Baca Juga
Presiden Joko Widodo
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambah
alokasi belanja dan pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) 2020 sebesar Rp405,1 triliun untuk menangani wabah virus corona
(covid-19). Sebelumnya, alokasi belanja APBN 2020 ditetapkan sebesar Rp2.540,4
triliun.
Alokasi dana itu diterbitkan dalam Perppu Kebijakan
Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan.
"Terkait penanganan covid19 dan dampak ekonomi
keuangan, saya menginstruksikan total tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020
untuk penanganan covid-19 adalah sebesar Rp405,1 triliun," ujar Jokowi
dalam konferensi pers, Selasa (31/3).
Ia merinci, sebagian besar anggaran atau sekitar Rp150
triliun dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional,
termasuk restrukturisasi kredit dan penjaminan serta pembiayaan untuk UMKM dan
dunia usaha menjaga daya tahan dan pemulihan ekonomi.
Kemudian, sebesar Rp75 triliun untuk bidang kesehatan
meliputi perlindungan tenaga kesehatan, pembelian alat kesehatan, perbaikan
fasilitas kesehatan, dan insentif dokter.
Berikutnya, sebesar Rp110 triliun untuk jaring
pengaman sosial (Social Safety Net) yang mencakup penambahan anggaran kartu
sembako, kartu prakerja, dan subsidi listrik. Terakhir, Rp70,1 Triliun untuk
insentif perpajakan dan stimulus KUR
Sebagai konsekuensinya, defisit APBN 2020 diperkirakan
mencapai 5,07 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau melampaui batas
ketentuan Undang-undang Keuangan Negara yang dipatok 3 persen dari PDB.
Selanjutnya, pemerintah menerbitkan peraturan
pemerintah pengganti undang-undang (perppu) sebagai payung hukum relaksasi
defisit tersebut. Namun, relaksasi defisit hanya untuk tiga tahun, yaitu 2020,
2021, dan 2022. Pada 2023, pemerintah akan kembali pada disiplin fiskal batas
maksimal defisit 3 persen dari PDB.
Jokowi menilai pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak
pada masalah kesehatan tetapi juga masalah kemanusiaan yg berdampak pada aspek
sosial, ekonomi, dan perekonomian negara. Karenanya,pemerintah perlu mengambil
langkah yang luar biasa dalam menyelamatkan perekonomian dan menjaga stabilitas
keuangan. (*)
Dilansir
dari: CNN Indonesia