-->

Latest Post



MPA - Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Kota Sibolga pada Minggu, 17 Maret 2019, sejenak mengunjungi lokasi terjadinya ledakan bom yang berasal dari rumah terduga teroris yang telah ditangkap beberapa waktu lalu. Lokasi kejadian yang dikunjungi Presiden itu tepatnya berada di Jalan K.H. Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Kota Sibolga.

"Saya terus terang kaget sekali bahwa di Sibolga ini ada bom. Kenapa? Sejak kota ini didirikan 319 tahun yang lalu, Sibolga ini kota yang tenteram, kota yang aman, kota yang selalu damai. Tidak ada perpecahan, tidak ada saling menghujat antara satu dengan yang lain," kata Presiden.

Kota berbilang kaum, demikian Kota Sibolga dijuluki, selama ini memang dikenal sebagai kota di mana masyarakatnya hidup rukun berdampingan meski berasal dari latar belakang yang berbeda. Presiden berharap, kejadian yang baru-baru ini terjadi itu tak lantas membuat semangat kerukunan dan persatuan masyarakat setempat menjadi luntur.

"Hubungan antarumat beragamanya sangat sangat baik, rukun, bersatu terus. Inilah ke depan yang terus harus kita jalin rasa persatuan kita, rasa kerukunan kita, rasa persaudaraan kita," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara mengunjungi warga setempat yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan akibat kejadian ledakan bom terduga teroris. Presiden juga segera menginstruksikan Menteri Sosial untuk segera mendatangi lokasi.

"Yang paling penting rumah yang rusak mulai dibangun dikerjakan. Yang (rusak) sedang juga sama, yang kaca-kaca rusak diganti biar bisa ditempati kembali. Setelah saya nanti kembali saya akan perintah juga Menteri Sosial untuk datang ke sini," ucapnya.

Presiden sendiri memberikan bantuan bagi para warga untuk dapat segera membangun atau memperbaiki rumah mereka yang mengalami kerusakan. Bantuan tersebut diberikan dalam besaran yang berbeda kepada warga yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan berat, sedang, maupun ringan.

"Ini biar bisa segera untuk memulai pembangunan biar tidak kelihatan itu kayak lapangan dan akan menyebabkan trauma kita semua," tuturnya.


Sibolga, 17 Maret 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin                                                                                      



MPA,JAKARTA, - Konferensi ke-31 Dewan Pimpinan Asosiasi Alumni Persahabatan Asean Jepang (31st Executive Council Meeting of ASEAN Japan Friendship Association for the 21st Century - 31st ECM AJAFA-21) yang diselenggarakan di Makati, Manila, Philippines beberapa waktu lalu telah sukses berjalan dengan baik. Dari lima resolusi atau keputusan penting yang dihasilkan pada Konferensi tersebut, salah satunya adalah penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan Regional Leaders Forum (RLF) ke-25. RLF ini akan dihadiri tidak kurang dari 150 peserta dari 11 negara, yakni sepuluh negara ASEAN, Laos, Myanmar, Vietnam, Thailand, Kamboja, Malaysia, Philippines, Brunei Darussalam, Singapore, dan Indonesia, ditambah delegasi Jepang.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Kappija-21 (Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesi Jepang Abad-21), Mulyono Lodji, melalui Sekretaris Jenderal Kappija-21, Wilson Lalengke, di Jakarta, Jumat (15/03/2019). "Executive Council Meeting ke-31 Asosiasi Alumni Persahabatan Asean Jepang di Manila sudah kelar, sukses menghasilkan beberapa resolusi. Salah satunya adalah penunjukan Indonesia, dalam hal ini Kappija-21, menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan Regional Leaders Forum, RLF, yang akan dihadiri oleh peserta dari semua negara Asean dan Jepang," ujar Wilson yang merupakan Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang tahun 2000 dari kelompok guru ini.

Lebih lanjut Wilson menjelaskan bahwa sesuai kesepakatan yang diambil pada pertemuan para pimpinan AJAFA-21 di Makati lalu, RLF akan dilaksanakan di Bali selama 4 hari, yakni dari tanggal 4 hingga 7 Oktober 2019 mendatang. "Sesuai Resolusi Makati, rencana kegiatan RLF akan dilaksanakan di Bali selama 4 hari, dari tanggal 4 sampai dengan 7 Oktober 2019. Kita akan bekerja keras untuk mempersiapkan segala sesuatunya agar event international ini dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses," papar Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu.

