-->

Latest Post

PADANG - MEDIAPORTALANDA - Guna mengatasi persoalan banjir yang kerap terjadi di Komplek Perumahan Arai Pinang, Kelurahan Penggambiran Ampalu XX , Kecamatan Lubuk Begalung, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang membangun saluran drainase.


Wali Kota Padang Hendri Septa sewaktu meninjau pembangunan drainase tersebut mengatakan, pembangunan infrastruktur dan perbaikan drainase serta pengendalian banjir merupakan salah satu dari program unggulan  Pemerintah Kota Padang.

"Alhamdulillah pada hari ini saya dapat meninjau langsung  pengerjaan drainase yang berada di Komplek Perumahan Air Pinang ini. Ini merupakan harapan masyarakat cukup lama, karena ketika musim hujan lebat daerah mereka kerap terendam banjir," ucap Wako Hendri Septa sewaktu meninjau pembangunan drainase tersebut, Senin (17/10/2022). 


Wako Hendri Septa menambahkan, sesuai perencanaannya pembangunan drainase ini nantinya akan selesai pada 24 Desember 2022 mendatang. Dengan selesainya pengerjaan drainase ini diharapkan dapat mengurangi banjir yang terjadi di kawasan area Arai Pinang tersebut. 


"Kami berharap kepada bapak ibu warga Arai Pinang, mari bersama-sama mengawal pembangunan drainase ini hingga selesai. Sehingga persoalan banjir dapat teratasi. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan karena itu bisa menjadi salah satu penyebabnya banjir," pungkas Wako Hendri Septa.


Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Tri Hadiyanto mengatakan, saluran drainase dibangun dengan panjang lebih kurang 400 meter ini dibangun menggunakan APBD Kota Padang senilai Rp.1,4 milyar.


"Drainase ini kita bangun lebih kurang 400 meter.  Rinciannya 260 meter permukaannya kita tutup dan 140 meter terbuka. Lebar drainase ini rata-rata 1 meter dan ada yang sampai 1 setengah meter dengan tinggi lebih kurang 1 meter. Saat ini pengerjaan sudah 30 persen dan kita targetkan akhir tahun selesai," ucapnya. (Mul)

Peristiwa politik mengejutkan terjadi pada 29 September 2022 dimana Hakim Konstitusi, Aswanto, diberhentikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan alasan kecewa dengan kinerja yudisialnya. Pada saat bersamaan, DPR juga memutuskan untuk mengganti posisi Aswanto dengan Guntur Hamzah melalui proses yang dianggap tidak transparan dan objektif. 


Hal tersebut jelas mengganggu kemerdekaan atau kemandirian Mahkamah Konstitusi sebagai kekuasaan kehakiman. Hal itu terungkap dalam acara Talk Show dengan topik “Independensi Kekuasaan Kehakiman” pada rangkaian kegiatan perayaan ulang tahun ke-4 Pusat Studi Hukum dan Teori Konstitusi Universitas Kristen Satya Wacana (PSHTK UKSW) dan Dies Natalis ke 63 Fakultas Hukum UKSW, pada Selasa, (18/10/2022) melalui zoom meeting. 

Talk Show kali ini menghadirkan 3 (tiga) narasumber berkompeten yaitu Dr. I Dewa Gede Palguna, S.H., M.Hum. (Hakim MK RI 2003-2008 & 2015-2020, Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana), Prof. Dr. Ni'matul Huda, S.H., M.Hum (Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta), dan Dr. Titon Slamet Kurnia, S.H., M.H. (Peneliti PSHTK & Dosen Hukum Tata Negara FH Universitas Kristen Satya Wacana). 


Terkait tindakan DPR memberhentikan Hakim Konstitusi, nara sumber I Dewa Gede Palguna menegaskan, prinsip fundamental yang menjadi landasan utama dalam suatu negara demokrasi yang berdasar pada hukum (constitutional democratic state) harus memenuhi 2  syarat yaitu: constitutionalism (menempatkan konstitusi sebagai hukum tertinggi) dan kemerdekaan kekuasaan kehakiman (the independence of the judiciary). 


“Secara konstitusional, Indonesia merupakan negara constitutional democratic state sehingga tindakan DPR dalam menghentikan Hakim Konstitusi Aswanto mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Hal tersebut merupakan ancaman langsung terhadap eksistensi negara hukum,” tandas Palguna. 


