-->

Latest Post

MPA,TASIKMALAYA - Tiga tahun implementasi alokasi dana desa ditandai dengan sejumlah capaian menggembirakan. Selain ditandai dengan masifnya pembangunan infrastruktur di kawasan pedesaan, tiga tahun pelaksanaan dana desa juga diwarnai dengan peningkatan partisipasi masyarakat.

"Kami melihat banyak hal yang menggembirakan dalam evaluasi tiga tahun implementasi dana desa," ujar Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Taufik Madjid, di Tasikmalaya, kemarin.

"Selain pembangunan infrastruktur di kawasan perdesaan tingkat partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan di desa-desanya masing-masing juga meningkat," imbuhnya.

Dia menjelaskan, tingginya tingkat partisipasi masyarakat menunjukkan adanya kepedulian dari mereka terhadap proses pembangunan di desa masing-masing.

Menurutnya, hadirnya rasa peduli warga tersebut akan berimbas kepada banyak hal seperti keinginan terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan berbagai proyek pembangunan di kawasan perdesaan.

"Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat maka semakin berkualitas proses pembangunan di kawasan perdesaan baik dalam tataran perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan," ucapnya.

Selain peningkatan partisipasi warga, kata Taufik tiga tahun pelaksanaan alokasi dana desa juga ditandai dengan kian transparannya proses pembangunan di kawasan perdesaan.

Hal ini ditandai dengan semakin menurunnya laporan terkait dugaan penyelewengan dana desa. Pemasangan baliho pengelolaan dana saat ini juga telah dilakukan oleh hampir seluruh kepala desa penerima dana desa.

"Transparansi pengelolaan dana desa salah satunya juga didorong oleh kiang berkualitasnya pengawasan baik yang dilakukan oleh Satgas Dana Desa, aparat penegak hukum, hingga warga masyarakat itu sendiri," katanya.

Kendati demikian, Taufik meminta aparatur desa tidak takut dengan pola pengawasan terhadap pengelolaan dana desa. Dirinya menjamin jika tidak akan ada kriminalisasi terhadap para kepala desa yang mengelola dana desa.

Bahkan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo telah menegaskan jika ada kesalahan administrasi tidak akan ditindaklanjuti dengan proses hukum. 

"Kondisi ini berbeda jika mereka melakukan penyelewengan dana desa untuk keuntungan pribadi. Pasti akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku," tegas Eko Putro.

Sementara Bupati Tasikmalaya UU Ruzhanul Ulum mengatakan pembangunan kawasan perdesaan menjadi ujung tombak di wilayah yang dipimpinnya. Menurutnya dengan memasifkan pembangunan di kawasan perdesaan secara tidak langsung juga memajukan wilayah kabupaten secara keseluruhan karena sebagian besar wilayah Tasikmalaya merupakan kawasan perdesaan.





















Sumber: SindoNews

MPA,PADANG - Puluhan Pedagang “Pujasera” yang berjualan di bekas kantor Dinas Pariwisata Kota Padang mendatangi Walikota Padang yang tengah menghadirikegiatan komuitas pajero sport di Pantai Padang Jalan Samudera, Minggu (11/12/2017) pagi. Kedatangan pedagang guna menyampaikan aspirasi kepada pemimpinnya, terkait kejelasan nasib mereka di lokasi “Pujasera”. Sayangnya, walikota terkesan enggan menerima ajakan pedagang, hingga berujung terjadinya insiden kecil dengan menghadang laju mobil dinas BA 1.

Padahal permintaan pedagang hanya sepele saja, yakni agar Walikota Padang dapat melihat dari dekat kondisi pedagang yang berjualan di lokasi Pujasera. “Kita berharap, Walikota Padang datang melihat sejenak saja ke tempat kita berjualan di lokasi yang cukup sempit ini. Tapi walikota sepertinya enggan menerima ajakan kita dengan alasan masih mengikuti kegiatan,” ungkap Neni (49) dengan nada nelangsa.

