-->

Articles by "Internasional"

Showing posts with label Internasional. Show all posts



MPA - Korea Utara menjadi salah satu negara yang paling tertutup di dunia. Selama berpuluh-puluh tahun, dinasti Kim memimpin Korea Utara dalam kediktatoran. 

Tapi siapa sangka, Korea Utara berperang bersama koalisi negara Arab melawan Israel perang Yom Kippur 1973.

Saat itu, Korea Utara 'meminjamkan' pilot tempurnya sebanyak 20 personel kepada Koalisi Arab untuk digunakan berperang melawan jet tempur Israel.

Pilot-pilot yang dikirim Korut tersebut amat terlatih mengawaki MiG-21 dan sudah mengantongi 2.000 jam terbang.

Inilah kesaksian 2 pilot jet tempur Israel yang terlibat dogfight (perang udara antarpesawat terbang dalam jarak pendek secara visual) dengan pilot jet tempur Korea Utara pada 1973.

Testimoni kedua pilot Israel ini diterbitkan dalam buku berjudul: Hammers Israel’s Long-Range Heavy Bomber Arm: The Story of 69 Squadron.(*)


Sumber ; hot.grid.id

Kim Jong Un

MPA - Kabar Kim Jong Un meninggal dunia santer dibicarakan. Tetapi hal tersebut langsung terbantahkan melihat sang pemimpin tiba-tiba muncul ke publik dalam sebuah peresmian gedung.

Seperti kita tahu, Korea Utara merupakan negara yang cukup tertutup dengan dunia luar.

Akibatnya, selentingan mengenai berpulangnya Kim Jong Un membuat publik penasaran.

Kim Jong Un disebut sakit kritis karena tidak datang ke perayaan ulang tahun kakeknya.

Intelejen Amerika Serikat bongkar bahwa Kim Jong Un kritis setelah operasi kardiovaskular.

Dunia pun ikut penasaran lantaran tidak ada kabar dari media pemerintah Korea Utara.

Namun siapa sangka kalau paranormal Indonesia sudah menerawang terkait kondisi Kim Jong Un. (*)

Sumber : Gridhot.ID

Penguasa Korea Utara Kim Jong Un

MPA  Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un akhirnya muncul kembali ke publik setelah beberapa pekan ini heboh dikabarkan meninggal dunia.

Kantor berita negara Korea Utara KCNA mengatakan Kim Jong Un menghadiri penyelesaian pabrik pupuk di wilayah utara ibukota, Pyongyang. Ini merupakan laporan pertama kegiatan publiknya sejak 11 April.

KCNA melaporkan bahwa Kim memotong pita pada upacara yang digelar pada hari Jumat, 1 Mei 2020. Para hadirin pun bersorak gembira pada acara tersebut.

“hore!,” sorak mereka karena Pemimpin Tertinggi yang memimpin acara tersebut seperti dikutip dari CNBC International,  Sabtu 2 Mei 2020.

Kim menyatakan kepuasannya tentang sistem produksi pabrik pupuk, dengan mengatakan bahwa pabrik itu memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan industri kimia dan produksi makanan negara itu. Begitu seperti dilaporkan KCNA.

Kim ditemani oleh beberapa pejabat senior Korea Utara, termasuk adik perempuannya, Kim Yo Jong.

Setelah laporan KCNA itu, Presiden A.S. Donald Trump pun mengatakan, bahwa dia akan mengatakan sesuatu tentang Kim pada waktu yang tepat.

Sebelumnya, ada spekulasi tentang kesehatan Kim setelah dia melewatkan perayaan ulang tahun kelahiran pendiri negara, Kim Il Sung pada 15 April. Hari itu adalah hari libur utama di Korea Utara dan Kim sebagai pemimpin biasanya berkunjung.(*)


Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping. Brendan Smialowski / AFP)

MPA, JAKARTA - Persaingan antara Amerika Serikat dan China tampaknya tidak terhalang oleh pandemi virus corona (Covid-19). Krisis pandemi global ini bahkan dinilai ahli politik internasional tetap dijadikan area bertarung kedua negara adidaya tersebut demi memperbaiki citra atau meningkatkan pamor.

"Segala momentum pasti dimanfaatkan kedua negara untuk saling menjatuhkan lawan dan menunjukkan siapa yang bisa dipercaya. Ibaratnya (pandemi corona) ini pertarungan head to head antara adikuasa yang sedang turun pamor (AS) dengan adikuasa yang sedang naik pamor (China)," kata Dosen Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, pada Selasa (21/4) dikutip dari CNNIndonesia.com.

Kedua negara kembali terlibat adu mulut dengan saling menuding sebagai biang keladi dari virus yang telah menginfeksi lebih dari 2,6 juta orang di 210 negara dan wilayah di dunia itu.

Presiden Donald Trump berupaya membangun narasi negatif terhadap China dengan menyebut Covid-19 sebagai 'virus China'.

yang menjual hewan liar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, sekitar Desember 2019 lalu.

Namun, banyak pihak yang masih meragukan anggapan itu lantaran China dianggap tidak pernah benar-benar terbuka menyelidiki hal tersebut. China sendiri menyatakan tidak ada bukti bahwa wabah itu dimulai di sana.

Trump berulang kali menganggap China tidak transparan mengenai bagaimana awal mula Covid-19 muncul dan berbagai data lainnya terkait perkembangan penyebaran virus tersebut.

Tudingan itu lantas didukung sejumlah negara Barat seperti Inggris dan Prancis yang mendesak pemerintahan Presiden Xi Jinping untuk membuka semua data awal mula kemunculan virus.

AS menuding virus itu muncul dan menyebar akibat kebocoran salah satu laboratorium di Wuhan. Trump bahkan ngotot ingin mengirim penyelidik ke sana. Namun, China membantah hal tersebut.
Ketangkasan China Ubah Narasi Corona di Tengah Tekanan ASFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian

Menurut Rezasyah, China paham betul bahwa posisinya sangat dirugikan akibat kemunculan pandemi ini.

Alih-alih berkoar ke dunia luar layaknya AS, Rezasyah mengatakan China lebih memilih bermain cerdik dengan memaksimalkan diplomasi dalam mengubah narasi negatif yang melekat pada negaranya akibat wabah ini.

