-->

Latest Post

Oleh Buya Eri Gusmedi, S.Pd.I., M. A

Wakil Sekretaris PWNU Sumbar


Beribadah ingin dilihat orang, ingin menaikkan popularitas, di era zaman digital dimana segala sesuatu bisa diperlihatkan pada dunia, termasuk ibadah yang dilakukan, dengan mendokumentasikan dan mempublikasikan seperti sudah menjadi sebuah keharusan. 


Terkadang antara tuntutan pekerjaan dan keikhlasan, menjadi fenomena yang sulit dihindari, sudah membumi di masyarakat segala kebaikan yang dilakukan, termasuk ibadah pada Allah Swt, seperti membaca Al-Quran, shalat, bersedeqah dan ibadah lainnya didokumentasikan kemudian dipublikasikan, terlepas dari fenomena ini berikut kita bahas terkait 'ria dan sum'ah. 


Orang yang beramal karena riya (pamer) dan sum’ah (menginginkan popularitas), ia tidak akan bisa mengambil manfaat apa-apa dari amalnya, kecuali hanya pujian orang lain, dan kelak di akhirat ia tidak akan mendapatkan pahala, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam surat Al-Furqan ayat 23:

Dan kami periksa semua amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan (QS.Al-Furqan: 23)


Orang bijak mengumpamakan, dikutip dari kitab Tanbihul Ghafilin karangan Al-Faqih Abul Laits Ad-Samarqandi, bahwa orang yang mengerjakan Ibadah karena Riya dan Sum’ah adalah seperti orang yang pergi ke pasar memenuhi kantongnya dengan kerikil, kemudian orang-orang berkata, “Betapa penuhnya kantong orang itu,” namun dia sendiri tidak bisa mengambil manfaat, kecuali hanya pujian orang. Jika ia ingin membeli sesuatu, maka kerikil itu sama sekali tidak bisa dipergunakan sebagai alat beli dan ia tidak mendapatkan apa-apa.


Al-Faqih menuturkan dari Muhammad bin Al-Fadhl, dari Muhammad bin Ja’far, dari Ibrahim bin Yusuf, dari Ismail dari ‘amr, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Saw. bersabda: 


“adakalanya orang yang berpuasa tidak memperoleh bagian dari puasanya itu, kecuali lapar dan dahaga, terkadang ada orang yang mengerjakan salat malam tidak memperoleh apa-apa dari salat malamnya, kecuali bangun malam dan letih”


Apabila puasa dan salat malam itu dikerjakan bukan karena Allah, namun karena ada unsur lain, maka tidak ada pahala baginya. 


Seseorang datang kepada Nabi SAW dan berkat, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku bersedekah, kemudian dengan sedekah itu di samping mengharapkan keridaan Allah SWT, aku juga ingin dikatakan orang baik (oleh orang lain). Kemudian turun ayat (QS. Al-Kahfi 110) yang artinya, ‘barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan jangan mempersekutukan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.’ ”


Maksudnya, siapa yang menginginkan pahala dari Allah, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dengan ikhlas dan tidak  ada karena sesuatu yang lain dalam  beribadah kepada Tuhannya.


Lalu bagaimana dengan orang yang menyembunyikan amalnya, kemudian diketahui orang lain, sehingga timbul rasa bangga dalam dirinya, maka Nabi Saw menjawab melaui hadis yang diriwayatkan dari Waki’, dari Sufyan, dari Habib dari Abu Shali, ia berkata:

“ada seseorang datang kepada Nabi Saw. Lantas berkata, ‘wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mengerjakan sesuatu amal yang saya sembunyikan, tapi kemudian amal itu diketahui orang, maka hal itu menimbulkan rasa bangga pada diriku. Apakah saya akan mendapatkan pahala?’ Beliau bersabda: ‘dalam hal (yang seperti) itu kamu memperoleh pahala diam-diam dan pahala terang-terangan.’ ”


Di bulan ramdhan ini, segala amal dilipat gandakan, segala hal yang baik bisa bernilai ibadah, namun perlu berhati-hati agar tidak terjebak pada perbuatan pamer (ria) dan menginginkan popularitas (sum'ah), sehingga ibadah yang dilakukan tidak memperoleh pahala dari Allah SWT. Na'udzubillahi min dzalik.  **

SUMBAR - MEDIAPORTALANDA - Kami tidak ingin meninggalkan generasi yang lemah mental, pengetahuan, ekonomi dan agama. Tapi kami ingin melahirkan generasi yang kuat di masa mendatang. Hal ini disampaikan Mahyeldi Gubernur Sumbar saat Launching Pesantren Ramadhan Kolaborasi, Senin (27/3) di Masjid Raya Sumbar.


