinas pendidikan sumbar yang lebih tahu,” ungkapnya singkat.(rel)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.