Tiongkok tampil ke panggung dunia sebagai negara yang berhasil membendung virus corona. Bahkan di ambang kemenangan.

Pelan namun pasti, China mulai mengulurkan tangan ke sejumlah negara sangat terdampak penyebaran corona.

Rezasyah melihat China tahu betul yang dibutuhkan saat ini adalah kepercayaan publik internasional demi meningkatkan pamor yang tercoreng corona.

China dengan cepat berupaya memposisikan diri sebagai negara dermawan yang peduli dan mampu membantu negara lain di tengah pandemi yang masih merongrong negaranya sendiri.

Pada Maret lalu, China mengirimkan dua juta masker medis, 200 ribu masker N95, dan 50 ribu test kit ke Italia, salah satu negara paling terdampak corona.

China juga mengerahkan puluhan tenaga medis ke Italia demi membantu pemerintahan Perdana Menteri Giuseppe Conte menanggulangi wabah tersebut.

Presiden Xi Jinping bahkan menjanjikan bantuan kepada Spanyol dan Prancis.

Kolom majalah Foreign Policy menuliskan Italia dan negara Eropa menjadi kawasan ideal bagi Xi Jinping untuk mengubah narasi yang melekat pada negaranya dari semula disebut sebagai 'sumber penyebaran virus' menjadi 'negara dermawan.
Ketangkasan China Ubah Narasi Corona di Tengah Tekanan ASFoto: CNN Indonesia/Fajrian

Berbeda dengan China, pemerintahan Trump justru malah menarik bantuan AS ke WHO di tengah pandemi. Pemutusan bantuan itu dilakukan Trump yang marah karena menganggap WHO membela China yang "tidak transparan".

AS merupakan donor terbesar WHO selama ini. Negeri Paman Sam menyumbangkan lebih dari $400 juta bagi WHO pada 2019 lalu.

Rezasyah melihat strategi itu cukup berhasil bagi propaganda China yang berupaya menutupi tanggung jawab sebenarnya terkait penyebaran virus corona secara global.

"Di sini lah kehebatan soft power dan diplomasi global China yang bisa mengubah narasi negatif menjadi positif sangat cepat dan di luar bayangan banyak orang. China memang memiliki kemampuan mengelola krisis luar biasa yang diuntungkan dari pemerintahannya yang sentralistik dan rakyat yang patuh," kata Rezasyah.

Rezasyah menilai China memiliki diplomasi global dan ekonomi yang kuat dan itu telah dibangun secara konsisten dan bersinergi oleh Xi Jinping sejak lama demi mengantisipasi insiden-insiden seperti ini.

Ia mengatakan jika China bisa terus konsisten membangun diplomasi dan soft power ini, dalam sepuluh tahun ke depan bisa jadi Negeri Tirai Bambu benar-benar menggeser posisi Negeri Paman Sam sebagai negara superpower.

"Alih-alih terpuruk, China pelan namun pasti berhasil mengubah narasi pandemi corona ini untuk meningkatkan kepercayaan publik internasional terkait kepemimpinannya di dunia global. Jika AS tidak hati-hati, ini bisa mengarah ke sana (pergeseran kedudukan superpower)," ucap Rezasyah.

Meski begitu, Rezasyah tak begitu yakin bahwa pandemi corona merupakan titik perubahan geopolitik global dan tatanan global antara China dan AS.
Ketangkasan China Ubah Narasi Corona di Tengah Tekanan ASSambutan hangat untuk para pahlawan medis Wuhan, China. (STR / AFP)

Ia hanya melihat pandemi ini momentum bagi kedua negara adidaya untuk menunjukkan siapa yang lebih bisa diandalkan.

"Dan tampaknya China yang berhasil mengambil kesempatan ini. Di sisi lain, kita lihat AS. Sekarang Trump bahkan berdebat dengan para pemimpin negara bagian AS soal penanganan corona. Sementara China selalu satu suara. China berhasil menunjukkan good governance dalam menyikapi pandemi ini," kata Rezasyah.

Senada dengan Rezasyah, Profesor Emeritus sekaligus Dekan Sekolah Kepemerintahan Universitas Harvard, Joseph S Nye, mengatakan pandemi corona tidak akan mengubah tatanan global terutama terkait posisi AS dan China.

Menurut dia, krisis wabah corona ini hanya sebatas area persaingan AS-China yang baru. Nye mengatakan baik China dan AS sama-sama salah mengambil langkah di awal penyebaran pandemi ini.

Ia menganggap Trump dan Xi sama-sama mengawali respons global terkait wabah corona dengan penyangkalan dan misinformasi.

Di satu sisi, China sempat dianggap berupaya menutup rapat terkait kemunculan virus ini. Di sisi lain, Trump sempat meremehkan ancaman virus ini yang sekarang membuat AS sebagai negara dengan jumlah kasus dan kematian corona tertinggi di dunia.

"Respons kedua negara hanya menimbulkan kebingungan dan membuang-buang waktu serta kesempatan untuk mempererat kerja sama internasional dalam menangani wabah ini," kata Nye dalam kolomnya di majalah Foreign Policy berjudul No, the Coronavirus Will Not Change the Global Order.

"Kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu malah terlibat pertempuran propaganda. China mengklaim militer AS terlibat penyebaran virus corona, sementara Trump terus menyebut virus corona adalah "virus China" ujarnya menambahkan. (**)

Dilansir dari CNN Indonesia

Raja Salman

MPA - Tahun ini, umat muslim merayakan Ramadan. Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini muslim di seluruh dunia merayakan Ramadan di tengah wabah corona atau covid-19.

Perayaan Bulan Suci Ramadan 1441 H atau 2020 dimulai di tengah pembatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena wabah dari Virus Corona atau Coronavirus (Covid-19).

Negara-negara di seluruh dunia telah menerapkan penguncian (lockdwon) dan penerapan aturan jarak sosial atau social distancing dan physical distancing yang ketat.

Pembatasan itu dilakukan untuk menekan penyebaran Virus Corona yang mematikan itu.

Raja Salman bin Abdul Aziz dari Arab Saudi mengaku sangat bersedih melihat perayaan Ramadan di sejumlah negara tahun ini yang sangat tidak seperti sebelumnya. 

