-->

Latest Post

PADANG PANJANG - 13 NOVEMBER 2023 - Mengingat akan bergulirnya kompetisi Liga 3 Sumatera Barat pada akhir November 2023, pengurus Persatuan Sepak Bola Padang Panjang (PSPP) menggelar rapat persiapan di Rumah Dinas Walikota.

Pj Wali Kota, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si selaku Ketua Umum PSPP pada malam itu menyampaikan apresiasi kehadiran lengkap pengurus PSPP dalam pertemuan.


"Mudah-mudahan dengan besarnya semangat pengurus, ke depan kita bisa menyusun langkah kerja, baik program maupun kompetisi yang akan diikuti," tuturnya.


Diungkapkannya, menghadapi kompetisi Liga 3 Sumbar pada 2022 lalu, PSPP sudah mempunyai persiapan yang maksimal namun terkendala dengan dibatalkannya kompetisi tersebut. Pihaknya berharap dengan kebersamaan bisa membawa PSPP berprestasi di Liga 3 2023 ini.


"Mudah-mudahan tahun ini kompetisi berjalan lancar. Kita persiapkan tim dengan baik. Ini momentum membangkitkan semangat olahraga sepak bola di Padang Panjang. Kita bersyukur beberapa kompetisi yang telah digelar seperti LPM Cup dan Liga Askot PSSI berdampak positif  terhadap pembinaan sepak bola kita. Kita ingin PSPP berprestasi. Mudah-mudahan niat kita ini dimudahkan Allah," harapnya.


Sementara itu, Ketua Harian PSPP, Dr. Novi Hendri, S.E, M.Si Datuak Bagindo Saidi menyampaikan, keikutsertaan PSPP pada kompetisi tersebut tentunya mempunyai target.


"Tahun lalu kita sudah ada persiapan matang. Tahun ini kita akan ulang kembali. Kita akan mulai seleksi pemain pada Rabu (15/11) lusa) dan Kamis mulai jam 14.00 siang dan Jumat jam 08.00 pagi. Kepada pemain kelahiran 2001-2005 silakan datang ikut seleksi di Lapangan Gunung Sejati, Kelurahan Ganting," imbaunya. (Ad/An)

PADANG - 13 NOVEMBER 2023 - Mengawali kegiatan Berkantor Sehari di Kecamatan Padang Utara, Walikota Padang Hendri Septa menjadi pembina upacara di SMKN 5 Padang, Jalan Beringin Raya Nomor 4 Kelurahan Lolong Belanti.

Dalam amanatnya, Wako Hendri Septa berpesan pada pelajar SMKN 5 Padang untuk tidak menjadi generasi yang ikut - ikutan, karena hal tersebut dapat merusak masa depan dan diri sendiri.

"Saya berharap kepada ananda semua jangan kalian menjadi generasi yang ikut-ikutan. Ikut tawuran, ikut pakai narkoba, ikut pergaulan bebas. Jangan! itu hanya akan memberikan panggung kepada oknum untuk menghancurkan kalian semua. Untuk itu jauhi hal itu," imbau Wako.


Kemudian kata Wako Hendri Septa, atas nama Pemerintah Kota Padang menyampaikan pujian kepada SMKN 5 Padang, karena telah dikunjungi oleh Presiden Republik Indonesia pada September 2023 lalu. Ini menandakan bahwa SMK merupakan sekolah yang istimewa, yang dapat melahirkan orang-orang hebat.


"Sekolah kejuaraan ini merupakan sekolah yang istimewa karena itu mendapat kunjungan dari Presiden RI. Para pekerja keras disini lahirnya, inventor - inventor disini lahirnya, para kreator - kreator dari sini lahirnya. Ini kebahagiaan buat kalian semua. oleh sebab itu rajin-rajinlah belajar dan raih prestasi," ungkap Wako. 


Selanjutnya, Wako Hendri Septa mendoakan para pelajar SMKN 5 Padang agar menjadi pemimpin hebat di masa depan, yang akan membawa pembaharuan dan perubahan bagi bangsa dan negara. Untuk itu memanfaatkan masa muda mereka dengan hal-hal yang positif. Seperti halnya belajar, menuntut ilmu, serta meraih prestasi dan cita-cita.


"Saya berpesan kepada para pelajar untuk selalu patuh dan taat kepada guru. Hargai guru -guru yang telah memberikan ilmu dan pengabdian untuk bangsa dan negara ini. Kemudian yang paling penting selalu dengar dan patuh dengan nasehat orang tua, karena itulah yang akan membukakan jalan rezeki bagi ananda semua," pungkas Wali Kota Padang.


Dalam kesempatan tersebut Wako Hendri Septa didampingi Kadis Dukcapil Kota Padang Teddy Antonius menyerahkan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) bagi 123 peserta didik yang sudah berumur di atas 17 tahun.

Turut hadir mendampingi Wako Hendri Septa, Asisten Pemerintahan dan Kesra Edi Hasymi, Kepala Dinas Sosial Heriza Syafani, Kepala Diskop dan UKM Fauzan Ibnovi, Kadis Kesehatan Srikurnia Yati, Kepala Dinas Perkim Raf Indria, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yopi Krislova,  Kabag Prokopim Imral Fauzi, Camat Pauh Utara Pagara Anas bersama Lurah se-Kecamatan Padang Utara. (Mul/An).

