-->

Terinspirasi Dari Hal Sia-Sia, Fauzi Bahar “Bawa Perubahan”

Baca Juga


MPA - Menyimak sekelumit perjalanan panjang Mantan Wali Kota Padang dua periode tahun 2004 hingga 2014 silam, terinspirasi dari perbuatan yang sia-sia, Fauzi Bahar bawa perubahan ntuk kampung halamannya Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, (Sumbar).

Kisah ini beliau ceritakan sebelum menjabat jadi Wali Kota Padang yaitu dimasa tugas belajar atau istilahnya melakukan penelitian untuk mengambil Pasca Sarjana ( S2) selama tiga bulan di Kota Padang.

Ambil S2 waktu itu saya bertugas di pasukan elite yaitu pasukan khusus katak hanya ada dua tempat di Indonesia yaitu di Jakarta dan Surabaya.

Rindu akan kampung halaman, saya minta untuk melakukan penelitian di Kota Padang sambil pulang kampung, dapat bersua dengan sanak keluarga dan handai tolan, sebut mantan Wali Kota Padang Dua Priode, Fauzi Bahar.

Tugas belajar saya manfaatkan mencari berbagai sumber yang sesuai dengan judul penelitian semua berjalan lancar dengan harapan cepat  selesai memegang gelar M.Si.

Waktu tiga bulan tersebut saya manfaatkan untuk berbaur dengan seluruh elemen masyarakat  tanpa pandang suku dan agamanya, serta berbagai corak dan gaya, sebut Fauzi Bahar.

Suatu ketika saat di ajak oleh teman-teman menghadiri pesta saudaranya di lubuk minturun, dimalam itu ada 3 pesta dihadiri, yang paling berkesan pesta di Asam Pulai, kesana juga diajak kawan.

Dipesta inilah hal paling jijik terlihat, sekitar  pukul 01.00 dini hari, para penyanyi orgen tunggal tersebut tak seperti berpakaian, hanya tinggal BH dan celana tonjik kata orang, serta minuman keras berhakohol tinggi, botolnya berserakan diatas meja, seperti tak ada yang mengatur.

Disuana pesta yang hot dan panas tersebut semuanya ikut berjoget tidak ada rasa malu dan segan diantara sesamanya, mana koponakan, ninik mamak, urang sumando dan saudara sendiri saat itu mungkin tak saling kenal, akibat pengaruh minuman berhakool  tersebut.

Dari sinilah hati dan jiwa terpanggil untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik, siapa lagi yang akan merubah suatu kaum, kalau tidak kaum itu sendiri, apalagi orang kampung itu semua kenal dengan kita dan juga dengan keluarga kita.

Ssya perhatikan kehidupan di kampung saat itu sungguh miris, judi togel kian merajalela, minuman keras, narkoba dan pelaku maksiat, serta kriminalisasi meningkat, kaum one-one dan para putri tak berpakaian kerundung kemana pergi, rasa keimanan semakin sangat meniipis sekali, Masjid dan mushalla banyak, tiba waktu shalat cuma terisi tikar pertama bahkan juga tak penuh terisi.

Saya terus berpikir bagaimana kampung bisa maju dan berkembang, semua seperti telah terjerumus ke alam kegelapan, cara berpikir sudah mandul, otak kosong tak memiliki kemampuan dalam memaju tumbuh kembangkan roda  perekonomian untuk masa yang akan datang.

Akhirnya, mungkin Allah  yang Maha Kuasa berkehendak saya terpilih menjadi Wali Kota Padang tahun 2004 silam, tahun pertama saya bertugas kusus untuk memberantas Judi Togel yang merusak sekali, setelah itu berpakaian jilbab bagi siswa putri, hal hasil semua program khusus berjalan dengan baik, walaupun banyak protes dan tantangan, namun tidak pernah menyurutkan apa yang sudah jadi agenda.

Kita semua mengetahui bahwa Wali Kota memiliki Amanah dari rakyatnya, dan juga memiliki power untuk menjalankan semua kebijakan- kebijakan bersama Forkopinda dan orang-orang  yang di pimpinnya. Ujar Fauzi Bahar. (taf/ar).


[blogger]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.