Menurutnya, selama sebulan berjualan di Pujasera, belum satu pun pejabat Pemko Padang yang datang berkunjung memberikan perhatian. Bahkan Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang yang punya gawe dipindahkannya pedagang pantai Jalan Samudera ke lokasi Pujasera, juga sepertinya tidak menunjukkan kepedulian.  

Karena itu ketika melihat Walikota Mahyeldi tengah menghadiri kegiatan komunitas pajero sport di Pantai Padang, kesempatan itu tidak disia-siakan pedagang. "Secara kompak kamimempertanyakan nasib pedagang Pujasera kepada WalikotaPadang, dan meminta walikota melihat langsung lokasi kita berjualan. Namun, kita cukup kecewa atas jawaban walikota,"tutur Neni.  

Ia menyebutkan, ajakan terhadap Walikota Padang dipicu sejak dipindahkan secara "terpaksa" ke Pujasera bersama 58 pedagang lainnya, pendapatan pedagang justeru kian memiriskan. Bahkan, untuk menutupi kehidupan sehari-hari sulit dan terpaksa harus pinjam sana-pinjam sini.

“Sebagai single parent kondisi terus-menerus seperti ini, sangat menyulitkan kehidupan saya. Terlebih lagi untuk membiayai kehidupan sehari-hari dengan tiga orang anak yang menjadi tanggung jawab saya, semakin susah. Belum lagiuntuk biaya sekolah tiga orang anak,” ujarnya.

Oleh karena itu ia berharap pedagang Pujasera dikembalikan lagi ke tempat semula, yakni pantai Jalan Samudera. “Kalau alasannya untuk keindahan pantai, toh pedagang di Muaro Lasak, Purus juga berjualan di pantai. Kenapa sepertinya ada pembedaan?, katanya penuh selidik.

Hal senada juga disampaikan Yeni (49), pedagang Pujasera lainnya. Menurutnya, pedagang hanya meminta waktu walikota sejenak untuk meninjau keberadaan lokasi pedagang Pujasera. “Tidak berapa lama. Tak bisa 5 menit, satu menit pun tidak mengapa. Sehingga setelah melihat lokasi Pujasera sangat sempit ini, walikota dapat menyelami keresahan pedagang,” ungkap Yeni, single parent yang memiliki tanggung jawab empat orang anak ini.

Menurutnya, lokasi berjualan di Pujasera ini tidak representatif, karena hanya bisa memuat gerobak dan satu meja untuk pengunjung. Selain sempit, penataan lokasi juga tak menarik pembeli. "Walhasil, demi keindahan Pantai Padang, penghidupan pedagang jadi korban. Lebih baik kita dikembalikan untuk berdagang di pantai," tukasnya seraya berharap Pemerintah Kota Padang berikan kejelasan nasib pedagang Pujasera. (em)

MPA, PADANG - Dalam rangka kunjungan kerja ke Sumbar, rencananya Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulkifli Hasan, Selasa (12/12) akan hadir di Universitas Negeri Padang (UNP) untuk memberikan kuliah umum.

Ketua MPR RI memberikan pencerahan dengan tema "Pemuda dan Nasionalisme Masa Kini".

Menurut Taslim yang mengatur kegiatan Zulkifli Hasan selama di Sumbar, persoalan pemuda dan nasionalisme sengaja diangkatkan agar para mahasiswa termotivasi untuk terus cinta terhadap bangsa dan negara, yakni NKRI.

"Telah menjadi tugas dan tanggungjawab Pak Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR untuk terus membakar semangat nasionalisme para generasi muda," sebutnya.

Di samping memberikan kuliah umum, Ketua MPR Zulkifli Hasan akan mengadakan silaturahmi dengan kader dan pengurus Muhammadiyah, Aisyiah dan ortom lainnya.

Sebagai ormas yang besar, kata Taslim, Muhammadiyah memiliki peran yang strategis di dalam membangun bangsa.



Sumbar yang merupakan basis Muhammadiyah tidak asing lagi bagi Zulkifli Hasan. "Setiap ke Sumbar, silaturahmi dengan Muhammadiyah selalu dilakukan," kata mantan Anggota Komisi III DPR RI itu yang pernah juga menjabat Ketua Pemuda Muhammadiyah Sumbar. (isa)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.