-->

Articles by "Pertanian"

Showing posts with label Pertanian. Show all posts

Photo Istimewa

MPA, PADANG - Pertemuan BPTP Sumbar dengan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat, terkait dengan bantuan Covid 19, Ir. Maswal Plt. Kepala Dinas Pertanian ingin menyamakan persepsi tentang distribusi bantuan, tim BPTP Sumatera Barat hadir dalam acara ini berjumlah 12 plus tim dari Dinas Pertanian sendiri.

Dalam pertemuan ini dipaparkan data terkait pendistribusian pada 2 tempat yaitu 471 paket di Dinas Pertanian untuk tenaga THL TBPP, TP, POPT, medik veteriner dan 1100  paket di rumah aspirasi. Selain itu juga dilaksanakan pertemuan dengan Ir. Agustian Kabid Perkebunan beserta bendahara pengeluaran terkait masalah pengadministrasian kegiatan ini.

Selanjutnya, Tim BPTP Sumbar bersama Tim Karantina yang ikut tergabung melakukan pengemasan bantuan pangan hingga larut malam bertempat di Aula Dinas TPHP Provinsi Bandar Buat, kemudian dilakukan pendistribusian bantuan ke Rumah Aspirasi Anggota Komisi IV DPR RI berupa beras, gula dan minyak goreng.

Semoga paket bantuan Covid19 ini bermanfaat bagi saudara kita yang terdampak, mari saling berbagi guna membantu saudara kita yang kesusahan,meski kita semua juga sama-sama terdampak. (Raden)



JAKARTA - Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam memenuhi pangan masyarakat di tengah pandemi Covid-19, tidak hanya dari sisi produksi, kebijakan masyarakat untuk memaksimalkan kegiatan dari rumah, menjadi tantangan tersendiri bagi pendistribusian pangan masyarakat.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dampak Covid-19 tidak hanya merugikan negara dari sisi kesehatan tetapi juga akan sangat berdampak pada sektor perekomian termasuk dalam hal pangan. Ia mengatakan selain kesehatan, sektor pertanian harus siap menjadi garda terdepan melawan penyebaran Covid–19.

“Indonesia tengah mengalami pembatasan di sejumlah wilayah, untuk itu saya minta seluruh pihak terkait, kita tidak boleh diam, saya ini orang lapangan, kalian butuh makan dan protein, kalian tidak bisa fight dengan virus yang dashyat ini tanpa pangan,” ungkap Syahrul usai menyaksikan penandatanganan 6 (enam) mitra peternakan bersama dengan Grab di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Kerjasama dengan Grab tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat melancarkan distribusi produk pangan hasil peternakan seperti daging sapi dan ayam, telur, susu dan olahan lainnya kepada masyarakat. Adapun 6 (Enam) Mitra yang digandeng Kementerian Pertanian adalah PT. Charoen Pokphan Indonesia, PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Tri Putra Panganindo, PT. Cimory, PT. Indoguna Utama dan PT. Agro Boga Utama, dan pengembangan pemasaran produk peternakan berbasis online dengan 3 start up digital market place yakni etanee, Tani Supply Indonesia dan SayurBox.

“Secara kesehatan mungkin bisa selesai lebih cepat, tapi dampak covid itu bagi pertanian bisa bertahun - tahun, disini lah dibutuhkan kebersamaan, dibutuhkan nurani kebangsaan, harus ada keterpanggilan atas nama bangsa, kalau tidak, maka siap-siap kita akan melihat ceceran masalah di depan mata kita,” kata Syahrul.

Mengurai permasalahan pangan di tengah pandemic Covid–19 ini dibutuhkan kerjasama dan sinergi yang kuat dari berbagai pihak, Pria yang pernah dua periode menjadi Gubernur Sulawesi Selatan tersebut memanggil seluruh  pelaku usaha bidang pertanian dan peternakan maupun mitra usaha bidang transportasi dan para generasi milenial untuk turut membantu memenuhi ketersediaan pangan bagi 267 juta masyarakat Indonesia.

