-->

Latest Post

MENTAWAI - Kapal Tongkang, atau kapal ponton pengangkut sekitar 3.000 kubik kayu dihadang dan diblokir pengangkutannya oleh masyarakat Tuapejat Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.


Salah seorang tokoh masyarakat dari Kaum Saogo, Wirayom Friedholan Pakulak Saogo, mengatakan, penahanan dilakukan karena kayu tersebut diduga ditebang dari Kawasan tanah ulayat.

"Kayu-kayu itu sudah di atas kapal ponton. Saat ini posisinya ditahan (warga) dan belum bisa dibawa, diangkut," kata Wirayom, Rabu (12/7/2023) dilansir dari detik.com.


Menurut Wirayom, warga sudah melaporkan persoalan tersebut kepada pihak kepolisian, karena menduga kayu-kayu itu diambil sebuah perusahaan dari lokasi tanah ulayatnya.


"Selain dari tanah ulayat, kayu itu diduga juga hasil penebangan di kawasan Hutan produksi. Maka kemudian warga melakukan penahanan atau pemblokiran kayu yang telah ditebangi dan saat ini ada di kapal ponton," katanya.


"Kasus ini sedang berproses di Polres Kepulauan Mentawai. Kami sudah menyurati pihak kepolisian, kejaksaan dan pihak perusahaan sendiri. Kami meminta agar perusahaan menghentikan aktivitas penebangan kayu," lanjut dia.


Kasat Reskrim Polres Kepulauan Mentawai, AKP Hardi Yasmar mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus itu. Ia mengaku pihaknya menerima pengaduan dari masyarakat pekan lalu.


Aduan itu terkait adanya aktivitas yang dilakukan sebuah perusahaan menggunakan lahan milik kaum yang diketahui belum dilakukan pembahasan lahan.


"Setelah aduan diterima, penyidik langsung meminta klarifikasi kepada pihak yang merasa dirugikan. Penyidik melakukan pengecekan ke lokasi yang menjadi sengketa. Kami akan cek ke lokasi," kata Kasat saat dikonfirmasi wartawan.


Ia mengatakan, belum bisa membuat kesimpulan atas kasus tersebut. "Kami belum bisa memastikan. Nanti berdasarkan penyelidikan kami," katanya.


Hingga kini, kapal tongkang dengan muatan penuh kayu tersebut masih tertahan di perairan.  **

SUMBAR - Sebagai bentuk kepedulian terhadap personelnya, Polda Sumatera Barat (Polda Sumbar) melakukan bedah rumah. Bedah rumah ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-77. 

Anjangsana bedah rumah personel tersebut dipimpin oleh Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono, S.Ik. SH, dengan diikuti oleh Pejabat Utama Polda Sumbar, Ketua Bhayangkari Daerah Sumbar Ny. Iis Suharyono dan Pengurus Bhayangkari Daerah Sumbar, Rabu (12/7).)


Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono menyampaikan, anjangsana bedah rumah ini dilaksanakan di tiga lokasi, yakni lokasi pertama di Komp. Mega Permai Tahap II Blok I RT 12 RW 004 Kel. Padang Sarai Kota Tangah. 


Kemudian, yang kedua di Jl. Perumahan Bunga Mas III RT 03 RW 07 Kel. Koto Panjang Kec. Koto Tangah. Selanjutnya lokasi ketiga di Komp. Perumahan Polda B1 No7 Balai Baru RT 001 RW 009 Kel. Gunung Sarik Kec. Kuranji.


"Bedah rumah atau pemugaran ini diberikan baik kepada personel yang masih aktif, purnawirawan ataupun warakawuri guna kenyamanan untuk tempat tinggal," ucap Irjen Pol Suharyono.


Ia menerangkan, bedah rumah tersebut juga merupakan program pimpinan Polri sebagai wujud kepedulian terhadap anggota Polri, dan sebagai bentuk kedekatan antara pimpinan dengan anak buahnya. 


Lanjut Kapolda, bedah rumah dalam rangka Hari Bhayangkara tersebut, selain di tingkat Polda, kegiatan ini juga diselenggarakan di tingkat Polres.


Hal ini dilaksanakan setelah melalui hasil penelitian dan hasil pemeriksaan serta pengecekan secara langsung, layak atau tidaknya untuk dilakukan pemugaran di beberapa bagian, kemudian diperbaiki dan dibangun dan diganti sesuai dengan keperluannya.


"Termasuk meja, kursi, tempat tidur dan lain sebagainya. Itulah yang diartikan sebagai agenda kegiatan bedah rumah. Kami juga akan bahagia jika melihat anggota bahagia," ujarnya. 


Selain memperingati Hari Bhayangkara ke-77, kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari ke 71.(*)

PADANG - Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, Pemerintah Kota Padang dibawah kepemimpinan Walikota Hendri Septa, B.Bus.(Acc), M.I.B, dan Sekdako Padang Dr. Sutan Andree Harmadi Algamar, S.STP., M.Si., M.Han., Datuak Sangguno Dirajo, melalui Dinas PUPR Kota Padang tengah giat-giatnya melakukan berbagai infrastruktur, baik jalan, jembatan, hingga ke drainase. 


Sayangnya, dibalik kerja keras sang Walikota dan Sekdako Padang dalam mengatasi dampak banjir nampaknya bakal ternodai. Pasalnya, pengerjaan dreinase di Jalan Kampung Marapak Kecamatan Kuranji Kota Padang, terkesan asal jadi.

Berdasarkan hasil investigasi awak media dilapangan Minggu (9/7), pada pembuatan drainase tersebut ada indikasi batu yang digunakan diambil dari hasil galian. Bukan itu saja, batu yang masih berselimut tanah sebelum dibasahi langsung dipasang. Selain itu, dinding galian pemasangan batu juga tidak merata. Dan, sudah tentu ini berpotensi Mark Up.


"Iya bang, galian dindingnya tidak merata, bebatuan yang dipakai dari lokasi kerja, gawatnya lagi, batu tersebut langsung dipasang tanpa dibasahi beberapa saat agar air dapat meresap kedalam hingga marata," ujar warga setempat yang namanya tidak mau disebut.


Terkait hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Padang (PUPR Padang), melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) PU Nico Lesmana, saat dihubungi awak media lewat WhatsApp tidak berjawab, alias bungkam. 


Hingga berita ini terbit, awak media masih tetap berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak terkait lainnya. (An)


Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.