Arab Saudi adalah tempat Kabah di Masjidil Haram yang merupakan tempat suci dan kiblat umat Islam sedunia.

Raja Salman mengatakan bahwa dia sedih karena umat Islam tidak bisa Shalat Tarawih atau Salat Tarawih bersama di masjid-masjid.


Sumber Gridhot.ID

Carrier Battle Group US Navy, terlalu kuat dihadapi oleh negara manapun

MPA - Soal 'adu kapal' di teluk Persia sepertinya berbuntut panjang.

Iranian Revolutionary Guard Corps Navy (IRGCN) atau Garda Revolusi Iran seketika menjadi trending topic dunia karena kenekatannya mencegat iring-iringan kapal perang US Navy di Teluk Persia.

Unit paramiliter negeri Ayatollah itu nekat mencegat Destroyer US Navy USS Paul Hamilton yang sedang melaksanakan patroli bersama USS Sirocco, USS Firebolt, USS Lewis B.Puller serta kapal US Coast Guard pada Rabu 15 April 2020 lalu.

Berbekal 11 kapal kecil, Garda Revolusi Iran mengepung kapal-kapal perang AS yang secara teori jauh lebih perkasa dibanding mereka.

Insiden ini jelas menjadi panas usai US Navy mengeluarkan statement yang malah membuat tambah runyam keadaan.

US Navy menyebut tindakan Iran ini sebagai "tindakan tidak profesional dan provokatif serta ketidakpedulian mereka terhadap peringatan."

Mengutip navytimes.com, Senin (20/4/2020) mendapati pernyataan US Navy ini Iran menuduh pada 6-7 April 2020 Amerika Serikat (AS) duluan yang memulai pertikaian dengan memblokir kapal perang Iran di Teluk Persia.

Dilansir dari Gridhot.ID

Papan reklame yang memuat ringkasan Hadis Nabi Muhammad tentang menangani wabah penyakit dipasang di Chicago, Amerika Serikat, saat wabah covid-19 melanda negara tersebut. Foto/The New Arab/Twitter

WASHINGTON - Saat Amerika Serikat (AS) jadi negara terparah yang dilanda wabah virus corona baru (Covid-19), nasihat Nabi Muhammad SAW tentang cara menghadapi wabah viral di negara tersebut.

Di beberapa negara, sabda yang dalam Islam disebut sebagai Hadis Nabi Muhammad itu juga ramai diperbincangkan.

Di Chicago, Amerika Serikat, sebuah papan iklan didirikan untuk memberi saran kepada penduduk setempat tentang cara mencegah penyebaran virus corona baru. Papan iklan itu memuat Hadis Nabi Muhammad yang sudah ada sejak lebih dari 1.300 tahun silam.
  
Papan iklan itu dipasang atas prakarsa Gain Peace di Amerika Serikat. Pesan dalam papan iklan itu menguraikan bagaimana Nabi Muhammad secara historis menangani pandemi selama masa hidupnya, yang semuanya itu merupakan pedoman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menangani wabah Covid-19 saat ini.

"Sering-seringlah mencuci tangan, jangan meninggalkan daerah yang terinfeksi dan jangan mengunjungi daerah yang terinfeksi," bunyi papan reklame yang merujuk pada sebuah Hadis Nabi Muhammad.

Secara ringkas bunyi Hadis Nabi Muhammad yang terkenal itu adalah; "Ketika Anda mendengar bahwa wabah ada di sebuah wilayah jangan masuk ke sana dan jika wabah itu pecah di tempat saat Anda berada di dalamnya, jangan tinggalkan tempat itu."

"Jangan menempatkan pasien yang sakit dengan orang sehat," lanjut ringkasan Hadis Nabi tersebut. Narasi dalam dalil agama Islam itu mirip dengan pedoman karantina atau pun lockdown yang diadopsi WHO dan diberlakukan di banyak negara.

Nasihat Nabi Muhammad yang telah berusia berabad-abad ini beresonansi dengan jutaan orang di seluruh dunia ketika Covid-19 menginfeksi lebih dari 2,4 juta orang dan menewaskan lebih dari 165.000 jiwa di seluruh dunia.

Pemerintah di seluruh dunia—dari AS hingga Iran—mendapat kecaman karena tidak merespons tepat waktu untuk menghentikan penyebaran wabah tersebut. Instruksi mereka sekarang untuk menghentikan penyebaran coronavirus seperti cerminan nasihat Nabi Muhammad, yang masih relevan untuk zaman modern.

"Nabi Muhammad mendirikan sebuah agama yang dibangun di atas wahyu dan kecerdasan. Alquran adalah wahyu yang memberi kita jalan hidup, dan dengan setiap zaman dan peradaban baru, kecerdasan adalah cahaya penuntun kita dan apa yang disebutnya sebagai 'batin Nabi' kita," kata seorang dosen terkemuka di London, Hussain Makke, kepada The New Arab, Selasa (21/4/2020).

"Dengan pandemi ini, intelek tidak hanya menekankan mengambil semua tindakan pencegahan, untuk menghindari virus, tetapi nasihat itu sendiri melarang menyakiti orang lain atau diri sendiri," ujarnya.
  
"Nasihat Nabi Muhammad tentang kebersihan umum, memprioritaskan dukungan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan secara khusus mengarantina selama pandemi membuat kita mendambakan seorang pemimpin seperti dia pada masa-masa ini," paparnya.

Saat ini lebih dari 1,7 miliar Muslim bersiap untuk menyambut bulan suci Ramadhan, namun pemerintah di hampir seluruh dunia Islam telah mengambil tindakan pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satunya, melarang sementara salat berjamaah di masjid.

Arab Saudi telah melarang jamaah Umrah memasuki kota suci Makkah dan Madinah, termasuk pada bulan Ramadhan. Mufti agung kerajaan itu juga telah menangguhkan semua bentuk ibadah berjamaah di masjid dan sebagai gantinya menyerukan beribadah di rumah selama bulan Ramadhan.

Larangan serupa telah diterapkan di Uni Emirat Arab yang pada hari Senin melarang perkumpulan massa untuk ibadah.

