-->

Latest Post



MPA, KAB SOLOK - Antara alam semesta dengan manusia itu pada hakikatnya sama. Yakni sama sama ciptaan Tuhan. Maka keseimbangan ekosistem bumi ini dapat terjadi ketika sudah bisa berselaras dengan tindakan manusia. Jika berperangai rusak terhadap bumi ini, maka sebaliknya Bumi juga akan demikian.

Sebab, Allah SWT Sang Pencipta dengan Maha Adilnya senantiasa memberikan keseimbangan, baik dari sisi manusia maupun alam semesta. Maka dari itulah, Buya Mahyuzil Rahmat S.Ag dengan apik menyampaikan kepada media ini untuk masyarakat luas di manapun agar selalu menanamkan kecintaan dan kebaikan pada lingkungan nya, supaya terciptanya kedamaian  di alam ini.

Dengan kecintaan kita kepada lingkungan, sama artinya melakukan pergerakan untuk selalu menggali potensi diri.

Alam semesta diciptakan dalam keadaan seimbang dan serasi, dan kita diberikan kemampuan untuk membangun konsep-konsep ilmiah.

Terjaganya alam di bawah pengelolaan tangan manusia. Tentunya semua itu dapat dilakukan karena atas seizin Allah SWT, sebut Buya H. Mahyuzil bakal calon Wakil Bupati Solok ini memaparkan.

Kelestarian dan keseimbangan alam musti tetap dijaga baik, karena hal itu menjadi tolak ukur terhadap kemakmuran bagi kemajuan pembangunan sebuah negeri.

“Konsep keseimbangan merupakan kunci dari segala keserasian atau keteraturan alam”, terang Mahyuzil.

Allah dengan segala kemurahanNYA menciptakan dan menjadikan alam ini untuk kemaslahatan dan untuk memenuhi kebutuhan kita, sebab manusia membutuhkan sumber daya alam yang tidak sedikit dan berkelanjutan.

Kearifan kita mengedepankan dan menjaga kelestarian alam, tentulah dengan sendirinya akan dapat membangun potensi dan fungsi alam untuk kebutuhan kehidupan manusia.

Islam menganjurkan kita untuk memelihara alam dan ekosistemnya. Bila ekosistem terpelihara dan terjaga baik, maka alam pun bersahabat baik dengan kita.

Tindakan yang cenderung melampui batas dalam pemanfaatan potensi alam, akan berdampak pada kerusakan.

Islam telah lebih awal mengajarkan agar kita senantiasa menjaga alam dengan baik. Konsep Islam tentang pelestarian alam sangat lengkap, jelas dan tegas. Karena itu, sudah seharusnya kita untuk terus peduli dan menjaga kelestarian lingkungan di negeri yang kita cintai ini. Tutup bakal calon Wakil Bupati Solok Buya H. Mahyuzil Rahmat, S.Ag berbagi tips tentang keseimbangan alam semesta. (RED).

Photo Istimewa

MPA, PADANG -- Perlombaan Tradisional  Festival Sitinurbaya Salaju Sampan yang digelar selama dua Hari hari tanggal  14 dan 15 Desember 2019 telah berakhir, dan  melahirkan Sang Juara olahraga diatas air.

Lomba Salaju sampan tradisional diadakan di sungai Batang Arau  Kelurahan Batang Kecamatan Padang Selatan dengan resmi di tutup oleh Kadis Pariwisata dan kebudayaan Kota Padang Arfian di dampingi Camat Padang Selatan Puji Astomi dan Sekretaris Parbud Rinaldi, Minggu (15/12).

Salaju Sampan salah satu olahraga tradisional dimiliki warga Kota Padang, sangat perlu diberikan perhatian oleh Pemerintah Kota Padang, lewat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai penyelenggaranya.

Festival Salaju Sampan Sitinurbaya tahun 2019 ditutup dengan resmi oleh Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, Arfian, mengcapkan terima kasih banyak pada panitia penyelenggara yang telah sukses menggelar iven Salaju sampan dengan baik dan telah membuahkan hasil yaitu melahirkan sang juara baru  Salaju Sampan Tradisional di Kota Padang.

Disamping itu, kami juga mengucakan terima kasih pada tim pengamanan yang telah bekerja sungguh-sungguh, sehingga selama belangsung perlombaan ivent, tidak ada terjadi persoalan dan keributan dilokasi acara.

Lebih lanjut, Arfian  sampaikan kesuksesan Festival Sitinurbaya membuktikan kerinduan dan kecintaan warga kota untuk digelar setiap tahunnya, maka itu, kami beritahukan bahwa di bulan April 2020  akan digelar kembali, sebutnya.

Dalam kesempatan itu, ketua Pelaksana  Alamsyah bersama anggota  sangat bersyukur selama perlombaan berjalan tidak ada terjadi persoalan dan masalah-masalah dilapangan, ini sebagai kenyataan dan bukti bahwa warga kota mencintai olahraga tradisional  salaju sampan.

Atlet Salaju Sampan  
-Riak Bakaja vs Mentawai Past dimenangkan Riak Bakajs
sampan  warna merah

-Benteng Sepakat vs Sungai Pisang
dimenangkan, Sungai Pisang
Sampan  Hijau

Final Cari juara III dan IV
Mentwai Prast :Vs Benteng Sepakat
di menangkan Mentawai Part sebagai pendatang baru  ikut serta dan berpatisipasi,  sedangkan untuk cari juara pertama dan kedua
Riak Bakaja. vs  S.Pisang indah di menangkan oleh Riak Bakaja. 