Penulis : Hence Mandagi, Ketua Umum DPP SPRI


Menyusul terbitnya putusan  Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) atas pelanggaran etik berat eks Ketua MK Anwar Usman pasca putusan MK nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang Ketentuan Tambahan Pengalaman Menjabat dari Keterpilihan Pemilu dalam Syarat Usia Minimal Capres/Cawapres, kegaduhan di kalangan elit politik pun kini merembet hingga ke tingkat perbincangan rumah kopi. 


MK yang tadinya bersih kinclong pasca putusan tersebut, kini ditaburi 'kotoran' cibiran elit politik dan komentator. Akibatnya, putusan yang belum tentu buruk dan merugikan bangsa ini, terpaksa harus mengalami nasib dipolitisasi dan diptoret buruk oleh elit politik dan gerakan media massa yang sangat masif. 


MK yang sudah dikotori ujaran negatif dipaksa harus dibersihkan dengan alat "sapu" MKMK" yang dikomandoi Jimly Asshidiqie. Akibat tekanan media dan elit politik (bukan publik) Anwar Usman akhirnya lengser dari kursi Ketua MK. 


Merespon putusan  MKMK yang memberhentikannya dari kursi Ketua MK  Anwar Usman pun balik membuka "aib" putusan MK di masa lalu, baik saat Jimly Asshidiqie masih menjabat Ketua MK, maupun saat Mahfud MD menjadi Ketua MK. Anwar Usman membeberkan beberapa putusan yang sangat terkait konflik kepentingan. 


Termyata "sapu" MKMK untuk membersihkan MK itu ternyata "kotor" di masa lalu. Bagaimana mungkin sapu kotor membersihkan lantai bersih yang dilapisi "karpet kotor" ( baca : komentar negatif elit politik). 


Publik pun dibuat makin heboh dan bingung. Beragam respon dari lawan politik justeru menyerang Presiden RI Joko Widodo atas putusan MK tentang batas usia Capres dan Cawapres yang praktis meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres mendampingi Capres Prabowo Subianto, tokoh yang sejak lama diidolakan dan dikagumi adiknya Kaesang Pangareb. 


Mulai dari Megawati Soekarno Putri, Rocky Gerung, dan baru-baru ini sejumlah tokoh agama dan tokoh nasional, ikut mengaku prihatin atas persoalan putusan MK dan MKMK. 


Terlepas dari semua itu, permasalahan politik jelang Pemilu sudah menjadi fenomena yang patut disikapi secara bijaksana. 


Putusan MK tentang batas usia Capres dan Cawapres sesungguhnya memberi kesempatan kepada generasi muda berpengalaman memperoleh anugerah mengabdi dan memimpin negeri ini. 


Presiden RI pertama Ir. Soekarno pernah berujar : "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Sebuah kalimat legenda yang kini menjadi kenyataan. 


Dengan keputusan yang maha penting bagi bangsa ini, MK secara tidak langsung menjawab harapan Bung Karno dan harapan seluruh anak muda Gen Z, dengan memberi peluang kepada seluruh pemuda Indonesia yang berpengalaman untuk memimpin bangsa ini setiap 5 tahun. 


Tak heran, satu sosok fenomenal yang terlahir sebagai putra orang nomor 1 di Indonesia,  berhasil menguncang satu Indonesia gara-gara lolos jadi Cawapres pasca putusan MK. 


Sosok Gibran Rakabuming Raka memang pantas menuai kontroversi dan simpati. Sejak beberapa tahun terakir, publik sudah terbiasa melihat pemandangan tokoh-tokoh paling berpengaruh di republik ini silih berganti menemui "anak ingusan" sejak dia menjabat Walikota Solo. 


Seolah ada magisnya, sederet tokoh nasional terang-terangan menemui Gibran dengan alasan dan agenda masing-masing. Tak kurang dari Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah ketika itu, Anis Baswedan, Prabowo Subianto, Erlangga Hartarto, Erick Thohir, dan sederet menteri, Kapolri, dan petinggi Partai Politik pun pernah  bertemu Gibran. Bahkan Rocky Gerung sekalipun sudah bertemu Gibran. 


Sosok Gibran sudah menjelma menjadi ikon anak muda kharismatik yang mampu merubah konstalasi politik nasional. Seolah-olah ketokohan seseorang belum menjadi tokoh penting jika belum merapat ke Solo bertemu "anak ingusan" dengan sederet prestasi. 


Rakyat dan kondisi Kota Solo terkini adalah etalase kaberhasilan Gibran dalam menjalankan kepemimpinannya. Kepuasan publik dan rekam jejak mentereng Gibran saat memimpin Kota Solo sebagai walikota, pastilah menjadi modal dan keyakinan seorang mantan Komandan Kopasus Prabowo Subianto jatuh hati dan yakin pada instingnya memilih Gibran sebagai pendampingnya. 


Jokowi pun luluh dan tidak melarang anaknya mendampingi mantan rivalnya di 2 kali pilpres tersebut. Kendati resiko harus berhadapan dengan Partai PDIP yang selama ini menjadikannya Petugas Partai. 


Faktanya, publik kini menyadari bahwa Gibran yang merupakan satu sosok anak muda fenomenal sudah berhasil mengguncang dunia. 


Akankah PDIP dan para elit politik, tokoh agama, dan para tokoh nasional tetap pada pendiriannya melihat sisi negatif putusan MK dan pencalonan Gibran sebagai "aib" hukum dan demokrasi, atau setuju pada apa yang menjadi harapan Bung Karno sang Proklamator, Bapak Bangsa yang pernah berkata : "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. 


Terlalu mahal stabilitas keamanan negara jelang Pemilu jika harus diwarnai kisruh elit politik yang terus mengasah perpecahan di masyarakat. 

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.