"Berkumpul untuk melakukan salat dapat membahayakan jiwa, tindakan yang dilarang keras dalam Islam," bunyi pernyataan otoritas keagamaan Uni Emirat Arab.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Sabtu lalu mengeluarkan fatwa yang sangat topikal di mana ia membahas pertanyaan penting tentang puasa selama bulan suci Ramadhan di tengah pandemi coronavirus.

"Tidak seorang pun diizinkan untuk membatalkan puasa selama bulan yang diberkati kecuali mereka yakin, tanpa keraguan, bahwa puasa akan menyebabkan penyakit, memperburuk penyakit yang sudah ada sebelumnya, memperpanjang periode sakit atau menunda akses ke perawatan," bunyi fatwa Khamenei.

Fatwa Khamenei itu dipicu oleh penyelidikan tentang isu abstain puasa selama krisis Covid-19 yang telah mencengkeram Iran. Secara resmi, jumlah kematian di Iran terkait Covid-19 adalah sekitar 5.000 jiwa, tetapi ada kekhawatiran bahwa jumlah sebenarnya bisa jauh lebih besar.

"Puasa adalah kewajiban (atas perintah) Ilahi. Ini adalah berkah Allah atas para hamba-Nya yang terletak pada fondasi kemuliaan dan kesempurnaan spiritual manusia," lanjut fatwa Khamenei.

Di Uni Emirat Arab, Dewan Fatwa Emirat juga menambahkan bahwa pekerja medis yang merawat pasien Covid-19 dikecualikan dari puasa selama bulan Ramadhan. "Jika mereka khawatir puasa dapat menyebabkan melemahnya kekebalan mereka atau kehilangan pasien mereka," bunyi fatwa tersebut.

Di Mesir telah diumumkanlarangan pertemuan keagamaan publik, termasuk buka puasa bersama selama bulan suci Ramadhan. Kementerian Wakaf Islam Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan larangan pertemuan keagamaan itu juga akan berlaku untuk itikaf, sebuah praktik di mana umat Islam menghabiskan 10 hari terakhir bulan puasa di sebuah masjid untuk salat dan membaca Alquran.

Di Inggris, BBC akan mulai mengudarakan doa-doa Muslim mulai Jumat pagi di layanan radio lokalnya. Hal itu dikonfirmasi kepala BBC Local Radio Chris Burns dan jurnalis Harry Farley.


Dilansir dari SindoNews, Judul Artikel : Saat Covid-19 Mewabah, Hadis Nabi Muhammad Viral di AS



Ilustrasi laboratorium

MPA - Virus Corona atau Covid-19 telah membunuh lebih dari 145.000 orang dan menginfeksi lebih dari dua juta orang di seluruh dunia sejak pandemi dimulai di Wuhan Desember lalu.

Terkait dengan hal tersebut, Institut Virologi Wuhan, sebuah lembaga senilai 34 juta poundsterling yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan China, telah menjadi pusat kontroversi di tengah krisis global.

Teori mengejutkan mengklaim bahwa virus, secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2, berasal dari institut, yang memiliki laboratorium berlantai empat dengan tingkat keamanan hayati tertinggi P4.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Washington sedang mencoba untuk menentukan apakah virus corona pertama kali menyeberang ke manusia secara tidak sengaja selama percobaan dengan kelelawar di lab Wuhan.

Tetapi China bersikeras bahwa WHO tidak menemukan bukti bahwa virus Corona buatan manusia.

Sebagaimana diketahui, China telah melaporkan bahwa virus corona berasal dari pasar tradisional di Wuhan, China.

Laboratorium Wuhan Simpan 1.500 Virus Mematikan

Peringatan nyata adalah bagian dari makalah penelitian yang diajukan oleh Shi, wakil direktur di institut, dan tiga penulis bersama pada Januari 2019.

Penelitian itu diterbitkan pada bulan Maret 2019.

Dalam artikel tersebut, tim menyoroti kemungkinan epidemi virus lain di China dengan menganalisis tiga wabah berskala besar yang disebabkan oleh Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), dan Sindrom Diare Akut Swine (SADS).

Dikatakan bahwa ketiga patogen itu adalah virus corona dan dapat ditelusuri kembali ke kelelawar, dan dua di antaranya berasal dari China.

Para peneliti mendesak: 'Dengan demikian, sangat mungkin bahwa wabah virus corona yang menyerupai SARS atau MERS di masa mendatang akan berasal dari kelelawar, dan ada kemungkinan peningkatan bahwa ini akan terjadi di China.

'Oleh karena itu, investigasi virus corona kelelawar menjadi masalah mendesak untuk mendeteksi tanda-tanda peringatan dini, yang pada gilirannya meminimalkan dampak wabah di masa depan di China.'Tim tersebut menunjukkan bahwa ukuran, populasi, dan keanekaragaman hayati China dapat mendorong penyebaran bug potensial.

Ini juga menggarisbawahi tradisi China yang menyukai daging segar.

"Budaya makanan China menyatakan bahwa hewan yang disembelih hidup lebih bergizi, dan keyakinan ini dapat meningkatkan penularan virus," tulis koran itu.
  
Sebuah tim yang dipimpin oleh Shi telah menemukan pada 2018 bahwa manusia mungkin dapat terpapar virus corona langsung dari kelelawar setelah melakukan penelitian, menurut Beijing News.


Institut Virologi Wuhan, yang menyimpan lebih dari 1.500 jenis virus mematikan, mengkhususkan diri dalam penelitian 'patogen paling berbahaya', khususnya virus yang dibawa oleh kelelawar.

Meskipun para ilmuwan percaya bahwa virus itu menyerang manusia dari binatang buas yang dijual sebagai makanan di pasar sekitar 10 mil dari lab, para ahli teori konspirasi mempromosikan berbagai asumsi.Amerika dan Inggris Marah

Sebelumnya diberitakan, China kini mendapat tekanan berat setelah sejumlah pajabat dari negara-negara Eropa dan Amerika meminta pemerintah China berterus terang mengenai sumber Virus Corona atau Covid-19.