“Bagi kami di kementerian pertanian, selain perintah Presiden, agar Kementerian tidak boleh diam, bagi kami ini adalah ruang-ruang ibadah, saya selalu bilang ini saat nya kalian menjadi pejuang, jangan berpikir macam-macam lagi untuk bangsa dan negara mu, dan temen temen sekarang hadir untuk itu, dengan kebersamaan saya yakin kita bisa lebih cepat keluar dari permasalahn ini,” tutup Syahrul.

Di kesempatan yang sama, Presiden of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, mengatakan siap berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam penyediaan pangan masyarakat khususnya produk pertenakan dan olahannya. Ia mengatakan ratusan ribu driver grab siap membantu pendistribusian pangan masyarakat. Hal ini dikatakannya juga sebagai upaya mendukung kebijakan pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ataupun Physical / Social Distancing untuk menekan angka penyebaran covid di Indonesia.

“Ini adalah usaha yang luar biasa dari Grab dengan Kementerian Pertanian, bahkan Bapak Menteri sendiri turun tangan , untuk menjamin ketersediaan bahan pokok pangan bagi masyarakat, seperti ayam telur daging dan lain-lain, kami harap layanan ini dapat menjangkau masyarakat yang saat ini tengah mengikuti protokol kesehatan di rumah, seperti yang pak Menteri bilang saatnya kita berkontribusi untuk bangsa ini,” ujar Ridzki. (FBI/Red)

Photo Istimewa

DENPASAR - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menyampaikan kesiapan dan komitmennya untuk terus membantu Pemerintah Provinsi Bali dalam mengendalikan penyakit pada babi yang dalam 1 (satu) bulan terakhir ini menjangkiti beberapa wilayah di Provinsi Bali. 

Hal tersebut disampaikan I Ketut Diarmita, Dirjen PKH pada saat menemui Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Kantor Gubernur Bali, Jumat, 14/02/2020.

Menurut Ketut, penyakit babi yang terjadi di Bali merupakan suspek African Swine Fever (ASF), dan tindakan pengendalian yang dilakukan oleh petugas kesehatan hewan di Provinsi Bali sudah tepat, hal ini terbukti dengan terkendalinya kasus.

"Berbeda dengan daerah ataupun negara lain, kasus kematian babi di Bali saat ini hanya mencapai 0,11% dari total populasi babi di Bali yang berjumlah 800 ribu ekor. Artinya petugas sudah sigap menghadapi kasus ini," tambahnya. 

Ketut juga menjelaskan bahwa Pemerintah telah berupaya membangun kapasitas dalam menghadapi kasus seperti kematian babi di Bali ini, karena kejadian kasus memang sudah diprediksi akan terjadi sebelumnya. Hal ini mengingat adanya penerbangan langsung dari negara tertular serta praktek pemberian sisa-sisa makanan sebagai pakan (swill feeding) yang memang biasa dilakukan masyarakat. 

"Swill feeding diduga merupakan sumber masuknya penyakit ini, mengingat sifat virus yang tahan pada makanan olahan dan juga di lingkungan," ungkapnya. Namun demikian, Ketut juga menegaskan bahwa virus penyebab penyakit babi di Bali ini tidak dapat menular ke manusia (bukan zoonosis), sehingga masyarakat dihimbau tidak takut konsumsi daging babi. 

Pada kesempatan bertemu Gubernur Bali tersebut, Ketut memperkenalkan sebagian anggota tim ahli yang terdiri dari beberapa guru besar dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) yakni Prof. I Nengah Kerta Besung dan Prof. IGN Kade Mahardika (FKH Unud), Prof. Sri Hadi Agung Priyono dan Prof. I Wayan Teguh Wibawan (FKH IPB University), Dr. AA Gde Putra (Komisi Ahli Kesehatan Hewan), dan drh. Agung Suganda (Kepala Pusvetma) yang saat ini dalam proses mengembangkan vaksin untuk mencegah ASF. 

