Baca Juga
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGS58H7xHW7rJYraCorKPGXt34luqP7McP2AITtM3murexn0KBCfHKQWuHB4-uZn066ZcFe91FiHWBbNnVqldyNcc72FnVoEgD_LVOeBqL-oZpVNk6KHVbbsr6kb4RWLyodGxnLspovXXM/s640/CI-crop.jpg)
Ilustrasi penduduk kota Wuhan, China usai lockdown
MPA – Setelah pemerintahnya mencabut
penguncian wilayah (lockdown) akibat virus corona (Covid-19), Masyarakat Kota
Wuhan, China kini kembali bebas untuk keluar rumah.
Untuk semua pasangan kekasih di Wuhan, pencabutan lockdown
membuat mereka bergegas melangsungkan rencana pernikahan yang tertunda. Apalagi
setelah mereka dikurung di rumah selama lebih dari 2 bulan itu.
Mespun demikian, proses pernikahan di Wuhan saat ini masih
menghadapi sejumlah pantangan.
Salah seorang karyawan dari Kantor Pendaftaran Perkawinan
Distrik Wuhan mengatakan bahwa pengantin baru tidak boleh melakukan ritual
tradisional, seperti acara mengambil sumpah, itu untuk menghindari penularan.
Walau demikian, hal tersebut tidak menjadi masalah bagi Xu
Lin, seorang warga Wuhan yang menikah pada hari Rabu (8/4) kemarin, pasca
lockdown.
"Tidak masalah, karena hari ini adalah hari istimewa,
awal baru bagi saya dan bagi Wuhan," kata Xu sebagai mana dilansir dari
Global Times, dan CNN Indonesia, Kamis
(9/4).
Akan tetapi, terdapat juga beberapa diantara masyarakat yang
terkurung di Wuhan berusaha untuk meninggalkan kota tersebut.
Cao Lin, seorang warga Guizhou yang terjebak di Wuhan sejak
Januari, membulatkan tekadnya untuk menjauhkan diri dari kota tersebut
selamanya.
"Selama 80 hari terakhir, saya berjanji pada diri
sendiri bahwa saya tidak akan pernah kembali ke Wuhan lagi," kata Cao.
Cao mengatakan dirinya tak kuasa menahan haru ketika melihat
siaran langsung yang menyatakan pencabutan lockdown oleh pemerintah. Ia
berharap kota Wuhan dapat pulih dan kembali normal secepatnya.
"Hati saya akan selalu ada di sana dengan kota yang
kuat, berani dan heroik ini," ungkapnya.
Wakil Gubernur Provinsi Hubei, Cao Guangjing mengatakan,
pencabutan lockdown di Wuhan menandai kemajuan yang menentukan dalam
pertempuran kota melawan virus.
Kekhawatiran Masih Melekat
Meski melegakan masyarakat China, pencabutan lockdown Wuhan
juga memicu kecurigaan dari berbagai pihak luar.
Beberapa pihak mempertanyakan keputusan pencabutan lockdown
di Wuhan, dan bertanya-tanya apakah tidak terlalu dini untuk mencabut larangan
tersebut karena khawatir gelombang kedua wabah bisa terjadi.
Terlebih, beberapa pihak juga berpendapat Wuhan tidak
melaporkan jumlah infeksi sebenarnya.
Karena semakin banyak orang Wuhan melakukan perjalanan ke
luar kota usai lockdown, kota-kota China lainnya juga telah memberlakukan tes
untuk penduduk yang kembali dari Wuhan untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Misalnya, pemerintah kota Beijing mengharuskan siapa pun yang
datang dari Wuhan menjalani tes nukleat dua kali. Satu kali saat sebelum mereka
meninggalkan Wuhan dan setelah mereka tiba di Beijing. (*)