-->

Latest Post

PADANG - MEDIAPORTALANDA - GEMPAR soal temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) seputar perputaran uang bisnis narkoba di Indonesia yang sudah mencapai Rp 400 Triliun sepanjang 2016 hingga 2021 membuat Ketua Gerakan Indonesia Anti Narkona (GIAN) Sumbar, Firman Sikumbang, meradang.


Malah aktivis anti narkoba itu melihat, ini sebagai salah satu bahaya besar yang tengah mengancam Indonesia. “Perlu diingat, untuk menghancurkan sebuah bangsa bisa dengan menghancurkan kebudayaan, ekonomi, dan agama, sekarang kita sedang dihancurkan. Ini sebuah bahaya besar yang tengah mengancam,” ujar Firman Sikumbang dalam sebuah wawancara dengan Indonesia Raya, sambil sarapan pagi di kantin KNPI Sumbar, (3/10).

Firman Sikumbang yang juga menjabat Pemimpin Redaksi Majalah Tribrata Polda Sumbar ini lebih jauh mengingatkan, bahwa sekarang kita sedang dihancurkan dengan tindakan destruktif narkoba. Maka, katanya lagi, kita harus waspada dan menjadikan narkoba sebagai musuh bersama yang harus kita enyahkan. 


“Narkoba dari ajaran agama apa pun tidak dibenarkan, dan dari kesehatan memiliki daya rusak yang ampuh, secara kebudayaan kita menghimbau generasi muda untuk mengharamkan narkoba ini,” kata aktivis anti narkoba yang berani berkata pedas ketika melihat kasus narkoba melintas di hadapan matanya.


Kepada petugas keamanan, lelaki parlente itu berpesan, untuk mengingat kepentingan negara. Oleh karena itu, katanya lagi, peredaran narkoba dengan perputaran uang berdasarkan laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang sudah mencapai Rp 400 Trilun itu harus diberantas habis. 


Kepada ulama, ia juga berpesan agar pada setiap khotbah-khotbah di masjid dijelaskan bahaya-bahaya yang akan diakibatkan oleh narkoba. “Khusus di Sumbar, tungku tigo sajarang-ninik mamak, cerdik pandai, ulama-untuk bertindak tegas. Jangan hanya bicara politik melulu,” ketus pria tampan ini rada meninggi.


Firman, begitu Firman Sikumbang acap disapa, melihat, peredaran narkoba yang sudah begitu massif di Indonesia memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. “Penegakan hukum terhadap tindak pidana penyalahgunaan narkoba harus tegas, mengingat kondisi peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan dapat dikatakan telah darurat narkoba,” papar orang number one di GIAN (Gerakan Indonesia Anti Narkoba) Sumbar ini.


Di penghujung wawancara singkatnya dengan Indonesia Raya, Ketua GIAN Sumbar itu mengatakan ada narkoba dari Cina-dari segi jaringan dan distribusi tentu butuh kapal laut atau pesawat udara. Dari analisis sederhana kita, katanya lagi, yang bisa melakukan itu tentu orang-orang yang sangat teratur.


“Perlu diingat, para pengedar narkoba yang bermotif mencari uang, padahal sebenarnya mereka sedang dijadikan alat untuk merusak generasi muda. Artinya, motifnya bukan uang, tapi dia dipancing dengan uang,” ujar Firman Sikumbang yang mengaku sebagai pengagum berat kejujuran, kesederhanaan, dan keberanian melawan ketidakadilan dan ketidakbenaran mantan Kapolri Jenderal (Pol) Hoegeng ini.  (Harianof)

JAKARTA - MEDIAPORTALANDA - Polri menyatakan langsung bergerak cepat mengerahkan tim DVI dari Polda Jawa Timur (Jatim) dan rumah sakit setempat untuk mempercepat proses identifikasi koban laga antara Arema Vs Persebaya. 


"Untuk saat ini tim DVI Dokkes Polri segara ke Malang untuk back up Tim DVI Polda Jatim dan RS setempat guna percepatan identifikasi korban," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Jakarta, Minggu (2/10/2022).

Adapun Tim DVI tersebut dipimpin langsung oleh Brigjen Nyoman. Dedi menuturkan, gerak cepat itu dilakukan oleh kepolisian untuk memberikan pertolongan medis kepada suporter yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. 


"Dan fokus untuk memberikan pertolongan medis kepada korban-korban yang saat ini dirawat di beberapa rumah sakit," ujar Dedi.


Diberitakan sebelumnya, pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 berakhir dengan tragedi. Suporter dan polisi menjadi korban kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu malam WIB 1 Oktober 2022. 


**

JAKARTA - MEDIAPORTALANDA - Karodokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan memutakhirkan data terbaru soal korban meninggal dunia dari peristiwa di stadion Kanjuruhan. 


Menurut Nyoman Eddy, saat ini stelah diperbaharui atau di update, jumlah korban meninggal dunia akibat kejadian itu sebanyak 125 orang. 

"Update data terakhir yang dilaporkan meninggal dunia 129 setelah ditelusuri di RS terkait menjadi meninggal dunia 125 orang," kata Nyoman Eddy kepada awak media, Jakarta, Minggu (2/10/2022).

Ia mengungkapkan, terjadinya selisih angka korban meninggal dunia sebelumnya lantaran adanya kesalahan pencatatan di rumah sakit yang menangani para korban. 


Nyoman Eddy menuturkan, dari jumlah korban meninggal dunia tersebut, 125 telah teridentifikasi seluruhnya  (100 %).


"Jumlah korban luka sebanyak 323 orang," ujarnya. 


Diketahui, peristiwa itu terjadi usai pertandingan antara klub Arema FC vs Persebaya Surabaya. Pertandingan sendiri dimenangkan tim tamu Persebaya dengan skor 2 - 3. 


Para suporter merangsak masuk ke lapangan dan menyerbu pemain.

Tak hanya para pemain Persebaya saja, pemain Arema FC juga diserang oleh sekitar tiga ribuan Aremania sesuai pernyataan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. 


Bahkan petugas kepolisian juga diserang hingga mengakibatkan dua orang kepolisian meninggal dunia. Selanjutnya 10 mobil dinas kepolisian juga dinyatakan rusak dan tiga mobil pribadi dirusak massa. **

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.