"Dalam waktu dekat, prototipe vaksin akan segera diujicobakan, mudah-mudahan berhasil, sehingga bisa mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut," imbuhnya.

Ketut menjelaskan bahwa pembuatan vaksin ASF ini tidak mudah, dan telah banyak negara mencoba membuatnya, namun belum ada yang berhasil membuat vaksin yang efektif mencegah penyakit. Ia berharap ada terobosan dalam pengembangan vaksin di Indonesia. 

Sementara itu, Gubernur Bali menyampaikan apresiasinya kepada Kementan atas dukungannya dalam pengendalian penyakit babi yang terjadi. Ia meminta Ida Bagus Wisnuardhana, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali dan jajarannya untuk tetap sigap dalam mengantisipasi kasus, dan mencegah penyebaran penyakit.

"Ini penting, mengingat babi merupakan penghidupan bagi masyarakat, khususnya untuk masyarakat Bali," ungkapnya.

Mengakhiri kunjungan, Ketut kembali menegaskan komitmennya untuk terus membantu pengendalian penyakit pada babi di Bali. (PBI/Red)

Narahubung:
Drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D., Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Kementan.

Photo Istimewa

MPA, BEKASI - Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, Direktorat Pakan bersama salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen PKH yakni Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) mengembangkan teknologi informasi bernama SIMLAB. Aplikasi ini digunakan untuk monitoring tahap pengujian yang sedang berjalan dan nantinya dapat diakses oleh pelanggan secara real time. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pakan Ternak, Sri Widayati, ketika membuka Pertemuan Teknis Pelanggan yang dilaksanakan di penghujung 2019 lalu di BPMSP Bekasi. 

"SIMLAB ini sudah bisa diakses dan digunakan pada awal tahun 2020,” ungkap Sri Widayati.

Sementara Kepala Balai BPMSP Bekasi, Irwandi mengatakan bahwa penerimaan sampel BPMSP tahun 2019 sudah melampaui target yaitu sebanyak 12.241 sampel atau melonjak 55% dari target 7850 sampel. Dari jumlah sampel tersebut, 31% merupakan permintaan sertifikasi mutu dan keamanan pakan.

“Hal ini menunjukkan bahwa para stakeholder sudah menganggap BPMSP Bekasi sebagai balai pengujian pakan yang terpercaya," ujar Irwandi.

Sebagai satu-satunya laboratorium pakan Kementerian Pertanian, BPMSP Bekasi telah mendapatkan beberapa akreditasi, misalnya SNI ISO/IEC 17025:2017 tentang pengujian mutu, ISO/IEC 17043:2010 tentang uji profisiensi, Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001: 2015 dan Sistem Manajemen Anti Penyuapan 37001: 2016. 

Serangkaian akreditasi tersebut menurut Irwandi dapat memberikan jaminan bahwa BPMSP Bekasi telah berupaya meminimalisir permasalahan-permasalahan yang muncul secara berkelanjutan terhadap kualitas hasil atau produk yang diujikan di BPMSP Bekasi. 

Salah satu upaya untuk terus menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholdernya, BPMSP Bekasi rutin mengadakan Pertemuan Teknis Pelanggan. Kegiatan Pertemuan Teknis Pelanggan kali ini diikuti oleh 54 pengusaha pabrik pakan se-Jawa dan Lampung. 

Kegiatan Pertemuan Teknis Pelanggan ini menurut Sri Widayati merupakan langkah penting guna mengumpulkan informasi dan masukan dari para pelanggan atau mitra terkait pelayanan yang selama ini diberikan. 

“Kedepan saya berharap agar kegiatan ini bisa dilaksanakan setahun dua kali, sehingga balai dapat menyerap info lebih banyak dari pelanggan, dan pesertanya dapat diperluas untuk pelanggan dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," pungkas Sri Widayati.

Narahubung: 
Ir. Sri Widayati, MM., Direktur Pakan Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan. 


