-->

Latest Post


MPA,PADANG - Meski hidup di bawah garis kemiskinan, namun gemerincing cita-cita merengkuh masa depan lebih baik, mengalahkan realita hidup pra sejahtera yang saat ini tengah diarunginya. Rasa empati sejumlah pihak, menjadi pecut baginya untuk tegar dan terus berjuang mengejar mimpi melanjutkan pendidikan demi kehidupan layak di kemudian hari. 

Besar di tengah keluarga pra sejahtera, setiap hari, siswi kelas IX SMPN 3 Padang itu musti berjalan kaki ke sekolah dengan jarak tempuh lebih kurang 1 kilometer dari rumah orangtuanya di kawasan pesisir pantai Purus, persisnya di belakang salah satu restoran seafood terkenal di Padang. 

Nurafni, demikian nama gadis ini, sangat berkeinginan bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Bisa bersekolah di SMKN 2 Padang menjadi obsesinya. Namun apa daya, ia masih dihadapkan dengan sebuah ironi. Ia hanya seorang gadis yang hidup dalam keluarga miskin. Untuk sekedar makan saja susah. Rasa pesimis masih melingkupi dirinya. Keinginan melanjutkan sekolah, saat ini semata buaian mimpi dalam tidur malamnya. Lalu, pada saat terbangun, ia kembali menyadari, tidaklah mungkin keinginan itu dapat terwujud. 

Bathinnya berbisik, bagaimana mungkin harapan besarnya itu bisa tercapai, sementara untuk mencapai sekolahnya saja ia acap terkendala? Apalagi ketika musim hujan. Untuk menumpang angkot, jelas ia tak ada ongkos karena lebih sering ia tak mengantongi uang jajan ke sekolah. Alhasil, ia sering tidak masuk sekolah. 

Nurafni berasal dari keluarga yang sangat jauh dari kata sejahtera. Sang ayah, Yakin (60), tadinya bekerja sebagai seorang kuli bangunan. Sejak beberapa tahun ke belakang, pekerjaan kasar itu tak lagi bisa ia lakoni disebabkan bola matanya cedera terkena pecahan keramik pada saat bekerja. Hingga saat ini, Yakin menderita gangguan penglihatan. Sedangkan ibunya, Rosaneli (57), juga tidak bisa membantu mencari nafkah, lantaran sering sakit-sakitan.

Belakangan, kebutuhan bersama kedua orangtuanya hanya ditopang oleh dua kakak kandung Nurafni. Yang sulung sudah berkeluarga, sedangkan yang kedua bekerja di pertokoan di Pasar Raya Padang dengan penghasilan pas-pasan. Sekali-kali, mereka dibantu oleh beberapa saudara dekat yang juga hidup pas-pasan.   

Kondisi bungsu dari tiga bersaudara ini bukan tak terpantau oleh pihak sekolah. Bahkan menurut Tanggo Olina selaku Kepala SMPN 3 Padang, pihaknya telah menyikapi persoalan ini secara arif dengan mendatangi dan memberi bantuan kepada keluarga Nurafni.

Pada kesempatan itu Tanggo memberikan dorongan dan semangat kepada Nurafni agar tetap rajin belajar dan tidak patah semangat. Sebagai seorang guru dan juga ibu bagi siswa siswinya, ia selalu menanamkan rasa optimis terhadap siswanya.

Masih tergiang di telinga Nurafni saat kepseknya itu memberikan motivasi. "Di dunia ini, tidak ada yang tak mungkin ya nak, karena yang terpenting untuk saat ini Nurafni harus rajin belajar. Tentang hasilnya, mari kita serahkan kepada Allah. Mudah-mudahan Allah membukakan pintu hati para pihak yang mau peduli dan mau menjadi dermawan bagi ananda Nurafni untuk melanjutkan cita-cita". 

Sebaliknya, selaku murid, ia pun mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt atas perhatian yang telah diberikan oleh pihak sekolah kepada keluarganya.

Tidak lupa ia juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman satu sekolahnya, Lintang, Kennia, Lila, Olif dan Risma, yang selalu memberi perhatian kepadanya di sekolah.

Seiring bergulirnya waktu, ketika malam merayap menjemput pagi, ada kalanya Nurafni masih sulit memejamkan mata. Ia tak sanggup bermimpi! Ya, dalam rentang waktu itu ia musti menahan perihnya perut yang belum diisi. (Nal/ Ede)

MPA,PADANG – Lantaran terlibat Illegal Logging, seorang pemilik Toko Bangunan salah satu tempat yang ada di Kota Padang akhirnya ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah Sumatera Barat.