Laporan-laporan interlejen yang dikemukakan pejabat Eropa dan Amerika Serikat mencurigai bahwa Virus Corona bersumber dari laboratorium biologi yang tengah dikembangkan China di Wuhan, China.

Eropa dan Amerika telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kasus tersebut.

Inggris dan Amerika adalah dua negara yang paling keras mengkritik China yang dianggapnya tidak jujur terkait Virus Corona. (*)


Artikel ini dilansir dari Wartakotalive dengan judul BREAKING NEWS:Terbongkar Lab Virus Wuhan Masih Simpan 1500 Virus Mematikan,Diungkap Peneliti Senior


Presiden Trump mengatakan bahwa pemerintah federal sedang menyelidiki apakah coronavirus yang baru  lolos dari lab Wuhan dan berjanji pemerintah AS akan mencari tahu bagaimana pandemi mematikan itu dilepaskan dari Cina.

Ditanya tentang keakuratan berita - dilaporkan pertama di Fox News - bahwa COVID-19 kemungkinan mulai menyebar pertama kali dari laboratorium Wuhan dan bukan dari pasar basah China, Trump memberi sinyal bahwa AS menanggapi masalah ini dengan serius.

  
"Kami sedang melihatnya. Banyak orang melihatnya. Sepertinya masuk akal," kata Trump kepada wartawan Jumat di Gedung Putih, dikutip dari Fox News (18/4/2020)


"... Ada banyak penyelidikan yang sedang berlangsung dan kami akan mencari tahu," kata Trump tentang asal-usul COVD-19.


Trump mengatakan pandemi global bisa dicegah seandainya China mengambil tindakan pada hari-hari awal.


"Yang bisa saya katakan adalah dari mana asalnya - itu berasal dari Cina, dalam bentuk apa pun - 184 negara menderita karenanya. Dan itu terlalu buruk, bukan? Itu bisa diselesaikan dengan sangat mudah ketika itu baru mulai. "


Komentar Trump bertepatan dengan Fox News sebelumnya melaporkan bahwa AS sedang melakukan penyelidikan skala penuh ke apakah coronavirus novel, yang kemudian berubah menjadi pandemi global yang telah membuat ekonomi global berlutut,  melarikan diri dari lab di Wuhan , Cina .


Operasi intelijen dikatakan mengumpulkan informasi tentang laboratorium dan wabah awal virus. Analis intelijen sedang menyusun garis waktu dari apa yang diketahui pemerintah dan “menciptakan gambaran yang akurat tentang apa yang terjadi,” kata sumber itu.



Setelah penyelidikan selesai - sesuatu yang diharapkan terjadi dalam waktu dekat - temuan akan disajikan kepada administrasi Trump. Pada titik itu, para pembuat kebijakan Gedung Putih dan Trump akan menggunakan temuan-temuan untuk menentukan bagaimana membuat negara bertanggung jawab atas pandemi.


Fox News pertama kali melaporkan pada hari Rabu  bahwa ada peningkatan kepercayaan bahwa wabah tersebut kemungkinan berasal dari laboratorium Wuhan, bukan sebagai bioweapon tetapi sebagai bagian dari upaya Cina untuk menunjukkan bahwa upayanya untuk mengidentifikasi dan memerangi virus sama atau lebih besar daripada yang ada di laboratorium Wuhan. KAMI


Para pejabat AS dan komunitas intelijen telah mengkonfirmasi kepada Fox News bahwa mereka telah mengambil kemungkinan virus corona dibuat oleh manusia atau direkayasa di dalam China sebagai semacam bioweapon dari meja dan telah mengesampingkannya pada saat ini.


Sumber menunjuk pada struktur virus, dengan mengatakan pemetaan genom secara spesifik menunjukkan bahwa itu tidak diubah secara genetik. Sumber percaya bahwa penularan awal virus adalah jenis yang terjadi secara alami yang sedang dipelajari di sana - dan kemudian masuk ke populasi di Wuhan.


Sumber mengatakan penyelidikan open source dan data diklasifikasikan menunjukkan pekerjaan di laboratorium Dr. Shi Zhengli, yang bekerja pada antivirus dan imunisasi untuk coronavirus, khususnya dengan kelelawar.


Para pejabat AS 100 persen yakin China berusaha keras untuk menutupi setelah virus itu keluar, kata sumber itu.


Selain itu, sumber-sumber percaya bahwa Organisasi Kesehatan Dunia - yang ditunda presiden untuk pendanaan minggu ini atas perannya dalam krisis - entah terlibat dalam penyamaran, atau melihat ke arah lain.


Menteri Luar Negeri Mike Pompeo pada hari Jumat menegaskan bahwa pemerintah sedang mengamati Institut Virologi Wuhan dan menuduh pemerintah China menghalangi para ilmuwan untuk mencari tahu apa yang terjadi.


“Kita tahu bahwa penampakan pertama ini terjadi dalam jarak bermil-mil dari Institut Virologi Wuhan. Kita tahu bahwa ini - sejarah fasilitas, laboratorium BSL-4 pertama di mana ada penelitian virus mutakhir sedang dilakukan, berlangsung di lokasi itu, ”kata Pompeo di Hugh Hewitt Show. “Kita tahu bahwa Partai Komunis Tiongkok, ketika mulai mengevaluasi apa yang harus dilakukan di dalam Wuhan, mempertimbangkan apakah WIV sebenarnya adalah tempat asal ini.


"Dan yang paling penting, kita tahu mereka tidak mengizinkan para ilmuwan dunia untuk pergi ke laboratorium itu untuk mengevaluasi apa yang terjadi di sana, apa yang terjadi di sana, apa yang terjadi di sana bahkan ketika kita berbicara," katanya. (*)




(Foto: AFP)

WASHINGTON - Jumlah Korban tewas akibat virus Corona di Amerika Serikat (AS) terus bertambah, mencapai Angka 20.000 orang.

Hingga Sabtu (11/4/2020) waktu setempat, sebanyak 20.071 orang meninggal, membenarkan AS sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi dari Covid-19 di dunia.

Kematian di AS telah melampaui Italia, yang berada di kisaran 19.400. Sementara Spanyol di tempat ketiga dengan selisih sekitar 100 korban di bawah Italia.