MPA, DOMPU NTB, _ Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) meyakini bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengerakkan seluruh potensi dalam pembangunan peternakan nasional agar lebih efektif dan berdampak pada upaya pengentasan kemiskinan. Hal itu disampaikan oleh Dirjen PKH, I Ketut Diarmita saat menghadiri Kontes Ternak dan Festival Pangan Lokal Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) Tingkat Kabupaten Dompu Tahun 2019, Kamis, 3 Oktober 2019.

Dihadapan Bupati dan Wakil Bupati Dompu beserta jajaran, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Dompu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Kepala SKPD se-Kabupaten Dompu, para peternak dan tokoh, Ketut mengajak masyarakat untuk mengetahui waktu yang tepat untuk menjual ternak sapinya. Hal tersebut penting untuk meningkatkan nilai jual dari sapi, dan dapat mengangkat kesejahteraan peternak. 

Menurutnya kontes ternak seperti yang dilaksanakan di Dompu, merupakan salah satu sarana untuk penyebaran informasi dan publikasi tentang capaian yang sudah diraih di bidang peternakan. Adanya kontes ternak ini sebagai upaya untuk mendorong peningkatan kualitas ternak di wilayah ini, disamping sebagai penghargaan bagi para peternak. 

Ketut kemudian menjelaskan bahwa kegiatan optimalisasi reproduksi masih merupakan salah satu fokus kegiatan utama bagi jajaran Ditjen PKH. Hal tersebut dikemas dalam bentuk Program Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting atau yang lebih dikenal dengan UPSUS SIWAB. Strategi yang ditempuh adalah dengan cara memastikan sapi/kerbau betina dewasa sebagai target akseptor dapat terlayani perkawinannya dan menjadi bunting. Kegiatan ini adalah merupakan salah satu langkah nyata pemerintah bersama masyarakat untuk mengakselerasi pertumbuhan populasi sapi/kerbau di dalam negeri.

Perkembangan Upsus Siwab

Kegiatan Upsus Siwab yang telah dilaksanakan sejak tahun 2017 sampai dengan tanggal 26 September 2019, telah menghasilkan realisasi sapi/kerbau yang dilayani perkawinan IB sebanyak 10.716.809 akseptor dari target 10.000.000 akseptor, dengan kebuntingan yang sudah terlaporkan sebanyak 5.610.587 ekor dari target 7.200.000 ekor, dan telah menghasilkan kelahiran pedet sebanyak 4.232.354 ekor dari target 5.760.000 ekor.

Adapun kinerja Upsus Siwab untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan salah satu daerah pemasok sapi, per tanggal 26 September 2019 tercatat sangat baik, yakni realisasi akseptor yang sudah di IB sebanyak 77.443 dosis (110,63%) dari target 70.000, ternak yang telah bunting sebanyak 45.647 ekor (93,16%) dari target 49.000 ekor, dan kelahiran pedet sudah mencapai 41.193 ekor (105,08%) dari target 39.200 ekor.

Lanjut Ketut menjelaskan bahwa selain kegiatan Upsus Siwab, Kementerian Pertanian melalui Ditjen PKH juga telah memberikan fasilitasi bantuan ternak untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat, termasuk didalamnya Kabupaten Dompu. Sejak tahun 2016-2018, fasilitasi bantuan ternak untuk Provinsi Nusa Tengara Barat sebanyak 135 ekor sapi potong, 36 ekor kerbau, dan 60 ekor kambing. Pada tahun 2019, Provinsi Nusa Tenggara Barat menerima alokasi bantuan ternak sapi potong  sebanyak 220 ekor, termasuk didalamnya untuk Kabupaten Dompu sebanyak 10 ekor.

Sementara Bupati Dompu, Bambang M. Yasin menyampaikan ucapan terima kasih kepada peternak yang telah berpartisipasi dalam kontes ternak, dan berharap agar semua peternak dapat termotivasi dan terus bersemangat untuk beternak. "Saya berharap dengan adanya kegiatan ini dapat mendongkrak produksi dan  populasi ternak sapi di Indonesia" pungkasnya.

