-->

Latest Post


MPA,PADANG - Wali Kota Padang Mahyeldi mengajak seluruh masyarakat Kecamatan Pauh dan organisasi Pemuda Pancasila PAC Pauh untuk terlibat aktif dalam mewujudkan Kota Padang bebas dari maksiat, narkoba, zina, LGBT dan miras.
“Mari bersama-sama kita jadikan Kota Padang bebas dari segala macam bentuk maksiat dan paham komunis. Dengan saling mengingatkan dan menjaga lingkungan kita masing-masing”, ujar Mahyeldi saat membuka acara jalan santai dan aksi sosial yang diadakan Pemuda Pancasila PAC Pauh di depan Kantor KAN Pauh Limo Kecamatan Pauh, Minggu pagi (20/01/2019).
Lebih lanjut dikatakan, peran aktif masyarakat dan organisasi Pemuda Pancasila sangat diperlukan dalam pembangunan Kota Padang. Karena tanpa masyarakat dan organisasi-organisasi masyarakat, kesuksesan pembangunan niscaya dilakukan oleh pemerintah sendiri.
"Pemerintah Kota Padang sangat mengapresiasi acara ini. Apalagi melibatkan BNN Provinsi Sumatera Barat, PMI, dan dunia usaha. Mari bersama kita saling berbaur dan saling menguatkan”, tambah Mahyeldi.
Dikesempatan itu, Ketua Pemuda Pancasila PAC Pauh, Janualfri, mengatakan, kegiatan yang digelar Pemuda Pancasila PAC Pauh dalam rangka mempererat silaturahmi dengan masyarakat Pauh. Dengan acara penyuluhan narkoba dari BNN Provinsi Sumatera barat, Donor Darah, Jalan Santai dan acara hiburan lainnya.
Sementara itu, Kasi Pencegahan Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Provinsi Sumatera Barat, Multia Qairanni mengucapkan terimakasih karena telah dilibatkannya BNN Provinsi Sumatera dalam kegiatan yang digagas Pemuda Pancasila PAC Pauh.
“Dengan mendatangi masyarakat seperti di acara ini, kita lebih leluasa melakukan penyuluhan dan pengenalan tentang Narkoba dan bahaya Narkoba, terutama kepada anak-anak dan generasi muda. Kedepannya, kita berharap masyarakat lebih sering lagi mengikutsertakan BNN dalam berbagai acara dan kegiatan”, ungkap Rani. (ar/LL)



MPA,PADANG - Wali Kota Padang Mahyeldi mengapresiasi pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang, Minggu pagi (20/01/2019). Karena, CFD bisa meningkatkan animo masyarakat terhadap olahraga dan menjadikan olahraga sebagai life style. “Antusias masyarakat cukup tinggi di acara CFD ini. Kita sangat senang masyarakat mencintai olahraga”, ungkap Mahyeldi saat mengikuti CFD tersebut.

Lebih lanjut dikatakan, pelaksanaan CFD juga perlu untuk dikaji ulang. Mengingat Jalan Khatib Sulaiman merupakan jalan protokol Kota Padang yang menjadi akses masyarakat. Serta, jalan tersebut beserta tamannya juga baru selesai dibangun ulang. "Izin yang saya keluarkan hanya untuk hari ini. Dan pelaksanaan CFD di Jalan Khatib Sulaiman akan kita evaluasi”, tutur Mahyeldi.
Ia menjelaskan, CFD merupakan ajang untuk olahraga bagi masyarakat dan bukan tempat berjualan. Dan masyarakat juga harus menjaga kebersihan beserta taman di sepanjang Jalan Khatib Sulaiaman. “Kita sangat mengapresiasi acara ini, tapi jika CFD diikuti ribuan masyarakat, tentunya akan menimbulkan kerusakan taman dan sampah yang berserakan”, ujar Mahyeldi.