Jadi  yang jadi Juara Pertama Riak Bakaja,   Juara  II  Sungai Pisang Indah, Juara ke-III  Mentawai Part  dan juara ke IV  Benteng Sepakat.

Perlombaan sangat nenarik sekali dan untuk di tonton  partai vinak memperebutkan papan teratas  anttara Riak Bakaja vs  Sungai Pisang Indah di menangkan Riak Bakaja, sebut Panpel 

Hadiah Tabanas dan Tropy

Juara pertama  Riak Bakaja memperoleh biaya pembinaan Rp.13.5 juta  di tambah tropy  Juara kedua diraih oleh Sungai Pisang indah terima dana pembinaan Rp.10.5 juta
Sedangkan Juara ke III di raih Mentawai Part, uang pembinaan Rp7 5 juta dan, juara ke - 4  Benteng Sepakat terima uang pembinaan Rp.4 juta  (taf-ikw ri)



Hendra Saputra SH, M.Si, Calon Pemimpin 2021 – 2026 Kab. Solok/Photo Istimewa

MPA, KAB SOLOK – Diskusi masyarakat tentang calon pemimpin 2021~2026 Kabupaten Solok  yang  jujur dan berahlak semakin menarik perhatian. Gonjang ganjing itu terlihat hampir merata pada tiap Nagari di daerah penghasil beras terbanyak Prov. Sumbar ini.

Melihat tingginya antusias warga yang mendambakan sosok pemimpin yang jujur dalam negerinya untuk masa 5 tahun mendatang. Media ini mencoba menelusuri potret yang menjadi perbincangan masyarakat tersebut.

Dari hasil surveil kecil kecilan. Fakta jujur tidak dapat dipungkiri, ternyata buah bibir masyarakat menunjukan popularitas Hendra Saputra, SH, M.Si menempatkan empati dan respon yang tinggi di tengah-tengah diskusi itu.

Salah satu yang dikagumi warga, yakni mengenai latar belakang ilmu ke agamaannya (Hendra). Aura tokoh agama didalam dirinya, sering di anggap ummat sebagai tulang dari “Tubuh” kepemimpinan yang sebenarnya.

Seperti disampaikan oleh Nazaruddin Datuak Rajo Nan Gadang salah seorang tokoh agama yang ada di Kab. Solok, sangat menaruh simpati yang sanagt besar terhadap sosok Hendra Saputra.

“Sudah sepatutnya bila masyarakat mengagumi (Hendra). Wajar bila saya berpendapat bahwa figure kepemimpinan yang sesungguhnya, ada dalam diri Dosen Fakultas Hukum dan Bahasa Belanda di UMMY, sekaligus di STAI SNI Solok dan AKPER YPTK Solok ini. Hal itu di lihat dari ke ilmuan dalam bidang agama maupun ilmu sosial, serta sisi keguruan dia terhadap murid-muridnya selama ini”, papar Datuak.

Paling menarik dalam ungkapan Datuak, Birokrat Muda (Hendra) disebut memiliki predikat seorang pemimpin jujur adil serta amanah.

“Jika seorang pemimpin itu jujur dan benar, maka bawahannya akan ikut menjadi benar. Rakyat tidak butuh pemimpin yang pintar saja, tapi nan dibutuhkan adalah pemimpin yang pintar, jujur dan peduli terhadap sesama. Kita tahu sekarang ini public sudah merasa jengah terhadap berbagai manuver kebohongan”, terang Datuak.

Sudah saatnya masyarakat mendapatkan informasi dan kebijakan-kebijakan yang benar serta memihak, terutama kepada rakyat kecil. Elit politik ataupun pemimpin harus menunjukkan sikap yang jujur. Bila di awal mengatakan atau menjanjikan “A” kepada rakyat, maka kedepannya harus tetap A, jangan dikemudian hari berubah menjadi “B”.papar Datuak.

Pemimpin yang berakhlak, pasti berperilaku jujur kepada rakyatnya. Maju mundurnya sebuah negeri juga terletak pada keihklasan seorang pemimpin. Karakter pemimpin yang berintegritas dan berahklak, mencerminkan negeri yang berbudaya dan beradab.

Kita tentu menyadari, bahwa sifat suka berbohong akan menguras mental dan energi. Pastinya, tidak ada manusia yang sanggup bertahan untuk bisa menjadi pembohong yang sukses.

Tentunya, lanjut Datuak, dengan sikap pemimpin yang berpura jujur di fakta berbeda. Jangan berfikir bisa keluar dari tuntutan menjawab dan mempertangungjawabkannya. Walaupun lihai bersilat lidah dengan mengatakan sesuatu itu benar, padahal kenyataannya, tidak. Tentunya mental dan energinya akan lebih terkuras dan terbeban.

Mempermainkan kebenaran yang dianggap berguna, karena sebuah kompetisi untuk mencapai suatu tujuan. Jelas sikap itu akan membuat kita, lebih celaka lagi.

Dengan seringnya melihat beragam kebohongan. menjadikan pola pikir kritis di kalangan masyarakat, meningkat. Terlebih lagi masyarakat akan sakit hati bila dibohongi oleh pemimpinnya. Selain itu, kebohongan akan membuat demokrasi kita memburuk, tukas Nazaruddin Datuak Rajo Nan Gadang menyudahi argumentnya kepada media ini. (red).

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.