Narahubung:
Ir. Sugiono, MP., Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH, Kementan


Kementan butuh dukungan banyak pihak untuk mengeksekusi upaya mengatasi kekeringan lahan pertanian di sejumlah daerah. Foto/Ilustrasi

MPA,JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai memiliki solusi untuk mengatasi kekeringan lahan pertanian yang melanda beberapa daerah. Namun, solusi itu perlu dukungan banyak pihak agar kekeringan yang kerap melanda lahan pertanian tidak terulang.

"Seharusnya ada dukungan, karena untuk kepentingan kita semua dan bangsa yaitu terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia," kata peneliti LIPI Latif Adam, di Jakarta, seperti dilansir Sindonews.com pada Sabtu (22/6/2019).

Latif mengatakan, dalam pengamatannya Kementan telah mengeluarkan sejumlah program dan kebijakan untuk mengantisipasi kekeringan lahan pertanian serta dampaknya. Latif juga optimis kebijakan itu bisa menjadi solusi masalah kekeringan. Apalagi infrastruktur air maupun embung telah direalisasikan pemerintahan saat ini.

Dengan begitu, masalah kebutuhan air dapat efektif tersalurkan kepada areal pertanian terdampak kekeringan yang membutuhkannya. "Kementan dan daerah juga bergerak cepat memberikan solusinya. Inilah yang dibutuhkan, kerja sama dan solusi dari semua pihak," ujar Latif.

Seperti diketahui, memasuki musim kemarau beberapa lahan pertanian di beberapa wilayah mulai mengalami kekeringan. Direktur Jenderal Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy mengatakan, guna mengantisipasi kekeringan, pihaknya selama tiga tahun terakhir telah membangun banyak infrastruktur air.

Sarwo Edhy menuturkan, sebanyak 3 juta hektare infrastruktur air telah dibangun selama tiga tahun terakhir dan yang diharapkan dapat meminimalisasi dampak kekeringan di areal pertanian.

"Dalam kurun waktu 2015-2019 (angka realisasi per April 2019) telah terbangun yang dapat mengairi lahan sawah seluas 3,129 juta hektare (ha) yang dapat Meningkatkan indeks pertanaman (IP) 0,5 sehingga berdampak pada peningkatan produksi sebanyak 8,21 juta ton," jelas Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan Tim Khusus penanganan Kekeringan. Tim khusus ini akan turun ke lokasi-lokasi kekeringan di wilayah sentra produksi padi.

"Tugas dan fungsi dari Tim Khusus ini nanti untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait, antara lain TNI, Kementerian PUPR serta pemerintah daerah setempat," ujar Sarwo Edhy.

Tujuannya, untuk memetakan permasalahan, negosiasi penggelontoran air dari Bendung atau Bendungan. Serta terlibat langsung melaksanakan pengawalan gilir giring air sesuai jadwal yang telah disepakati.

"Secara umum permasalahan kekeringan yang terjadi disebabkan oleh curah hujan yang sedikit dan kondisi penggelontoran debit air dari bendung atau bendungan mengalami penurunan," kata Sarwo Edhy. (*)





MPA - Kegiatan pembibitan ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) yang ditempatkan oleh BPTP Sumbar di Kota Sawahlunto hendaknya benar-benar dipelihara, dan dikembangkan sehingga sebutan Sentra Ayam Kampung untuk daerah Sawahlunto bisa dikembalikan.

Harapan itu disampaikan oleh Kadis Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Sawahlunto Hilmed S.Pt MM saat penyerahan ayam KUB pullet untuk peternak Inti. Pada Kamis 20 september 2018.

Ir.Nirwansyah selaku penanggung jawab menyampaikan, dengan telah diserahkan sebanyak 250 ekor ayam KUB betina dan 50 ekor ayam Sensi jantan beserta pakan, perlengkapan dan obat2an serta bantuan bahan kandang hendaknya dapat dipelihara dan semua aktifitas kegiatan terdokumentasi dengan baik sehingga apa yang diharapkan oleh Pak Kadis dapat terlaksana.

