-->

Latest Post

Himbauan Perumda AM Kota Padang, Photo Ist.

MPA,PADANG - Perumda Air Minum Kota Padang menghimbau kepada pelanggan dengan kondisi rumah "Pagar Terkunci" agar melaporkan angka meter air nya kepada petugas sebelum tanggal  23 tiap bulan.


Hal ini dilakukan untuk menghindari penaksiran pemakaian air oleh petugas akibat Pagar Terkunci. Imbauan ini dikutip dari instagram humas perumda air minum kota padang. (12/1/2021).


Lanjutnya, mohon bantuan pelanggan setia Perumda Air Minum Kota Padang untuk mengirimkan data pemakaian air melalui WHATSAPP 


Dengan Format Sebagai Berikut :


1. Foto Angka Meter (Water Meter)

2. Id Pelanggan

3. Nama Pelanggan

4. Alamat Lengkap


Kirim semua data dengan format seperti tersebut diatas, ke nomor WHATSAPP berikut :


0812 6648 4444

0811 669 123. 


(*)

Menggunakan Kapal Riset dan Pelatihan ARA yang dioperasikan oleh Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), Photo Ist


MPA,JAKARTA - Pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa pihaknya memberikan bantuan berupa Kapal (boat) riset dan alat pendeteksi keadaan bawah laut yang sedang dioperasikan oleh Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) serta tenaga ahli yang mengoperasikannya untuk membantu proses pencarian pecahan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terjadi pada Sabtu 9 Januari lalu di Indonesia. 


Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center(MTCRC) adalah pusat penelitian yang dibangun pada September 2018 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan dan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI berdasarkan MoU Kerja Sama Bidang Kematiriman yang ditandatangani pada Mei 2016 lalu. Pusat penelitian tersebut menjalankan riset bersama, program pendidikan serta pelatihan di bidang kemaritiman. 


Pemerintah Korsel segera mengambil keputusan untuk menyalurkan bantuan tersebut atas permintaan darurat dari Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenmarves RI Safri Burhanuddin, pada hari Sabtu, 9 Januari 2021 lalu terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tersebut. 


Kapal riset yang canggih (ARA) yang sedang dioperasikan oleh MTCRC akan dikerahkan untuk mempercepat proses pencarian pecahan pesawat di laut.


Kapal ARA merupakan kapal boat berbobot 12 ton yang didatangkan ke Indonesia oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (MOF) Korea Selatan pada 2020 guna mendorong program kerja sama survei awal untuk kawasan pesisir Cirebon, Indonesia dalam skema ODA (Overseas Development Assistance) senilai 5 miliar Won. 


Kapal ARA dilengkapi juga dengan alat Multi-Beam Echo Sounder, Sub-Bottom Profiler yang dapat digunakan untuk ‘3 dimentional bathymetric survey’, prediksi pasang surut dan deteksi dasar laut. Di samping itu, kapal ARA didesain secara khusus untuk melakukan riset laut dangkal. Oleh karenanya, diharapkan kehadiran kapal ARA tersebut dapat sangat membantu dalam proses pencarian yang dilakukan.  


Menariknya, alat tersebut mampu menghasilkan data yang lebih presisi 10 kali lipat dan memiliki kecepatan observasi 2 kali lipat dibanding alat lainnya.


Untuk itu, MTCRC telah menerjunkan 15 orang tenaga ahli termasuk kepala MTCRC Park Hansan, kapten kapal riset dan awak kapal 3 orang, 5 orang tenaga ahli untuk Mengoperasikan perlengkapan, 7 orang tenaga ahli untuk pendataan ke lokasi pencarian untuk bekerja sama dengan tim Indonesia. 


Kapal ARA yang dilengkapi dengan alat pendeteksi tersebut dalam perjalanan menuju pelabuhan Tanjung Priok berangkat pada Senin, 11 Januari 2021, pukul 4 lewat 30 menit dari Pelabuhan Cirebon tempat kapal tersebut bersandar dan pada sore kemarin atau Selasa (12/01/2021) akan dikerahkan ke lokasi kecelakaan setelah melalui koordinasi secara mendetil, seperti bagaimana mengakses ke lokasi kejadian, dengan tim Basarnas Indonesia. 


Korea Selatan, sebagai mitra negara yang memiliki hubungan Kemitraan Strategis Khusus (Special Strategic Partnership) dengan Indonesia, akan proaktif bekerja sama dengan Indonesia agar seluruh proses pencarian dapat berlangsung cepat dan aman.*[-]

Photo Istimewa


MPA,JAKARTA - Peningkatan skala ekonomi dan penerapan teknologi pertanian merupakan langkah utama pembangunan pertanian nasional yang harus segera ditempuh. Dengan cara itu maka biaya produksi dapat menjadi lebih murah sehingga menimbulkan harga yang kompetitif dari produksi komoditas pertanian nasional.


Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 11 Januari 2021.


"Skala luas dan teknologi pertanian dipakai betul. Itulah cara-cara pembangunan pertanian yang harus kita tuju sehingga harga pokok produksinya nanti bisa bersaing dengan harga komoditas yang sama dari negara-negara lain," ujarnya.


Di masa pandemi saat ini, sektor pertanian menempati posisi sentral. Apalagi dengan penduduk Indonesia yang sejumlah lebih dari 270 juta jiwa mengharuskan pengelolaan pertanian dijalankan dengan baik dan serius.


Presiden mengatakan, pembangunan pertanian sudah harus segera dilakukan secara detail, utamanya terkait komoditas yang saat ini masih memerlukan impor.


"Urusan bawang putih, gula, jagung, kedelai, dan komoditas lain yang masih impor tolong ini menjadi catatan dan segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan," kata Presiden.


Pembangunan pertanian kini tak lagi bisa hanya dilakukan dengan menggunakan cara-cara konvensional yang sudah bertahun-tahun dilakukan. Menurut Kepala Negara, apa yang dibutuhkan oleh negara kita ialah membangun sebuah kawasan pertanian berskala ekonomi besar, termasuk salah satunya lumbung pangan baru.


"Oleh sebab itu kenapa saya dorong _food estate_ ini harus diselesaikan. Paling tidak tahun ini yang di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah harus selesai. Kita mau evaluasi masalahnya apa, teknologinya yang kurang apa, karena ini akan menjadi contoh," imbuhnya.


Kepala Negara melihat bahwa permasalahan utama yang dihadapi para petani lokal selama ini ialah tidak kompetitifnya harga komoditas yang mereka hasilkan. Biaya pokok produksi yang tinggi oleh karena produksi yang dilakukan dalam jumlah sedikit menyebabkan komoditas lokal kalah bersaing dengan komoditas impor.


Untuk itulah diperlukan peningkatan skala ekonomi sehingga para petani yang nantinya terhimpun dalam kelompok tani besar memiliki nilai tukar petani yang lebih besar sekaligus meningkatkan jumlah produksi.


"Kalau harga tidak kompetitif ya akan sulit kita bersaing sehingga sekali lagi ini harus dibangun dalam sebuah lahan yang sangat luas," tutur Presiden.


Untuk diketahui, turut hadir dalam acara rakernas tersebut di antaranya ialah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, hingga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.



Sumber : Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.