Lebih lanjut, Ni'matul Huda menitikberatkan pada dua aspek yaitu : Pertama, pentingnya check and balances dalam hubungan lembaga negara sehingga diharapkan kekuasaan negara dapat diatur, dibatasi, dan dikontrol dengan sebaik-baiknya. “Kedua, pentingnya judicial review oleh MK terhadap produk DPR karena produk DPR tidak boleh dibiarkan bertentangan dengan konstitusi dan apabila tetap dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya proses deligitimasi konstitusi, pelanggaran hak konstitusional warga negara, dan berujung pada ambruknya demokrasi,” paparnya.   


Pembicara terakhir, Titon Slamet Kurnia berpendapat, tindakan DPR memberhentikan Hakim Konstitusi Aswanto jelas merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Dia menegaskan, kesalahan tersebut terutama karena melanggar asas security of tenure yang sangat penting secara fungsional untuk asas independensi yudisial. 


“Namun praktik tersebut seharusnya menjadi pintu masuk dibukanya ruang disagreement antara pembentuk Undang-Undang dan MK atau dikenal dengan check and balances supaya institusi pengujian yudisial konstitusionalitas undang-undang ini dapat tetap langgeng di masa depan. Jika saluran untuk berbeda pendapat ini tersedia, mungkin DPR tidak akan blunder,” terang Kurnia.

  

Sumber : Umbu Rauta Direktur PSHTK – UKSW

JAKARTA - MEDIAPORTALANDA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin Upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) sejumlah Perwira Tinggi (Pati) Polri di Gedung Rupatama, Jakarta Selatan, Selasa, 18 Oktober 2022. Dalam prosesi tersebut, berjumlah 16 Pati, diantaranya terdapat sembilan Kapolda baru. 


Dalam amanatnya, Sigit menekankan khususnya kepada para Kapolda yang baru dilantik untuk mengembalikan tingkat kepercayaan publik kepada Polri yang sempat mencapai kepuasan paling tinggi beberapa waktu lalu. 


"Saya titipkan kepada rekan-rekan semua kembalikan kepercayaan publik, kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri," kata Sigit dalam amanatnya. 


Dalam hal tersebut, Sigit memastikan, akan melakukan pemantauan serta pengawasan langsung. Jika jajarannya tidak sanggup meraih lagi kepercayaan publik, maka sebagai pimpinan, Sigit tidak akan segan melalukan evaluasi terhadap siapapun. 


"Saya akan ikuti, saya akan awasi. Dan yang tidak bisa, tidak sanggup, tidak mampu saya akan lakukan evaluasi," tegas Sigit. 


Mantan Kabareskrim Polri itu mengungkapkan, sebagai insan Korps Bhayangkara, para Kapolda maupun pejabat utama Polri yang baru dilantik harus mampu menjalankan tugas pokok melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat dengan sangat baik. 


Selain itu, Sigit juga meminta para jajaran Kapolda-nya tersebut untuk melakukan penegakan hukum yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat tanpa pandang bulu. Karena, menurut Sigit, itu yang menjadi salah satu faktor kembali meningkatnya kepercayaan publik kepada polisi. 


"Wujudkan harapan kita semua agar Polri bisa menjadi Polri yang tegas, humanis, dicintai dan dekat dengan masyarakat. Saya percayakan ini semua ke rekan-rekan semua. Dan laksanakan semua amanah ini dengan sekuat tenaga. Lakukan yang terbaik yang saudara-saudara bisa lakukan," ujar Sigit. 


Disisi lain, Sigit menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras kepada para pejabat lama yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik ketika menjabat sebagai Kapolda. 


"Bagi pejabat lama, tentunya saya ucapkan terima kasih, atas kerja keras dedikasi, loyalitas rekan-rekan dalam memimpin satuan lama, apresiasi untuk rekan-rekan dan tentunya salam hormat saya untuk keluarga," ucap Sigit. 


Berikut sembilan Kapolda baru yang dilantik Kapolri Jenderal Listyo Sigit; 

1. Irjen Midi Siswoko, dilantik menjadi Kapolda Maluku Utara (Malut)


2.Irjen Suwondo Nainggolan, dilantik menjadi Kapolda DIY


3. Irjen Toni Harmanto, dilantik menjadi Kapolda Jawa Timur (Jatim)


4. Irjen Albertus Rachmad Wibowo, dilantik menjadi Kapolda Sumatra Selatan (Sumsel)


5. Irjen Rusdi Hartono, dilantik menjadi Kapolda Jambi


6. Brigjen Andi Rian R. Djajadi, dilantik menjadi Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel)


7. Irjen Setyo Budiyanto, dilantik menjadi Kapolda Sulut


8. Irjen Johanis Asadoma, dilantik menjadi Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT)


9. Irjen Suharyono, dilantik menjadi Kapolda Sumatra Barat (Sumbar). **

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.