Data yang dikeluarkan oleh Universitas Johns Hopkins juga mengungkapkan bahwa jumlah kasus yang terinfeksi 520.000 orang, tepatnya 519.453.

Meski begitu, ada secercah harapan karena data menunjukkan penurunan infeksi, termasuk di New York sebagai pusat wabah di AS dan di New Orleans.

Akhir pekan ini adalah perayaan Paskah untuk orang Kristen. Sebagian besar gereja di AS akan mengadakan layanan ibadah online. Tetapi ada beberapa yang bertekad untuk terus mengadakan di gereja  gereja.
  
Sementara para pastor dan pendeta mencela aturan medis dan nasehat agar tidak ada pertemuan massal di puncak perayaan Paskah,  dikutip dari , iNews.id Minggu (12/4/2020), meskipun risiko yang harus mereka hadapi ditangkap.

Selain jumlah kematian, ada infeksi baru di New York dan New Orleans.

Konflik internal dalam pemerintahan. Walikota New York City Bill de Blasio dan Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo melibatkan masyarakat tentang membuka kembali sekolah-sekolah.
  
De Blasio mengumumkan bahwa sekolah akan tetap diliburkan sampai awal tahun ajaran yakni pada September. Sementara itu Cuomo, dalam konferensi pers, menegaskan bahwa setiap kebijakan terkait dengan wabah dan aktivitas sosial harus terkoordinasi.

"Kita mungkin melakukan itu, tapi kita akan melakukannya secara terkoordinasi dengan daerah lain," kata Cuomo, menunjukkan bahwa negara bagian yang lebih punya otoritas untuk menentukan status sekolah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memperingatkan kepada negara-negara agar tidak terlalu cepat mengambil tindakan melonggarkan lockdown.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, salah mengambil tindakan dapat menyebabkan kembalinya wabah dan munculnya kasus kematian baru.

Presiden Donald Trump sebelumnya juga mengatakan bahwa pekan ini merupakan puncak dari wabah di negaranya. Namun di sisi lain, dia mempertimbangkan cara bagaimana roda perekonomian tetap berputar.

"Tapi tahukah Anda, tinggal di rumah juga bisa menyebabkan kematian," kata Trump, merujuk pada keterpurukan ekonomi negara. 


(Ar)






Ilustrasi penduduk kota Wuhan, China usai lockdown

MPA – Setelah pemerintahnya mencabut penguncian wilayah (lockdown) akibat virus corona (Covid-19), Masyarakat Kota Wuhan, China kini kembali bebas untuk keluar rumah.

Untuk semua pasangan kekasih di Wuhan, pencabutan lockdown membuat mereka bergegas melangsungkan rencana pernikahan yang tertunda. Apalagi setelah mereka dikurung di rumah selama lebih dari 2 bulan itu.

Mespun demikian, proses pernikahan di Wuhan saat ini masih menghadapi sejumlah pantangan.
  
Salah seorang karyawan dari Kantor Pendaftaran Perkawinan Distrik Wuhan mengatakan bahwa pengantin baru tidak boleh melakukan ritual tradisional, seperti acara mengambil sumpah, itu untuk menghindari penularan.

Walau demikian, hal tersebut tidak menjadi masalah bagi Xu Lin, seorang warga Wuhan yang menikah pada hari Rabu (8/4) kemarin, pasca lockdown.

"Tidak masalah, karena hari ini adalah hari istimewa, awal baru bagi saya dan bagi Wuhan," kata Xu sebagai mana dilansir dari Global Times, dan CNN Indonesia,  Kamis (9/4).

Akan tetapi, terdapat juga beberapa diantara masyarakat yang terkurung di Wuhan berusaha untuk meninggalkan kota tersebut.

Cao Lin, seorang warga Guizhou yang terjebak di Wuhan sejak Januari, membulatkan tekadnya untuk menjauhkan diri dari kota tersebut selamanya.

"Selama 80 hari terakhir, saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya tidak akan pernah kembali ke Wuhan lagi," kata Cao.

Cao mengatakan dirinya tak kuasa menahan haru ketika melihat siaran langsung yang menyatakan pencabutan lockdown oleh pemerintah. Ia berharap kota Wuhan dapat pulih dan kembali normal secepatnya.

"Hati saya akan selalu ada di sana dengan kota yang kuat, berani dan heroik ini," ungkapnya.

Wakil Gubernur Provinsi Hubei, Cao Guangjing mengatakan, pencabutan lockdown di Wuhan menandai kemajuan yang menentukan dalam pertempuran kota melawan virus.

Kekhawatiran Masih Melekat

Meski melegakan masyarakat China, pencabutan lockdown Wuhan juga memicu kecurigaan dari berbagai pihak luar.

Beberapa pihak mempertanyakan keputusan pencabutan lockdown di Wuhan, dan bertanya-tanya apakah tidak terlalu dini untuk mencabut larangan tersebut karena khawatir gelombang kedua wabah bisa terjadi.
  
Terlebih, beberapa pihak juga berpendapat Wuhan tidak melaporkan jumlah infeksi sebenarnya.

Karena semakin banyak orang Wuhan melakukan perjalanan ke luar kota usai lockdown, kota-kota China lainnya juga telah memberlakukan tes untuk penduduk yang kembali dari Wuhan untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Misalnya, pemerintah kota Beijing mengharuskan siapa pun yang datang dari Wuhan menjalani tes nukleat dua kali. Satu kali saat sebelum mereka meninggalkan Wuhan dan setelah mereka tiba di Beijing. (*)


Petugas medis mengangkut pasien menuju sebuah rumah sakit selama wabah virus corona COVID-19 di Manhattan, New York, Amerika Serikat, 25 Maret 2020. Foto/REUTERS/Carlo Allegri

WASHINGTON - Wabah atau pandemi virus corona baru, COVID-19, di Amerika Serikat (AS) semakin genting setelah jumlah kasus infeksi menembus angka 102.396 orang pada Sabtu (28/3/2020) WIB. Angka kasus ini menjadikan Amerika menjadi pusat wabah virus corona dunia.

Angka hitungan worldometers.info menunjukkan Amerika memiliki 102.396 kasus infeksi setelah ada tambahan 16.961 kasus baru. Jumlah korban meninggal 1.607 orang setelah ada tambahan 312 kematian baru. Jumlah pasien yang disembuhkan 2.471 orang.