Selain itu, ke depannya peternak inti tidak hanya menjadi penghasil bibit ayam KUB tapi juga bisa menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat lingkungan  sekitarnya.
Penyerahan ayam KUB kepada Rismulyandi selaku peternakan inti juga disaksikan oleh Kabid Peternakan Keswan, Kasi Perbibitan, Ka.UPTD Kec.Talawi, Kepala Desa Kumbayau H. Ali Amran, SH serta tim dari BPTP Sumbar. (Ar/NN)


MPA,AGAM - Nagari Matua Mudiak,Kecamatan Matur memiliki kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKM) dengan luas lahan 288Ha. Saat ini sedang di rintis untuk menjadi nagari Inovasi Teknologi dan Agrowisata dengan melibatkan berbagai pihak termasuk Balitbangtan melalui BPTP dan Balitbu.

"BPTP Sumbar sangat serius dalam membangun Nagari Inovasi ini,kami harap bantuan benih kopi yang diberikan oleh BPTP Sumbar di rawat dengan baik, saran kami melalui balitbangda,adakan pelatihan langsung di lahan"  ungkap Dr.Jekvy Hendra,Kepala BPTP Sumbar saat memberi Sambutan pada acara Launching Nagari Inovasi di kecamatan Matur (24/7) Semoga berlanjut menjadi nagari agrowisata seperti di Daerah lain, tambahnya.

Sementara itu,Indra Pangulu Batuah ketua HKM Padang Kubuak menyampaikan Ucapan terimakasih kepada BPTP Sumbar atas bantuan benih kopi Arabika "Kami bertekad untuk menjadikan nagari ini menjadi nagari inovasi,sentra kopi Arabika dan sebagai lokasi agrowisata, ujarnya.

Pada kesempatan yang sama,Tomi TRD Camat Matur  juga memberikan motivasi bagi Kelompok  HKM Padang Kubuak,, "kami dari kecamatan juga akan mendampingi sepenuhnya, Semoga nantinya menjadi HKM terbaik,saat ini izin sudah ada,bantuan sudah datang maka jangan sampai mengecewakan pihak-pihak yang sudah membantu, pintanya.

Setelah acara Launching, Kepala BPTP Sumbar beserta tim mengadakan demonstrasi cara pembuatan lobang tanam dan cara menanam kopi Arabika langsung di Lahan milik HKM Padang Kubuak. (*/wr)



MPA,SUMBAR - Penelitian Pemanfaatan _Fly Ash_ sisa pembakaran PLTU Ombilin yg merupakan kerjasama PLTU sektor Umbilin dg BPTP Sumbar ditinjau langsung oleh GM PLN Pembangkit Sumatera Bagian Selatan Ir. Bambang Anggoro, MT didampingi Manager PLTU Ombilin Dinda Alsyah, ST dan Manager PLTU Teluk Sirih Ir. I Nyoman Buda, MT.

Kepala Balai Dr. Jekvy Hendra didampingi penjab penelitian Ismon Lenin memberikan apresiasi dengan adanya kegiatan kerjasama ini. Bak gayung bersambut pak GM juga mengucapkan terima kasih atas kajian yg dilakukan BPTP Sumbar. 

Menurut pak GM, _fly ash_ dari PLTU Ombilin setiap harinya ada sekitar 20 ton. Agar tidak menjadi masalah terhadap lingkungan dilakukan berbagai kajian pemanfaatannya untuk bahan bangunan seperti batako dan tiang beton dari _fly ash_. 

Sedangkan utk pemanfaatan di bidang pertanian kita harapkan hasil penelitian yg dilaksanakan tim peneliti BPTP Sumbar akan memberi jawabannya. Hasil penelitian ini akan menjadi acuan bagi PLN dalam mengatasi limbah _fly ash_ di tingkat nasional. 