Launching kegiatan Pesantren Ramadhan Kolaborasi Bulan Ramadhan 1444 H/2023 ini, dihadiri sekitar dua ribuan perwakilan siswa-siswi SMA, SMK, SLB se-Sumbar. Dan, diikuti oleh 723 sekolah melalui zoom. Kemudian, sejumlah bupati, wali kota dan Ketua LKAAM Sumbar, Fauzi Bahar juga Dewan Masjid. Forkopimda Sumbar, Ketua dan Pengurus MUI Sumbar, Baznas Sumbar, Ketua TP PKK Sumbar, Harneli Bahar Mahyeldi, jajaran Dinas Pendidikan Sumbar, Dinas Kabupaten Kota serta kepala sekolah dan guru-guru SD, SMP, SMA, SMK, SLB.


Kehadiran "Pesantren Ramadhan Kolaborasi" di Masjid/Musholla yang saat ini tengah digelar se-Sumbar, mendapat apresiasi dari beberapa tokoh yang ada di Kota Padang. Bahkan, Sumbar. Sebab, secara tidak langsung Gubernur Mahyeldi telah mengembalikan program yang pernah dilakukan Fauzi Bahar, mantan walikota Padang Dua periode kala itu, (1/4/2023).


Seperti sama-sama kita ketahui, DR. H Fauzi Bahar, MSi Datuk Nan Sati, sangat tidak asing lagi bagi warga Kota Padang, juga Sumbar. Selain dikenal tegas dan keras, ia adalah sosok pemimpin yang berani tampil terdepan dalam memberangus maksiat dan togel yang kala itu merajalela di Kota Padang.

Bahkan, mantan walikota religius ini, untuk meningkatkan iman dan tagwa warga Kota Padang, telah membuat kebijakan. Pesantren Kilat, Subuh Mubarakah, hingga membuat Masjid/Musholla yang ada di Kota Padang saat Ramadhan selalu ramai di padati anak-anak sekolah. Termasuk Jilbab dan Asmaul Husna yang selalu ia kumandangkan. Untuk program Asmaul Husna ini, Fauzi Bahar sukses menghantarkan Kota Padang meraih penghargaan dari MURI.


Pondasi agama yang ditegakkan Fauzi Bahar, di Kota Padang kala itu, hingga saat ini sangat dirasakan manfaatnya ditengah masyarakat. Bahkan, menjadi proyek percontohan di Sumbar maupun Nasional. Mungkin masih sama terngiang dalam ingatan kita semua. Tatkala gempa dasyat meluluhlantakan Kota Padang, Fauzi Bahar dengan gagah berani menuju RRI dan mengamankan warganya yang waktu itu tengah menyelematkan.


Peduli nagari, anak dan kemenakan, juga tertanam kuat pada diri Fauzi Bahar. Agama dan adat yang menjadi Filosofis Minang, “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah” ia pegang teguh. Karena komitmennya itulah Fauzi Bahar dipercaya menjadi Ketua LKAAM Sumbar. Meskipun demikian, Fauzi Bahar tak pernah berhenti mewakafkan dirinya di Sumbar dengan melakukan berbagai gerakan sosial, terutama jika terjadi bencana.


Saat ini,  Warga Sumbar umumnya Kota Padang khususnya, sangat rindu akan sosok Fauzi Bahar. Kebijakannya, yang awalnya banyak ditentang, kini manfaatnya sangat dirasakan oleh Siswi SD, SMP, SMA bahkan Mahasiswi kampus. Karena, kaum hawa terlihat cantik pada saay memakai jilbab. Dan, secara tidak langsung telah menyelamatkan kaum hawa tersebut dari perbuatan tidak senonoh. Karena, aurat mereka tertutup. 


