-->

Latest Post

MPA,JAKARTA - Terkait persoalan rombongan DPRD Sumatera Barat dan DPRD Kabupaten Mentawai dilarang menyandar di sebuah resort  oleh seorang warga negara asing (WNA) saat mengunjungi Pulau Makakang, Sumatera Barat. Membuat Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Gerindra, Andre Rosiade angkat bicara.

Andre Rosiade juga mengecam keras kejadian tersebut. Ia meminta pemerintah provinsi Sumatera Barat untuk menyelidiki kejadian tak mengenakkan tersebut.



Informasi yang beredar, rombongan DPRD dihadang warga asing tersebut menyandar di sebuah resort di Pulau Makakang, Kecamatan Sipora Utara, Mentawai. Kondisi ini memicu emosi rombongan anggota DPR.

"Kami minta Gubernur Sumbar menyelesaikan persoalan ini dengan cepat. Kalau perlu segera turunkan tim ke Kepulauan Mentawai. Pastikan kepada Bupati Mentawai apa yang sebenarnya terjadi. Kalau perlu investigasi bagaimana proses sewa menyewa pulau di Mentawai, apa betul bisa menguasai penuh wilayah," katanya, Kamis (15/3).

Ia juga meminta kepolisian dan pihak imigrasi untuk memeriksa peraturan dan dokumen para WNA penyewa pulau tersebut.

"Kapolda Sumbar juga harus bergerak dan memastikan tindakan yang di lakukan oleh WNA itu. Apakah melanggar aturan? Apabila melanggar dan meresahkan maka harus ditindak. Jangan sampai ada orang asing yang semena-mena di Sumbar. Pihak imigrasi juga harus bergerak. Periksa dokumen tinggalnya, dan periksa apakah punya izin kerja, karena itu tugas imigrasi," lanjutnya.

Menurutnya, DPP Gerindra juga akan memerintahkan fraksinya di DPRD Sumbar untuk menyelidiki. Jangan sampai peristiwa serupa terulang atau bahkan terjadi di tempat lain.

"Jangan sampai orang asing yang tinggal secara ilegal malah berbuat kebaikan," tegas Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini. (*)

MPA,PADANG -- Bule pengelola salah satu resor di Sipora Utara Kabupaten Mentawai menjadi viral di media sosial. Hal itu berawal dari Video cekcok mulut antara anggota DPRD Sumbar dan sang bule pengelola pulau, Tentu ini membuat Netizen Dunia Maya beraksi, dan meminta sang bule agar segera keluar dari Mentawai.

Menyingkapi hal tersebut, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit angkat bicara. Dan menilai, kasus itu disebabkan kesalahpahaman atau komunikasi yang tidak berjalan baik. Wagub mengaku sudah mendapat penjelasan dari Bupati Mentawai dan kepala dinas pariwisata.

"Pengelola resor sebenarnya ingin menawarkan berlabuh di pantai karena dermaga sedang dalam kondisi perbaikan, tetapi komunikasi sudah terlanjur memanas dan tidak berjalan baik," jelasnya, pada Rabu, 14 Maret 2018.

Wagub mengatakan, kejadian itu mesti menjadi pelajaran dan tidak boleh terulang lagi karena bisa membawa citra buruk terhadap kepariwisataan daerah.

Salah satu cara, katanya, pihak yang ingin mengunjungi tempat wisata di Mentawai, termasuk resor, sebaiknya berkoordinasi dulu dengan Dinas Pariwisata.

Dinas tersebut nantinya akan membantu menjembatani antara pengunjung dengan pengelola tempat wisata agar tidak terjadi kesalahpahaman,”ujar Wagub.

Wagub juga meminta  supaya Dinas Pariwisata Mentawai mengumpulkan semua pengusaha resor di sana untuk diberikan pemahaman agar terbuka bagi pengunjung.

Pengusaha resor tersebut juga harus menggunakan tenaga kerja lokal agar manfaat ekonomi langsung dirasakan oleh masyarakat setempat,”harap Wagub.(ar)

MPA,SUMBAR - Nasrul Abit Wakil Gubernur Sumatera Barat dengan tegas meminta agar pengelola pulau objek wisata jangan menutup akses untuk tamu daerah. Namun, dia juga berharap agar tamu melakukan koordinasi dengan baik dan sebaiknya difasilitasi oleh pemerintah daerah.

Hal tersebut ditegaskan Nasrul Abit terkait insiden cekcok mulut Ketua Fraksi Nasdem Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat. Dengan seorang warga negara asing pengelola pulau di Mentawai.


“Hendaknya, pengelola pulau tidak boleh menutup akses kepada tamu daerah namun sebaliknya, herus ada koordinasi dan sebaiknya difasilitasi oleh pemerintah daerah,” katanya, seperti dilansir Padangmedia pada  Rabu (14/3).

Dia menilai, insiden cekcok mulut yang terjadi antara rombongan Ketua Fraksi Nasdem DPRD Sumatera Barat dengan bule pengelola pulau adalah karena kurangnya miskomunikasi. Kejadian ini menjadi pelajaran agar ke depan tidak terulang lagi.

“Kita menghargai investor, tetapi sebaliknya mereka juga tidak dibenarkan menolak tamu. Tidak ada yang mesti  tertutup,” ujarnya.

Dia meminta agar Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk mengumpulkan seluruh pengelola cottage atau apapun yang bergerak di sektor wisata untuk diberikan pemahaman. Harus ada pencerahan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Seperti tidak menolak tamu-tamu yang datang, mempekerjakan masyarakat lokal dan sebagainya,”tegasnya.

“Ada syarat-syarat yang harus diketahui, seperti mempekerjakan masyarakat setempat, tidak menolak tamu yang datang. Mesti nya seperti itu,” ulangnya.

Insiden cekcok antara Ketua Fraksi Nasdem DPRD Provinsi Sumatera Barat Risnaldi dengan warga negara asing terjadi di kawasan Aloita Resort, yang masuk dalam gugusan Pulau Simakakang, Mentawai. Insiden itu kemudian menjadi viral karena adanya unggahan sebuah video berdurasi lebih kurang tiga menit.

Risnaldi membenarkan terjadinya insiden yang videonya beredar tersebut. Kejadiannya pada Minggu (11/3) ketika dia bersama rombongan meninjau potensi wisata daerah Mentawai. Dalam kunjungan itu, ada Wakil Ketua DPRD Kepulauan Mentawai dan kedatangannya menggunakan kapal milik Pemkab setempat,”ujarnya.(ar)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.