“Saya sudah perintahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Camat untuk memeriksa lokasi CFD ini, baik itu terkait sampah, kerusakan taman, parkir kendaran dan para pedagang. Karena saya juga temukan banyak yang berjualan di pinggir jalan. Bersih sebelum acara dan bersih setelah acara. Panitia harus bertanggungjawab”, kata Mahyeldi.

Dikesempatan itu, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, mengatakan, CFD atau Hari Bebas Kendaran Bermotor (HBKB) bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor.

“HBKB atau CFD ini merupakan gaya hidup masyarakat metropolitan, kita mencoba menurunkan animo masyarat agar tidak tergantung dengan kendaran bermotor. Dan lebih memilih berjalan kaki atau memakai sepeda untuk berlibur,” terang Iwan saat membuka acara CFD itu.


Ia menambahkan, dipilihnya Jalan Khatib Sulaiman sebagai lokasi CFD merupakan bagian dari peringatan 70 tahun gugurnya Khatib Sulaiman yang diusulkan sebagai pahlawan nasional. “Khatib Sulaiman, seorang pemuda dari Nagari Sumpur danau Singkarak, dikenal sebagai pemusik handal dan ikut berjuang melawan Agresi Militer Belanda di Indonesia,” tutupnya. (AR/Fsl/ML/LL)



Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

MPA  -- Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dan Haul Syekh Abdul Qodir Al Jailani, di Pondok Pesantren Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat pada Sabtu, 19 Januari 2019.

Sekira pukul 22.15 WIB, Presiden tiba di Ponpes Al Baghdadi setelah menempuh perjalanan darat dari Garut. Kedatangan Kepala Negara disambut langsung oleh Abah Kiai Haji Junaedi Al Baghdadi.

Di hadapan ribuan orang yang hadir, Presiden mengingatkan tentang kebesaran bangsa Indonesia. Saat ini Indonesia memiliki lebih dari 260 juta jiwa yang hidup tersebar di 17 ribu pulau, 514 kabupaten dan kota, dan 34 provinsi.

"Dan pada kesempatan yang baik ini Saya ingin mengingatkan pada kita semuanya, menyadarkan pada kita semuanya bahwa bangsa ini adalah bangsa besar, Indonesia adalah negara besar, negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara besar," tuturnya.

Kepala Negara menambahkan, bangsa Indonesia juga dianugerahi oleh Allah berupa keragaman dan kemajemukan. Mulai dari suku bangsa, agama, adat, tradisi, hingga bahasa daerah.

"Beda-beda semuanya, sudah menjadi sunatullah, sudah menjadi hukum Allah kalau memang bangsa Indonesia ini berbeda-beda," lanjutnya.

Oleh sebab itu, Presiden mengajak seluruh hadirin untuk terus menjaga, merawat, dan memelihara persatuan, persaudaraan, dan kerukunan bangsa. Ia tidak ingin jika perbedaan-perbedaan itu justru menjadikan bangsa Indonesia tidak seperti saudara.

"Saya kadang-kadang sedih kalau mendengar (perselisihan). Ini biasanya dimulai gara-gara biasanya ini dari pilihan bupati, urusan politik, dimulai dari pilihan wali kota, dimulai dari pilihan gubernur, dimulai dari urusan pilihan presiden," ungkapnya.

Terkait pilihan politik, Presiden mengingatkan agar masyarakat menggunakan hati nurani dan pikiran yang jernih dalam menentukan pilihan.

"Kalau ada pilihan bupati, dilihat ada A, B, C, ya dilihat saja pengalaman punya enggak, prestasinya ada enggak, rekam jejaknya ada enggak, programnya bagus enggak, idenya bagus enggak, gagasan-gagasannya bagus enggak. Dilihat itu saja," ujarnya.

Usai memberikan sambutan, Presiden kemudian turun dari panggung untuk menyapa jemaah yang hadir. Sambil berjalan meninggalkan Ponpes Al Baghdadi, Presiden tampak bersalaman dengan para jemaah ini.







Karawang, 19 Januari 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

Bey Machmudin

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.