Sebagai sebuah ajang pertemuan para pemimpin di level regional ASEAN, lanjut Wilson, momentum RLF tahun ini akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menggelar kegiatan yang bersifat pembinaan dan penyiapan calon pemimpin-pemimpin muda ASEAN. Tidak tanggung-tanggung, Kappija-21 menargetkan 5000 calon pemimpin muda ASEAN akan berpartisipasi dalam ajang tersebut. "Bersempena event RLF ke-25 yang kebetulan dipercayakan ke kita sebagai penyelenggara, maka Kappija-21 merencanakan untuk mengadakan Pertemuan Calon Pemimpin Muda Asean, yang akan dikemas dalam bentuk ASEAN Youth Leaders Academy. Kegiatannya dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia, melibatkan sebanyak mungkin para Anggota Kappija-21 di berbagai wilayah. Target peserta sebanyak 5000 calon pemimpin muda ASEAN dari seluruh tanah air dan negara-negara Asean," ujar Wilson penuh optimis.

Sementara itu, Wilson yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) ini, menambahkan bahwa pelaksanaan Konferensi ke-32 AJAFA-21 tahun 2020 mendatang akan dilaksanakan di Bangkok, Thailand. "Executive Council Meeting AJAFA-21 itu dilaksanakan tiap tahun. Resolusi Makati menetapkan Friendship Youth Alumni Association of Thailand (FYAA) sebagai tuan rumah Konferensi AJAFA-21 tahun 2020 mendatang," pungkas Wilson. (APL/Red)



MPA,PADANG -- Kebiadaban aksi teroris dalam serangan yang menewaskan sedikitnya 50 jamaah sholat Jumat di dua masjid di Christchurch, New Zealand (Selandia Baru), Jumat (15/3/2019) lalu, betul-betul menyayat hati. Masyarakat dunia berduka, terutama umat Islam yang sama sekali tak menduga akan terjadinya aksi brutal dan tak berperikemanusiaan tersebut.

Sesuai niat, pada hari ini, Ahad (17/3/2019), jajaran Samawi se Indonesia melaksanakan kegiatan sholat gaib dan doa bersama secara serentak, termasuk jajaran Koordinator Wilayah (Korwil) Samawi Sumatera Barat.

"Kegiatan sholat gaib dan doa bersama ini kita tujukan untuk saudara-saudara kita yang menjadi korban kebrutalan teroris di masjid Selandia Baru," ungkap Ketua Korwil Samawi Sumbar, H. Rudy Ahmad Syafrudin, di lokasi kegiatan, Jl. Ciliwung No. 20 Padang. 

Sholat gaib dan doa bersama Samawi Sumbar diikuti lebih kurang 300 santri dari dua pondok pesantren di Padang. Kegiatan berlangsung khidmat, semua merasa sangat berempati terhadap nasib tragis saudara-saudara mereka sesama umat muslim yang tiba-tiba harus menerima nasib tragis, ditembaki secara membabi buta oleh teroris. Oleh salah seorang teroris, aksi kejinya bahkan divideokan lalu tayang secara live di jaringan youtube hingga seluruh dunia tersentak, betapa nyawa manusia sama sekali tak ada harganya bagi para teroris.

Dimulai sekitar pukul 15.00 WIB, bertindak selaku imam sholat gaib, Buya Mahyuddin, pengasuh Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Indonesia (Ponpes MTI) Batang Kabung, Koto Tangah, Padang. Pembacaan dzikir dan tahlil dipimpin Ketua Samawi Korwil Sumatera Barat, H. Rudy Ahmad Syafrudin. Sementara pembacaan do'a untuk korban kebiadaban teroris di Selandia Baru, dipimpin Syekh Mudo Yumisdi, Dewan Syuro Koordinator Nasional (Kornas) Samawi.