Barang bukti yang berhasil disita diantaranya satu unit mobil Colt Diesel BA 8094 AE yang bermuatan kayu sekitar 6 kubik, dan 10 kubik kayu olahan yang berada di toko bangunan Maulana jalan Padat Karya Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang.


Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Syamsi didampingi Kasubdit IV Dirtesrkrimsus AKBP Rokhmad Hari Purnomo, S.Ik. M.Si, Kasubbid PID Bidhumas AKBP Nurbaiti, dan Kaur Mitra Bidhumas Kompol Ratna saat menggelar Release di Mapolda Sumbar, pada Selasa siang (24/4/2018).

“Tersangka berinisial IS (43) selaku pemilik toko bangunan, sedangkan sopir yang mengangkut kayu melarikan diri dan masih dalam pengejaran petugas”, ujar Kombes Pol Syamsi.

Kronologis penangkapan bermula saat petugas mendapatkan informasi masyarakat bahwa adanya mobil yang mengangkut kayu diduga kayu hasil hutan dari Sijunjung, hendak dibawa ke toko bangunan Maulana. Selanjutnya tim opsnal Subdit IV Ditreskrimsus menuju tkp dan mengamankan mobil colt Diesel bermuatan kayu tersebut.

Pada saat dilakukan pengamanan terhadap mobil tersebut, sang sopir langsung melarikan diri dan meninggalkan kendaraannya. Saat diperiksa mobil tersebut berisikan kayu sekitar 6 kubik tanpa dilengkapi SKSHH (Surat Keterangan Syahnya Hasil Hutan).

Ditambahkan Kabid Humas, modus operandi yang dilakukan oleh tersangka adalah melakukan dugaan tindak pidana mengangkut, menguasai, memiliki hasil hutan kayu yang tidak dilengkapi  secara bersama SKSHH dan atau menerima, menyimpan atau memiliki hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah.

Kepada tersangka disangkakan Pasal 83 ayat (1) jo Pasal 12 huruf e, dan Pasal 87 ayat (1) jo Pasal 12 huruf m UU No 13 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H) dengan ancaman pidana paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun penjara.(ril/ar)

MPA,PADANG - Sebanyak 15 orang siswa calon lulusan SMK - Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK) Padang turut bersaing dengan 18 mahasiswa S1 Jurusan Kimia untuk mendapatkan kesempatan mengabdi di Kepolisian Republik Indonesia . Para siswa kelas terakhir (kelas IV) SMK naungan Pusdiklat Kementerian Perindustrian itu terpilih melalui Penerimaan Anggota Polri terpadu.


Khusus untuk tes praktek kimia analisis, pihak Polri memilih SMAK Padang untuk tempat pelaksanaan. Laboratorium di kampus yang terletak di jalan Alai, Kecamatan Pauh itu dinilai lebih memadai dan relatif lengkap.

Pemanfaatan fasilitas yang dimiliki SMAK Padang itu merupakan sesuatu yang menggembirakan sekaligus membanggakan bagi seluruh civitasnya. Seperti diungkapkan Kepala SMK-SMAK Padang Drs. Nasir,  "Saya gembira sekaligus bangga karena fasilitas yang dimiliki dapat membantu pelaksanaan tes kimia analisis dalam rangka penerimaan anggota Polri terpadu. Ini juga suatu bentuk kerjasama yang kita bangun dengan kepolisian," ungkap Nasir melalui pesan selulernya, Selasa (23/4/2018).

Dia juga menyampaikan kebanggaannya terhadap siswa SMAK Padang yang mampu bersaing dengan para calon sarjana kimia dari berbagai perguruan tinggi. Mereka pun mampu melewati tahapan tes hingga sampai tahapan sekarang.

"Hal ini membuktikan kompetensi yang mereka miliki membuka peluang memasuki dunia kerja ke institusi manapun selain industri," kata Nasir.

Adapun untuk pengawasan tes praktek kimia analisis ini berlangsung dengan pengawasan yang sangat ketat. Selain menempatkan pengawas internal, kepolisian juga meminta dua orang tenaga pengajar SMAK Padang, yaitu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Fitriyeni dan Silfi. Sedangkan Pengawas Internal Bidang Propam Polda Sumbar adalah AKP Andi P.Lorena,S.I.K, Bripka Tomi Ervan Y,A.Md dan AKP Arwisman (Itwan Polda Sumbar).

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.