Sedangkan data versi Johns Hopkins University, Amerika memiliki 100.717 kasus infeksi COVID-19.
  
Angka kasus di Amerika jauh melampui jumlah kasus di Italia 86.948 orang dan China 81.340 orang. Di Italia tercatat ada 9.134 kematian dan 10.950 pasien disembuhkan. Sedangkan di China tercatat 3.292 kematian dan 74.688 pasien disembuhkan.

Presiden AS Donald Trump telah menyatakan Amerika darurat COVID-19. Sebagai responsnya, dia telah menandatangani perintah eksekutif yang mengizinkan pemanggilan hingga 1 juta tentara cadangan dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Penjaga Pantai (Coast Guard) untuk membantu penanganan darurat virus corona.

Menteri Pertahanan dan Menteri Keamanan Dalam Negeri—yang bertanggung jawab atas unit Penjaga Pantai yang tidak berada di bawah Angkatan Laut—sekarang berwenang untuk memerintahkan anggota individu dan unit dari Ready Reserve berdasarkan yurisdiksi mereka."Untuk tugas aktif tidak melebihi 24 bulan berturut-turut," bunyi perintah eksekutif yang ditandatangani Trump Jumat malam, seperti dikutip Russia Today.

"Jumlah pasukan cadangan yang dimobilisasi adalah tidak melebihi 1.000.000 anggota yang bertugas aktif pada satu waktu," lanjut perintah eksekutif Trump.

"Pentagon dan Homeland Security (Keamanan Dalam Negeri) diharapkan untuk memastikan konsultasi yang tepat dilakukan dengan pejabat negara terkait tentang penggunaan (personel) cadangan Garda Nasional yang diaktifkan berdasarkan perintah ini."


Artikel ini dilansir dari SindoNews
dengan judul : AS Kini Pusat Wabah COVID-19 Dunia, 102.396 Orang Terinfeksi

Foto/REUTERS

SEOUL - Korea Selatan (Korsel) melaporkan jumlah kasus virus corona terendah sejak puncaknya pada 29 Februari.

Perkembangan ini memberi harapan bahwa wabah terburuk di Asia selain China itu mungkin telah mulai reda. Laporan ini juga memperpanjang tren penurunan infeksi harian sejak puncaknya.

“Terdapat 64 kasus baru pada Senin (23/3) sehingga total nasional menjadi 8.961. Korban tewas bertambah satu menjadi 110,” ungkap pernyataan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC).


Kasus baru itu menandai 12 hari berturut-turut negara itu mencatat infeksi baru sekitar 100 atau kurang dari 100, dibandingkan saat puncaknya yang mencapai 909 kasus pada 29 Februari.


Namun para pejabat meminta publik tetap waspada karena kasus impor dan baru, wabah skala kecil terus muncul, seperti di panti jompo, gereja dan tempat kerja yang padat.

“Kita belum memberi banyak arti untuk jumlah itu, tapi ada beberapa fluktuasi meski ada tren penurunan, prioritas utama kita mencegah infeksi kelompok sporadic dan kasus repatriasi,” ungkap Yoon Tae-ho, direktur jenderal kebijakan kesehatan publik di Kementerian Kesehatan Korsel.

Dari semua kasus baru, 13 dari pelancong luar negeri yang dites positif setelah pemerintah memperketat pemeriksaan perbatasan dan menerapkan karantina wajib dua pekan untuk semua kedatangan dari Eropa.

Korsel mulai menerapkan kebijakan jarak sosial intensif pada Minggu (22/3), termasuk membatasi kegiatan risiko tinggi seperti perkumpulan agama, olahraga dan hiburan.

Yoon menjelaskan sebagian besar kegiatan agama diganti menjadi layanan online dan sebagian besar menaati aturan baru tentang jarak antar orang di berbagai pertemuan.
(*)


Sumber Sindonews


Presiden Komite Olimpiade Spanyol (COE) Alejandro Blanco mendesak agar pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk mempertimbangkan menunda pelaksanaan Olimpiade 2020 Tokyo. Foto : ITG

MADRID - Presiden Komite Olimpiade Spanyol (COE) Alejandro Blanco mendesak agar pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk mempertimbangkan menunda pelaksanaan Olimpiade 2020 Tokyo. Dengan makin mengganasnya virus corona membuat sejumlah atlet Spanyol tak bisa berlatih sebagai persiapan tampil ajang multievent terakbar sedunia itu.

IOC sendiri sudah mengeluarkan keputusan tetap akan menggelar Olimpiade 2020 sesuai jadwal. Mereka tak memungkiri semua persiapan termasuk beberapa kualifikasi cabang olahraha terpengaruh dengan pandemi virus corona ini.

Upacara Pembukaan dijadwalkan tetap berlangsung pada 24 Juli. Namun Blanco merasa keputusan tersebut tidak adil di tengah ancaman virus corona di dunia.

"Berita yang kami dapatkan setiap hari tidak nyaman untuk semua negara di dunia. Namun bagi kami yang paling penting adalah bahwa atlet kami tidak dapat berlatih dan merayakan olimpiade sesuai rencana akan menghasilkan kondisi yang tidak setara. Kami ingin Olimpiade berlangsung, tetapi dengan keamanan," ungkap Blanco dilansir Reuters, Kamis (19/3).

"Kami adalah negara penting di dunia dan empat bulan sebelum olimpiade, atlet kami tidak bisa tiba dalam kondisi yang sama," tambahnya.

Spanyol adalah salah satu negara yang paling terpukul oleh COVID-19. Sampai saat ini dilaporkan sudah lebih dari 14.000 kasus terjadi dan menewaskan 638 orang. Pemerintah Spanyol pun sudah mengeluarkan seruan keadaan darurat dan membatasi pergerakan rakyat. (*)


Dilansir dari SindoNews 
dengan judul artikel : Virus Corona Mengganas, Spanyol Minta Olimpiade 2020 Ditunda





JAKARTA - Raja Belanda Willem Alexander  melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 9-13 Maret 2020. Dalam kunjungan ini, Willem akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada 10 Maret 2020.

