-->

Latest Post

SUMBAR - 30 MARET 2024 - Tidak heran jika Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat (BMCKTR-Sumbar) berhasil meraih sejumlah pencapaian yang sangat signifikan dari sisi pembangunan infrastruktur jalan. Siapa lagi Kadisnya kalau bukan Era Sukma Munaf yang sudah bertahun tahun menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR dibeberapa Kabupaten dan Provinsi yang ada di Sumbar.


Era Sukma Munaf dikalangan pemerintahan maupun rekan rekan kerjanya dalam memajukan pembangunan infrastruktur di semua Kab/kota Provinsi Sumbar, memang tidak diragukan lagi. Dirinya dikenal pamong yang mampu memenek persoalan, baik secara internal maupun eksternal. Hal itu bukan saja isapan jempol semata, dilingkungan para pegawainya, Era Sukma Munaf merupakan sosok pekerja keras dan profesional dibidangnya.


Sebagai Kepala Dinas di BMCKTR Sumbar, Pria paruh baya berperawakan sedang ini dalam bekerja memang tak pernah mengenal lelah. Sepanjang harinya, selalu mengedepankan kebersamaan, keterbukaan dan ketelitian bahkan, cepat tanggap dalam berbagai persoalan baik yang terjadi di internalnya maupun eksternal.

Menurut sosok yang akrab disapa Era Sukma saat bincang-bincang dengan awak media, mengabdi kepada negara harus totalitas dan diwujudkan dalam bekerja dengan etos kerja yang baik dan proporsional. Inilah yang membedakan Era Sukma dengan sosok pejabat lainnya di lingkungan Pemkab Sumbar. Dirinya tak ingin bermain-main dalam amanah. Selain itu, dirinya juga selalu menjaga kepercayaan publik.

Bagi Era Sukma, membangun lebih banyak lagi infrastruktur berkualitas di Provinsi Sumbar, yang smart dan ramah lingkungan, serta membuka akses dan meningkatkan keterhubungan antar wilayah – antar daerah juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas untuk mewujudkan Sumbar makin lebih maju adalah prioritas utamanya.


Menurutnya , ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian yaitu , kualitas infrastruktur di Sumbar harus benar-benar ditingkatkan, mulai dari tahap perencanaan, pelelangan, hingga pelaksanaan. Selanjutnya, pembangunan infrastruktur harus lebih memperhatikan keberlanjutan lingkungan dengan mengikuti kaidah-kaidah green infrastructure.


Begitu juga terhadap pekerja, dimana harus sesuai dengan Corporate Culture PUPR, yaitu bekerja keras, bergerak Cepat, dan bertindak tepat dalam melaksanakan pembangunan Infrastruktur. Bagi Era Sukma, semua pekerjaan itu musti dilakukannya dengan rasa syukur dan ikhlas. Amanah adalah sesuatu yang harus dijalankan dengan baik tanpa meninggalkan tanggungjawab, dan harus dikerjakan tanpa harus perlu dilihat orang lain atau pimpinan. Jika prinsip ini dipakai maka, semua pekerjaan pasti bisa dilaksanakan dengan baik dan profesional.


Seperti diketahui, bahwa untuk percepatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di kabupaten/ kota di Sumatera Barat agar tetap berlanjut, tentunya Dinas PUPR akan terus membahasnya dengan lembaga terkait, terutama dengan Kementerian PUPR.


”Kita selalu mendiskusikan tentang apa apa saja program yang bisa dibawa ke Sumbar. Kita temui Menteri dan Dirjend Perumahan Kementrian PUPR. Dan kita akan terus bangun jalan-jalan provinsi, dan percepatan pembangunannya dengan mengutamakan akses yang baik dan lancar karena sangat dibutuhkan masyarakat untuk penigkatan perekonomian mereka,” ujar Era Sukma.


Era Sukma juga menyampaikan bahwa, bila terjadi kerusakan pada jalan Provinsi di wilayah kerjanya. adapun penyebabnya adalah faktor alam seperti hujan yang berkepanjangan sehingga terkadang terjadinya longsor.


“Ruas jalan yang berada dikawasan pinggiran perbukitan apabila longsor, akan mengakibatkan tertimbunnya sebagian ruas jalan Provinsi, atau bisa juga sebagian ruas jalan mengalami longsor atau ambruk. Sedangkan beberapa ruas jalan Propinsi, seperti jalan Kota Sawahlunto, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten 50 kota, sebagian jalurnya melewati kawasan perbukitan”, sebutnya.


Apabila musim hujan berakhir, biasanya kondisi kerusakan jalan tersebut akan terbagi dua. Seperti kerusakan dengan kondisi 15 persen hingga 25 parsen, yang dengan pelaksanaan ditangani langsung dengan sistem Swakelola Dinas PUPR.


