Baca Juga
Hal tersebut ditegaskan Nasrul Abit terkait insiden cekcok mulut Ketua Fraksi Nasdem Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat. Dengan seorang warga negara asing pengelola pulau di Mentawai.
“Hendaknya, pengelola pulau tidak boleh menutup akses kepada tamu daerah namun sebaliknya, herus ada koordinasi dan sebaiknya difasilitasi oleh pemerintah daerah,” katanya, seperti dilansir Padangmedia pada Rabu (14/3).
Dia menilai, insiden cekcok mulut yang terjadi antara rombongan Ketua Fraksi Nasdem DPRD Sumatera Barat dengan bule pengelola pulau adalah karena kurangnya miskomunikasi. Kejadian ini menjadi pelajaran agar ke depan tidak terulang lagi.
“Kita menghargai investor, tetapi sebaliknya mereka juga tidak dibenarkan menolak tamu. Tidak ada yang mesti tertutup,” ujarnya.
Dia meminta agar Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk mengumpulkan seluruh pengelola cottage atau apapun yang bergerak di sektor wisata untuk diberikan pemahaman. Harus ada pencerahan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Seperti tidak menolak tamu-tamu yang datang, mempekerjakan masyarakat lokal dan sebagainya,”tegasnya.
“Ada syarat-syarat yang harus diketahui, seperti mempekerjakan masyarakat setempat, tidak menolak tamu yang datang. Mesti nya seperti itu,” ulangnya.
Insiden cekcok antara Ketua Fraksi Nasdem DPRD Provinsi Sumatera Barat Risnaldi dengan warga negara asing terjadi di kawasan Aloita Resort, yang masuk dalam gugusan Pulau Simakakang, Mentawai. Insiden itu kemudian menjadi viral karena adanya unggahan sebuah video berdurasi lebih kurang tiga menit.
Risnaldi membenarkan terjadinya insiden yang videonya beredar tersebut. Kejadiannya pada Minggu (11/3) ketika dia bersama rombongan meninjau potensi wisata daerah Mentawai. Dalam kunjungan itu, ada Wakil Ketua DPRD Kepulauan Mentawai dan kedatangannya menggunakan kapal milik Pemkab setempat,”ujarnya.(ar)