-->

Latest Post

MPA, PADANG - Sesuai himbauuan pemerintah, sudah tiga minggu masyarakat bertahan di rumahnya masing-masing sejak mewabahnya virus corona (covid-19).

Namun wabah yang sangat mematikan itu belum juga hilang. Akibatnya, sebagian warga mulai menjerit karena mulai kehabisan kebutuhan pokoknya. Apalagi, bantuan sembako yang dijanjikan pemerintah hingga kini belum juga ada kepastian kapan mau dibagikan.

"Atas nama wakil rakyat, saya minta kepada Pemerintah Kota (Pemko) Padang untuk segera membagikan sembako kepada masyarakat. Jangan ditunggu ada warga yang mati kelaparan dulu, baru dibagikan," ungkap Anggota Komisi IV DPRD Kota Padang, Zulhardi Z Latief, seperti yang dilansir impian.news.com, usai membagikan sembako kepada sejumlah warga di Kecamatan Kuranji Kota Padang, Jumat (10/4/2020) sore.

Menurut buya, panggilan akrab politisi Partai Golkar tersebut, seharusnya Pemko cepat tanggap dalam membaca keluhan masyarakat ini sebagai dampak dari kebijakan pemerintah yang meminta seluruh warga untuk di rumah saja guna memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Namun sayang, Pemko selalu lamban dalam mengeksekusi solusi yang telah disepakati bersama DPRD Kota Padang. Akibatnya, masyarakat yang tidak sabar, terpaksa keluar rumah juga demi mencari sesuap nasi untuk menghidupi keluarganya.

"Jadi tunggu apa lagi? Anggaran kan sudah ada? Belikan sembako dan segera bagikan ke masyarakat," desak Zulhardi.

Ia menyebutkan, Pemko bersama DPRD Kota Padang belum lama ini sudah sepakat menganggarkan dana Rp100 miliar untuk penanganan dampak covid-19. Walaupun dalam realisasinya baru terkumpul sebanyak Rp 86 miliar yang diambil dari pemangkasan sejumlah mata anggaran kegiatan masing-masing OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan anggaran kegiatan dewan.

"Berapa pun dana yang diminta Pemko untuk penanganan covid-19 ini, pada umumnya kami di DPRD setuju. Minta kami, tolong eksekusinya dipercepat. Karena payung hukumnya sudah ada," ucapnya mengingatkan.

Ditambahkannya, jika Pemko masih berlama-lama dalam menuntaskan "kebutuhan perut" warga, dikhawatirkan akan terjadi krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Sehingga masyarakat akan mencari jalan pintas demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Biasanya, orang kalau sudah lapar rasa takutnya jadi hilang. Segala cara pasti akan ditempuhnya dan tak peduli lagi halal atau haram. Kita masih ingat tragedi 1998? Semoga peristiwa seperti itu tidak terulang lagi," tukasnya kembali mengingatkan.

Di samping itu, buya juga mengetuk pintu hati para dermawan atau orang-orang kaya yang ada di Kota Padang untuk ikut serta berbagi rezeki kepada masyarakat yang kurang mampu. 

Serta kepada segenap perantau Minang dimana pun berada, dirinya juga berharap dukungan finansial guna membantu kesulitan ekonomi yang dihadapi sanak dan saudaranya yang ada di kanpung halaman saat ini.

"Kami tahu, keinginan perantau untuk pulang kampung dalam situasi seperti ini pasti sangat tinggi. Tapi tolong keinginan tersebut ditahan dulu, cukup uangnya saja yang dikirim ke kampung. Mungkin itu lebih besar manfaatnya," tukasnya mengakhiri.

Terakhir Buya sampaikan, diharapkan seluruh elemen masyarakat untuk mematuhi himbauan Wali Kota Padang H. Mahyeldi, Pakai Masker, Cuci tangan dan jaga jarak.  (noa)

Photo Istimewa

PADANG  - Wali Kota Padang H.Mahyeldi Ansharullah mengatakan, bahwasanya Allah telah mengerakan hati warga Kota Padang, baik pimpinan perusahaan dan pimpinan BUMN dan BUMD yang ada di Padang untuk membantu penanganan virus corona atau covid-19 yang tengah mewabah di Kota Padang.

Seperti saat ini, PT Japfa Comfeed telah memberikan sebanyak 18 ribu butir telur ayam kepada Pemerintah Kota Padang untuk disalurkan kepada warga yang terdampak wabah covid-19. 

Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh pimpinan PT Japfa Comfeed Sadra Alharis dan diterima langsung oleh Wali Kota Padang Mahyeldi dikediaman resminya, jalan A. Yani No.11 Padang, Kamis (9/4/2020) 

Wali kota Mahyeldi menjelaskan, kapan berakhirnya covid-19 ini belum tahu, yang bisa dilakukan untuk sekarang beikhtiar sembari berdoa kepada Allah supaya musibah ini cepat berlalu. Saat ini, yang paling terasa dari wabah virus corona ini adalah para pelaku UMKM dan bidang jasa dan sektor infromal. 

"Semoga dengan kehadiran dan bantuan yang diberikan PT Japfa Comfeed pada hari ini betul-betul memberikan obat terhadap warga Kota Padang terdampak akibat musibah Covid-19," ujar wako.

Sementara itu, pimpinan perusahan PT Japfa Comfeed Sadra Alharis mengatakan, bantuan dari PT Japfa Comfeed merupakan bentuk kepedulian kepada warga Kota Padang yang terjangkit wabah virus  corona. 

“Hari ini kita menyerahkan 18 ribu butir telur. Dan langsung kita serahkan kepada Walikota dan diharapkan dapat membantu kebutuhan masyarakat Kota Padang,” kata Sandra Alharis.

Turut hadir dalam acara ini, Kepala DPMPTSP Corri Saidan, Kadis Pertanian Syahrial Kamat, Kadis Koperasi dan UMKM Suhandra, Kabag Perekonomian Swesti Fanloni dan SDA, Kabag Prokopim Amrizal Rengganis dan beberapa pejabat Dinas Sosial Kota Padang. (Humas Pemko Padang)




Ilustrasi penduduk kota Wuhan, China usai lockdown

MPA – Setelah pemerintahnya mencabut penguncian wilayah (lockdown) akibat virus corona (Covid-19), Masyarakat Kota Wuhan, China kini kembali bebas untuk keluar rumah.

Untuk semua pasangan kekasih di Wuhan, pencabutan lockdown membuat mereka bergegas melangsungkan rencana pernikahan yang tertunda. Apalagi setelah mereka dikurung di rumah selama lebih dari 2 bulan itu.

Mespun demikian, proses pernikahan di Wuhan saat ini masih menghadapi sejumlah pantangan.
  
Salah seorang karyawan dari Kantor Pendaftaran Perkawinan Distrik Wuhan mengatakan bahwa pengantin baru tidak boleh melakukan ritual tradisional, seperti acara mengambil sumpah, itu untuk menghindari penularan.

Walau demikian, hal tersebut tidak menjadi masalah bagi Xu Lin, seorang warga Wuhan yang menikah pada hari Rabu (8/4) kemarin, pasca lockdown.

"Tidak masalah, karena hari ini adalah hari istimewa, awal baru bagi saya dan bagi Wuhan," kata Xu sebagai mana dilansir dari Global Times, dan CNN Indonesia,  Kamis (9/4).

Akan tetapi, terdapat juga beberapa diantara masyarakat yang terkurung di Wuhan berusaha untuk meninggalkan kota tersebut.

Cao Lin, seorang warga Guizhou yang terjebak di Wuhan sejak Januari, membulatkan tekadnya untuk menjauhkan diri dari kota tersebut selamanya.

"Selama 80 hari terakhir, saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya tidak akan pernah kembali ke Wuhan lagi," kata Cao.

Cao mengatakan dirinya tak kuasa menahan haru ketika melihat siaran langsung yang menyatakan pencabutan lockdown oleh pemerintah. Ia berharap kota Wuhan dapat pulih dan kembali normal secepatnya.

"Hati saya akan selalu ada di sana dengan kota yang kuat, berani dan heroik ini," ungkapnya.

Wakil Gubernur Provinsi Hubei, Cao Guangjing mengatakan, pencabutan lockdown di Wuhan menandai kemajuan yang menentukan dalam pertempuran kota melawan virus.

Kekhawatiran Masih Melekat

Meski melegakan masyarakat China, pencabutan lockdown Wuhan juga memicu kecurigaan dari berbagai pihak luar.

Beberapa pihak mempertanyakan keputusan pencabutan lockdown di Wuhan, dan bertanya-tanya apakah tidak terlalu dini untuk mencabut larangan tersebut karena khawatir gelombang kedua wabah bisa terjadi.
  
Terlebih, beberapa pihak juga berpendapat Wuhan tidak melaporkan jumlah infeksi sebenarnya.

Karena semakin banyak orang Wuhan melakukan perjalanan ke luar kota usai lockdown, kota-kota China lainnya juga telah memberlakukan tes untuk penduduk yang kembali dari Wuhan untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Misalnya, pemerintah kota Beijing mengharuskan siapa pun yang datang dari Wuhan menjalani tes nukleat dua kali. Satu kali saat sebelum mereka meninggalkan Wuhan dan setelah mereka tiba di Beijing. (*)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.