Sedangkan apabila kondisi kerusakan jalannya berada di atas 50 parsen maka akan dilakukan bentuk peningkatan yang dilaksanakan oleh pihak ke tiga yang anggarannya dari APBN. Seperti ruas jalan Ombilin ke Rambatan, jalan Batu Sangkar ke Simpang Piladang Kabupaten 50 kota.


Untuk sekarang ini yang masih dalam musim penghujan, kita sangat mengharapkan kepada masyarakat agar bersabar dan berhati – hati setiap melewati jalan dengan kondisi kerusakan diatas 50 persen. Meskipun demikian kita bersama UPTD Kabupaten Dinas PUPR Provinsi Sumbar, tetap akan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, ujarnya.


“Kita akan tetap memberikan pelayanan terbaik pada seluruh masyarakat yang melewati ruas jalan di Provinsi Sumbar, apalagi menjelang mudik Hari Raya Idul Fitri tahun 2024 ini, tentu akan banyak dunsanak kita yang bakal pulang mudik kampung “, ungkapnya.


“Sekarang ini, semua UPTD Dinas PUPR Propinsi Sumbar yang berada di Kota dan Kabupaten sedang melaksanakan kegiatan perbaikan ruas jalan. Seperti jalan dari simpang Sikabau ke Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, jalan Muaro Sijunjung sampai Nagari Simancung Kabupaten Sijunjung, jalan Guguk Cino kota Sawahlunto, jalan Kubu Kerambie ke Padang Panjang serta jalan Simpang Baso ke Batu Sangkar Kabupaten Tanah Datar. Upaya cepat tersebut dilakukan adalah dalam rangka menyambut mudik lebaran hari Raya Idul Fitri 1445 H”, ujar Era Sukma Munaf.  (Moudy)


SUMBAR - 30 MARET 2024 - Jelang penghujang 10 hari Ramadhan, meskipun cuaca saat ini tidak begitu bersahabat. Namun, semangat warga untuk mendengarkan Tausiyah Buya Hendra Saputra, SH, M.Si di Masjid Baitul Makmur, Muaro Paneh, Kabupaten Solok, seakan jadi penyemangat untuk hadir.


Menjelang magrib sudah banyak warga seputaran Kabupaten Solok yang datang dan langsung masuk ke mesjid. Begitu waktu magrib masuk, hampir separuh saf laki-laki terisi. Sedangkan barisan perempuan lebih banyak lagi.


Selesai shalat magrib, dan setelah shalat Isa kegiatan langsung dilanjutkan dengan mendengarkan ceramah agama yang disampaikan oleh Buya Hendra Saputra, yang juga merupakan pengasuh di Pondok Pesantren “Ponpes” Taruna Rabbani Koto Sani Kabupaten Solok. 

Dalam Tausiyahnya Hendra Saputra yang akrab disapa Buya Hend, memfokuskan pembahasan betapa pentingnya memahami kriteria sosok yang pantas jadi pemimpin. Sesungguhnya ada 3 sifat dasar yang wajib dimiliki seorang pemimpin, bila pemimpin tersebut merupakan pilihan Tuhan untuk hamba hambanya:


1. Memiliki sifat mudah memaafkan dan tidak berat untuk meminta maaf, karena memaafkan dan minta maaf bukanlah ukuran dari sebuah kesalahan dan kebenaran tetapi merupakan bentuk nyata kelembutan hati yang telah istiqamah seseorang hamba.


2. Mempunyai sifat selalu berterima kasih, baik kepada pemimpin, sejawat bahkan kepada orang orang yang dibawah pimpinannya. Ucapan "terima kasih" merupakan gambaran hati seseorang yang selalu bersyukur kepada Allah tanpa mempedulikan besar atau kecilnya sebuah pemberiannya.


3. Mudah menerima nasehat yang datang, sekalipun dari orang orang yang ia tidak suka. Karena, sebuah nasehat yang baik dan benar tidak mesti datang dari pintu yang bagus bagi dirinya, papar Buya Hend.


Dikutip dari “Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani” ujar Buya Hend. Maka, seseorang yang mudah menerima nasehat kebaikan sekalipun dari seorang penjahat besar merupakan tanda tanda bila hatinya telah siap menjadi gudang ilmu Allah SWT.  


Selanjutnya Buya Hend juga menyarankan agar para jamaah yang hadir dapat melaksanakan wirid. Menurutnya, wirid adalah amalan yang berisi bacaan zikir, doa-doa amalan-amalan lain yang biasa dibaca secara tetap (rutin) setiap hari dalam waktu tertentu. Kegiatan ini dikerjakan setelah salat dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Di penghujung Tausiyah Buya Hend juga menyarankan para jemaah supaya melakukan I'tikaf. Sebab, waktu untuk melaksanakan I'tikaf pada 10 malam terakhir bulan Ramadan agar mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar. Dengan demikian, i'tikaf lebih utama untuk dilakukan pada waktu 10 hari terakhir bulan Ramadan.


