Baca Juga
Menteri Luar
Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, kepulangan keenam WNI sejak disandera
pada 23 September 2017 silam. Foto/SINDOphoto/Dok
MPA,JAKARTA – Kementerian Luar Negeri
(Kemenlu) bersama Badan Intelijen Negara (BIN). Berhasil membebaskan Enam anak
buah kapal (ABK) Salvatur 6 berbendera Malta, dari kelompok bersenjata
Benghazi, Libya.
Menlu Retno Marsudi mengatakan, kepulangan keenam WNI sejak disandera pada 23
September 2017 silam itu tak lepas dari bantuan sejumlah pihak.
Retno menambahkan, tim gabungan dari Kementerian Luar Negeri, BIN, serta KBRI
Tripoli memiliki andil dalam pembebasan ini.
"Akhirnya 27 Maret 2018 sekitar pukul 12.30 waktu setempat, enam ABK kita
bisa dibebaskan oleh kelompok bersenjata berkat kerja keras tim gabungan dari
Kemlu, BIN dan KBRI Tripoli serta KBRI Tunis," ujar Retno dalam siaran
pers, seperti dilansir SindoNews pada Selasa (2/4/2018).
Retno mengatakan, pembebasan ini tidaklah mudah, terutama karena daerah
tersebut adalah daerah konflik yang berbahaya.
Lima hari usai komunikasi terputus, kata Retno, dia menerima informasi adanya
ABK yang disandera. Pihaknya pun mengerahkan seluruh usahanya untuk memulai
proses pembebasan.
"Kita komunikasi dengan KBRI Tripoli dan KBRI Tunis. Kita juga komunikasi
dengan keluarga dan ABK untuk memastikan bahwa ABK kita baik-baik saja,"
ungkapnya.
"Alhamdulillah dapat kita selamatkan kurang lebih enam, tujuh bulan. Ini
pembebasan yang cukup sulit dan butuh perhitungan matang," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya masih terus berupaya membantu agar
hak-hak para korban dipenuhi usai dibebaskan. "Ini merupakan tugas yang
kami upayakan dengan baik untuk melindungi WNI di luar negeri,"
pungkasnya.
(maf/ar)