Pertemuan kedua kepala negara direncanakan akan membahas kerja sama bilateral dibidang ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia. Selain bertemu Jokowi, Raja Belanda juga akan mengunjungi kota Jakarta, Yogyakarta, Palangkaraya, dan Danau Toba.

"Selama kunjungan Raja Willem akan didampingi istrinya, Ratu Maxima, tiga menteri dan hampir 200 pengusaha," seperti dikutip dari pers rilis, Kementerian Luar Negeri, Jumat, 6 Maret 2020.

Belanda adalah investor Eropa terbesar Indonesia dari kawasan Eropa. Total investasi RI di Negeri Kincir Angin 210 Juta Euro, sementara investasi Belanda di Indonesia 4,2 Miliar Euro (2018). 

"Kunjungan kenegaraan menegaskan hubungan dekat antara kedua negara dan akan diarahkan untuk kerja sama di masa depan. Program ini akan fokus pada ekonomi, konservasi alam, budaya, ilmu pengetahuan dan ikatan antara masyarakat Indonesia dan Belanda," terang Kemenlu.

Kabar baik dari kunjungan tersebut, lebih dari 200 ribu warga Belanda kelahiran Indonesia akan bisa segera mewujudkan impian dan cita-cita mereka untuk bisa pulang balik lagi ke tanah tempat kelahiran mereka bahkan meninggal di Indonesia.

Terutama para senior generasi pertama yang tiba di Belanda awal tahun 1950, mereka sangat ingin sekali untuk bisa pulang kembali buat selamanya ke Indonesia.

Seperti yang diutarakan oleh Alfons Manuhutu (76 th), "Saya tiba di Belanda ketika berusia 16 tahun, namun hinggga saat ini saya tidak pernah merasakan seperti warga Belanda asli, sebab pikiran maupun hati saya selalu berada di Indonesia."

"Oleh sebab itulah merupakan cita-cita dan keinginan saya yang terbesar sebelum saya meninggal dunia ialah bisa pulang balik ke tanah dan tinggal disana sampai dengan akhir hayat saya," ujarnya.

Pemerintah Belanda sendiri mendukung sepenuhnya keinginan mereka. Apabila pulang balik ke Indonesia, mereka akan tetap bisa menerima uang pensiun mereka seutuhnya, minimum Euro 1.500 atau sekitar Rp 25 juta per bulan. (UCUP/Red)

 Ilustrasi virus corona. (Dok. CDC/Dr. Fred Murphy via Wikimedia Commons)

MPA -- Arab Saudi mengumumkan kasus pertama seorang pasien positif terjangkit virus corona (covid-19), Senin (2/3). Seorang warga Arab Saudi teridentifikasi virus corona usai melakukan perjalanan kembali dari Iran melalui Bahrain.

Arab News, dalam laporannya mengutip Saudi Press Agency menyebut pasien tersebut mulanya tidak mengungkapkan kepada otoritas Saudi bahwa mereka telah mengunjungi Iran setelah ke Bahrain.

Kementerian kesehatan Kerajaan Arab Saudi kemudian mengirim tim kesehatan untuk melakukan pengecekan kemungkinan infeksi virus kepada pasien tersebut. Usai mengambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium-sebagai bagian dari tindakan pencegahan, hasilnya terkonfirmasi pria itu terinfeksi Covid-19.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan telah memastikan bahwa orang yang terinfeksi itu tetap diisolasi di rumah sakit dan menerima perawatan medis.

Selain itu, semua orang yang menghubungi orang yang terinfeksi telah ditelusuri, dan diambil sampel mereka untuk diperiksa oleh Pusat Nasional Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
  
Hasil akan diumumkan setelah pemeriksaan selesai. Kementerian kemudian mengimbau kepada para penduduk di Kerajaan untuk menghubungi hotline di 937 jika mereka memiliki pertanyaan terkait virus corona.


Sumber : CNN Indonesia


Muhyiddin Resmi Dilantik Jadi PM Malaysia . (Mohd RASFAN / AFP)

MPA -- Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Muhyiddin Yassin, resmi dilantik sebagai perdana menteri kedelapan negeri jiran itu.

Muhyiddin dilantik langsung oleh Raja Malaysia, Yang-di-Pertuan Agung Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin al-Bustafa Billah Shah di Istana Negara, Minggu (1/3).

Dengan memakai baju Melayu lengkap dengan peci hitam, anggota parlemen dari wilayah Pagoh itu terlihat tiba di Istana Negara sekitar pukul 10.00 waktu Kuala Lumpur.

Proses pelantikan berlangsung pada pukul 10.30 waktu setempat. Di depan mimbar, Sultan Abdullah memberi dokumen ikrar sumpah PM kepada Muhyiddin.

Muhyiddin lalu membacakan sumpah jabatannya itu secara lantang di depan Sultan Abdullah dan sejumlah petinggi negara yang hadir.

"Bismillahirohamnirohim. Saya Muhyiddin Yassin dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia kedelapan, bersumpah dengan segala daya dan upaya untuk mengemban jabatan dengan sebaik-baiknya," ucap Muhyiddin.

Sebelumnya, PM ketujuh Malaysia Mahathir Mohamad mengundurkan diri pada Senin (24/2). Pengunduran diri ini diduga terkait dengan pembentukan koalisi baru, setelah memanggil seluruh anggota Dewan Rakyat untuk mencari calon yang meraih dukungan mayoritas.

Sekretaris Jenderal Partai Islam SeMalaysia (PAS), Datuk Takiyuddin Hassan, menyebut pihaknya dan partai sekutu, yakni Partai Organisasi Persatuan Bangsa Melayu (UMNO) dan anggota Gabungan Partai Sarawak (GPS), memberikan 114 suara dukungan dari total 222 suara di parlemen kepada Raja Abdullah untuk menunjuk Muhyiddin.

Sementara itu, koalisi Pakatan Harapan menyatakan masih tetap mendukung Mahathir sebagai kandidat perdana menteri. Mahathir pun mengklaim masih memperoleh dukungan mayoritas di parlemen serta menyebut Muhyiddin sebagai pengkhianat.

Sumbe : CNN Indonesia

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.