Baca Juga
- Mantri BRI Ikut Pelatihan Budidaya Bisnis Cabai Merah Bersama Primakelola IPB BPTP Sumbar
- PENYULUH PERTANIAN SE SUMBAR DIBEKALI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN PROLIGA BAWANG MERAH DAN PROLIGA CABAI MERAH
- Akses Terbuka, Kebutuhan Petani Akan Air Terpenuhi, Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar Akhirnya Tuai Pujian
Kementan
butuh dukungan banyak pihak untuk mengeksekusi upaya mengatasi kekeringan lahan
pertanian di sejumlah daerah. Foto/Ilustrasi
MPA,JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan)
dinilai memiliki solusi untuk mengatasi kekeringan lahan pertanian yang melanda
beberapa daerah. Namun, solusi itu perlu dukungan banyak pihak agar kekeringan
yang kerap melanda lahan pertanian tidak terulang.
"Seharusnya ada dukungan, karena untuk kepentingan kita
semua dan bangsa yaitu terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia," kata
peneliti LIPI Latif Adam, di Jakarta, seperti dilansir Sindonews.com pada Sabtu
(22/6/2019).
Latif mengatakan, dalam pengamatannya Kementan telah
mengeluarkan sejumlah program dan kebijakan untuk mengantisipasi kekeringan
lahan pertanian serta dampaknya. Latif juga optimis kebijakan itu bisa menjadi
solusi masalah kekeringan. Apalagi infrastruktur air maupun embung telah
direalisasikan pemerintahan saat ini.
Dengan begitu, masalah kebutuhan air dapat efektif
tersalurkan kepada areal pertanian terdampak kekeringan yang membutuhkannya.
"Kementan dan daerah juga bergerak cepat memberikan solusinya. Inilah yang
dibutuhkan, kerja sama dan solusi dari semua pihak," ujar Latif.
Seperti diketahui, memasuki musim kemarau beberapa lahan
pertanian di beberapa wilayah mulai mengalami kekeringan. Direktur Jenderal
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy
mengatakan, guna mengantisipasi kekeringan, pihaknya selama tiga tahun terakhir
telah membangun banyak infrastruktur air.
Sarwo Edhy menuturkan, sebanyak 3 juta hektare infrastruktur
air telah dibangun selama tiga tahun terakhir dan yang diharapkan dapat
meminimalisasi dampak kekeringan di areal pertanian.
"Dalam kurun waktu 2015-2019 (angka realisasi per April
2019) telah terbangun yang dapat mengairi lahan sawah seluas 3,129 juta hektare
(ha) yang dapat Meningkatkan indeks pertanaman (IP) 0,5 sehingga berdampak pada
peningkatan produksi sebanyak 8,21 juta ton," jelas Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan Tim
Khusus penanganan Kekeringan. Tim khusus ini akan turun ke lokasi-lokasi
kekeringan di wilayah sentra produksi padi.
"Tugas dan fungsi dari Tim Khusus ini nanti untuk
melakukan koordinasi dengan pihak terkait, antara lain TNI, Kementerian PUPR
serta pemerintah daerah setempat," ujar Sarwo Edhy.
Tujuannya, untuk memetakan permasalahan, negosiasi
penggelontoran air dari Bendung atau Bendungan. Serta terlibat langsung
melaksanakan pengawalan gilir giring air sesuai jadwal yang telah disepakati.
"Secara umum permasalahan kekeringan yang terjadi
disebabkan oleh curah hujan yang sedikit dan kondisi penggelontoran debit air
dari bendung atau bendungan mengalami penurunan," kata Sarwo Edhy. (*)