Kini, warga Kota Padang dan Sumbar kembali merindukan kehadiran sang pencetus "Pesantren Ramadhan" ini di Pileg dan Pilkada 2024 nanti. Harapan warga sangat tinggi untuk memiliki pemimpin yang tegas, lugas dan selalu mempunyai ide-ide cemerlang.


Keinginan masyarakat untuk Fauzi Bahar maju di Pileg 2024 nanti, sangat dinanti. Sebab, jika Fauzi Bahar berjuang dipusat, akan mudah membangun Sumbar menuju kearah yang lebih baik. Atas apa yang telah dilakukannya, warga siap memberikan dukungan untuk Fauzi Bahar melangkah ke Senayan. Karena, warga tak kan pernah melupakan jasa-jasa sang pemilik ide cemerlang untuk Kota Padang dan Sumbar.


Alhamdulillah mantap, Ketua DPW PKS Sumbar yang saat ini adalah Gubernur Mahyeldi, telah mengalihkan kembali pelaksanaan Pesantren Ramadhan ke Masjid, dan Musholla, ungkap beberapa tokoh masyarakat Sumbar yang identitasnya minta tidak disebut. Sembari mereka mengucapkan terima kasih banyak kepada Gubernur Mahyeldi, atas "Launching Pesantren Ramadhan Kolaborasi" ini. 


(An)


PADANG - MEDIAPORTALANDA - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, personil jajaran Polda Sumbar dikerahkan mengantar puluhan paket sembako tahap pertama ke warga pelosok yang kehidupannya di bawah garis kemiskinan.


Giat dibawah Komando Dir Samapta Polda Sumbar Kombes Pol Achmadi, S.I.K, bersama sama dengan Kompol Dedy Indrawan AMk (Kabagbinopsbal), Kompol Irawan Sukma SH.MH (Kasubagrenmin), Kompol Maman Rosadi SH (Kasipasdal), Ipda Aksa Chandra STrk.(danton Dalmas), serta 30 (tiga puluh) pers Bintara direktorat samapta, digelar Jumat (31/3/2023).

Terlihat Dua kendaraan roda double cabin, dan 15 unit R2 jenis trail yang dikemudikan personil polisi meluncur dari Mapolda Sumbar, membawa puluhan paket sembako menuju ke pemukiman masyarakat yang berada di desa-desa, pelosok, serta dusun yang jarang tersentuh oleh pemerintah.


Meski arah menuju ke pemukiman warga yang tergolong kurang mampu banyak ditemui ragam rintangan, berkat keuletan dan tanggung jawab. Akhirnya, puluhan sembako sampai ke masyarakat nelayan yang ada di desa Purus, kelurahan purus, kecamatan Padang Utara dan masyarakat yang berada di Guo kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Dir Samapta Polda Sumbar Kombes Pol Achmadi, mengatakan, giat berbagi sembako adalah sebagai wujud kepedulian Polda Sumbar terhadap warga kurang mampu. Terlepas dari itu, berbagi dengan sesama adalah sesuatu yang sangat-sangat indah sekali.


Menurutnya, punya harta dan ilmu jika hanya dinikmati sendiri, tidak banyak berarti. Jadi, berbagi adalah cara bersyukur atas nikmat yang diberikan, ujar Dir Samapta Polda Sumbar, yang dikenal sangat-sangat peduli ke masyarakat kalangan bawah.


Disisi lain, salah seorang warga Purus merasa sangat bersyukur atas apa yang ia terima. Kegiatan door to door, dari pintu ke pintu yang dilakukan personil dibawah komando Dir Samapta membuat mereka merasa terharu. Dan, berucap.


"Atas kepedulian Kapolda Sumbar dan Dir Samapta, kami kalangan akar rumput, mengucapkan terimakasih banyak," ujar pria yang kesehariannya berprofesi sebagai nelayan tersebut.  (A)


Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.