Dengan melakukan i'tikaf di masjid, seseorang akan dapat menjauhkan diri dari gangguan dunia dan fokus sepenuhnya pada ibadah kepada Allah SWT. Ini membantu seseorang untuk merenungkan diri, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan memperdalam makna kehidupan spiritual, papar Buya Hend. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Shalat Tarawih berjamaah.

(Moudy)



PADANG PANJANG - Penjabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si membuka secara resmi program Iktikaf di Masjid Agung Manarul ‘Ilmi Islamic Centre Padang Panjang. Kegiatan ini tidak hanya diikuti jemaah asal Kota Padang Panjang, tapi juga diikuti oleh jemaah dari luar kota, pada Sabtu (30/3) malam.

Masjid Agung Manarul ‘Ilmi seperti memiliki magnet tersendiri yang mampu menarik minat para jemaah dari luar Padang Panjang untuk mengikuti Iktikaf di masjid yang menjadi icon Kota Padang Panjang itu.


Ketua Badan Pengelola Islamic Center (BPIC), Ir. Nasrul Yahya mengatakan, minat jemaah cukup tinggi untuk mengikuti Iktikaf di masjid ini. 


“Alhamdulillah peminat cukup tinggi untuk beriktikaf di Masjid Manarul ‘Ilmi. Selain dari Padang Panjang, juga ada rombongan dari Pariaman, Tanah Datar hingga Sawahlunto dan Sijunjung,” ujar Nasrul Yahya yang akrab disapa Ajo.


Dikatakan Ajo, selain suasana yang nyaman, program Iktikaf di Manarul ‘Ilmi juga menjadi hal menarik bagi para jemaah. 


“Dalam program Iktikaf kami juga menggelar kajian ilmu tentang riwayat serta perjalanan hidup para ulama besar dari Sumatera Barat yang dipandu dan dinarasumberi para ustaz dan buya yang berkompeten. Selain itu juga ada program Tadarus 3 Juz dalam semalam. Jadi targetnya selama 10 hari melakukan Iktikaf juga bisa mengkhatamkan 30 Juz Al-Qur’an,” ungkapnya.


Sementara itu, Panitia Pelaksana Iktikaf, Basri, M.Pd menyebutkan, jumlah peserta terus bertambah. Dari data yang didapatkan hingga Isya tadi, sudah 425 orang yang mendaftar untuk pelaksanaan Iktikaf.


"Alhamdulillah jemaah yang ingin Iktikaf sudah datang ke masjid dari sore tadi dengan membawa perlengkapan untuk Iktikaf. Semoga dapat berjalan ancar dan aman, sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai, serta mendapatkan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT," ujarnya.


Ditambahkannya, Iktikaf dimulai dari pukul 21.30 WIB hingga pukul 05.30 WIB yang diisi dengan kajian agama dari tokoh ulama Sumbar serta Qiyamul Lail berjemaah. Untuk para peserta juga diberikan makan sahur gratis.


Sementara itu, Pj Wako Sonny mengapresiasi panitia dari BPIC yang mampu memfasilitasi para jemaah untuk beriktikaf di masjid ini.


“Alhamdulilah panitia dari BPIC sangat bersemangat memberikan pelayanan terbaik terhadap jemaah. Kami pun dari Pemerintah Kota, Insyaallah semaksimal mungkin juga akan memfasilitasi kebutuhan jemaah yang akan beriktikaf di Islamic Centre,” ungkap Sonny.


Dikatakannya, saat ini kita telah berada fase ketiga yakni 10 hari terakhir Ramadan yang istimewa. Ada banyak keutamaan di sepertiga bulan terakhir ini. 


“Kami mengajak kepada kita semua untuk meningkatkan amalan kita, agar kita tidak melewatkan begitu saja 10 hari terakhir di bulan Ramadan ini,” kata Sonny.

 

Ia juga mengajak jemaah untuk terus berkhalwat dengan Allah, dengan cara salat, munajat melalui doa dan dzikir, membaca Al-Qur’an dan lainnya. Ini diibaratkan sebagai alat penjaring yang efektif untuk mendapatkan Lailatulkadar. 


“Karunia utama Ramadan adalah Lailatulkadar. Malam penuh keberkahan, kebaikan dan keselamatan. Ini adalah kesempatan yang paling dicari. Untuk itu, mari bersama-sama kita hidupkan malam-malam 10 terakhir Ramadan ini dengan Iktikaf, agar Lailatulkadar dapat kita raih,” ujarnya.


Untuk kenyamanan para jemaah dalam melalukan Iktikaf, Pemerintah Kota juga menyediakan anggaran untuk memenuhi kebutuhan para jemaah selama melaksanakan Iktikaf. (king/rifki)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.