Rudy menjelaskan, selain di Sumatera Barat, pada hari yang sama sholat gaib dan doa bersama juga dilaksanakan di Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan NTB.
Atas serangan mematikan di Christchurch, Selandia Baru, Samawi Sumbar menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Ikut berduka cita sedalam-dalamnya bagi setiap korban dan keluarga mereka, termasuk korban dari warga negara Indonesia (WNI). Kami dari SAMAWI (Solidaritas Ulama Muda Jokowi) Sumatera Barat menggelar sholat gaib, bertempat di dengan jumlah Peserta 300 orang santri dari 2 Pondok Pesantren yang ada di Padang. Samawi Sumbar juga terus mendoakan agar mereka dapat melalui peristiwa tragis ini dengan tabah.

2. Kejadian penembakan muslim di newzeland menjadi pelajaran bagi kita semua di Indonesia khususnya di Ranah Minang yang sebentar lagi akan menghadapi Pilpres dan Pileg agar tetap menjaga persatuan dan tidak menyebar ujaran kebencian. Karena bagaimana pun  juga, kejadian kekerasan itu berawal dari kebencian satu kelompok ke kelompok yang lain.

3. Samawi Sumbar mengutuk keras aksi penembakan brutal tersebut dan mendukung upaya pemerintah Selandia Baru menangkap, membawa ke pengadilan dan mengungkap motif berikut jaringan para pelaku penembakan tersebut.

4. Sebagai negara muslim terbesar di dunia, mendorong negara-negara, khususnya di Asia Pasifik, bersama-sama mengembangkan langkah - langkah mengurangi Islamophobia, anti-semitisme dan anti imigran berupa dialog-dialog kebudayaan, mengurangi diskriminasi dan intoleransi dan mendorong perlindungan dan kesejahteraan khususnya kepada kelompok minoritas.

5. Mendorong pemerintah Indonesia untuk segera melakukan langkah-langkah antisipasi agar serangan ini tidak berdampak pada meningkatnya kebencian tak berdasar pada warga asing kulit putih atau non-muslim di Indonesia.

6. Mengimbau kepada masyarakat Indonesia, khususnya Minangkabau untuk selalu menjaga ukhuwah kemanusian, ukhuwah kebangsaan dan ukhuwah Islamiah agar terwujudnya lndonesia maju berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Sebelumnya, dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Koordinator Kelurahan/Desa Samawi Nusa Tenggara Barat di Mataram, Sabtu (16/3/2019) kemarin, Sekretaris Kornas Samawi Aminudin Ma'ruf menyatakan bahwa Samawi se Indonesia akan melaksanakan kegiatan sholat gaib dan doa bersama secara serentak pada hari ini, Minggu (17/3/2019).

"Kegiatan doa bersama dan shalat gaib kita tujukan untuk saudara-saudara kita yang menjadi korban kebrutalan di masjid Selandia Baru," kata Aminudin.

Ia menegaskan bahwa Samawi sangat mengecam tindakan tidak berperikemanusiaan yang terjadi di masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019) lalu. Ia berharap, kejadian memilukan yang sama tak terulang lagi di segenap belahan dunia.

Menurutnya, pemerintah Indonesia perlu melakukan langkah-langkah diplomatik sebagai wujud keprihatinan terhadap peristiwa tidak berperikemanusiaan itu.

Diketahui, masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru menjadi sasaran aksi teror pada Jumat (15/3/2019). Pelaku secara brutal menembaki jamaah shalat Jumat di masjid tersebut.

Sebelumnya Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush dalam konferensi pers menyebut korban tewas dalam serangan teroris di dua masjid di Kota Christchurch mencapai 49 orang. Adapun korban luka berjumlah lebih dari 20 orang, termasuk 2 WNI yang salah satunya dalam kondisi kritis.

Bush menjelaskan bahwa 41 orang tewas dalam penembakan di Masjid Al Noor, Deans Ave, kemudian tujuh orang lainnya tewas di sebuah masjid di pinggiran Linwood dan satu orang tewas saat dirawat di rumah sakit.

Informasi terakhir ihwal korban tewas, Minggu (17/3/2019) ini jumlahnya bertambah menjadi 50 orang. Seorang WNI yang tadinya kritis, akhirnya meninggal dunia di tengah upaya pertolongan tim medis di salah satu RS di Selandia Baru.

(rel)







Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.