Menurut Ismon ada dua jenis _fly ash_ yg diuji dalam penelitian ini yaitu _fly ash_ murni dan _fly ash_ sekunder yg telah ditreatmen dg mengeluarkan Al dan Fe yg ada dalam _fly ash_ sehingga mengandung Si dan P yg dibutuhkan tanaman. Bahan ini akan diuji pengaruhnya terhadap perbaikan kesuburan tanah dan hasil komoditas padi, jagung dan bawang merah. Penelitian ini juga sudah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup. 

Sebelum dilanjutkan untuk pengujian lapang hasil penelitian ini akan dipresentasikan di hadapan Tim dari KLH. Melihat performa padi, jagung, dan bawang merah yg diperlakukan dengan  _fly ash_ baik Kepala Balai maupun Pak GM optimis hasil penelitian akan memberi solusi terhadap pemanfaatan limbah PLTU yg menggunakan batu bara, baik sebagai bahan amelioran maupun sebagai pupuk untuk tanaman (*/is)



MPA,PADANG – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) selalu menjalin kerja sama dengan pihak terkait guna mengoptimalkan diseminasi invensi dan inovasi, terutama dengan lembaga riset. Hal ini diharapkan dapat melahirkan sinergi untuk peningkatan nilai tambah kepada stakeholder pengguna teknologi.

Menindaklanjutinya, UPT lingkup Balitbangtan, Balit Palma, Balitbu dan BPTP Balitbangtan Sumatera Barat (Sumbar) mulai menginisiasi kerjasama pengembangan tanaman palma dan hortikultura di Sumbar dengan melibatkan Kebun Buah Mekarsari sebagai salah satu mitra kerjasama dari luar Balitbangtan.

Kegiatan inisiasi padu padan Pengembangan Tanaman Palma dan Hortikultura di Sumbar dilaksanakan di auditorium Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sumbar pada Senin (25/6).

Pertemuan dibuka oleh Kepala BPTP Balitbangtan Sumbar Dr. Jekvy Hendra. Ia mengharapkan sinergi antar lembaga Litbang dapat mengoptimalkan pemanfatan dan penerapan invensi dan inovasi teknologi yang telah dihasilkan Balitbangtan dan lembaga mitra terkait.

Usai Jekvy menyampaikan pemaparan,  Kepala Balit Palma Dr. Ismail Maskromo menjelaskan tentang Status Pengelolaan Koleksi Plasma Nutfah Kelapa Sawit Balitbngtan di KP. Sitiung dan Inovasi Teknologi Palma.

“Koleksi sawit di KP. Sitiung merupakan hasil eksplorasi konsorsium sawit Indonesia tahun 2009-2010 dari Kamerun dan Angola yang dikelola secara bersama BPTP Sumbar dan Balit Palma. Koleksi plasma Nutfah sebanyak 99 aksesi Kamerun dan 105 aksesi Angola tersebut telah dievaluasi dan dimanfatkan untuk mendapatkan genotipe-genotipe unggul yang nantinya digunakan sebagai tetua perakitan varietas unggul kelapa sawit tipe baru,”katanya.

Melalui kerjasama dengan PT. Sasaran Ehsan Mekarsari telah dihasilkan sejumlah 100 lebih kombinasi persilangan yang akan ditanam di KP. Sitiung, Kab. Damasraya, Sumbar, KP. Paniki Balit Palma di Manado dan di Kebun Buah Mekarsari , Cileungsi, Bogor.

Sementara, Dr. Donata S Pandin, staf Balit Palma yang juga hadir dalam pertemuan ini menambahkan bahwa dengan memanfaatkan potensi plasma nutfah sawit di Sitiung yang dikombinasikan dengan aksesi elite dari Mekarsari akan dapat dipercepat perakitan varietas unggul baru dari Balitbangtan, Kementerian Pertanian.

Pada kesempatan yang sama telah dilakukan penandatanganan MoU antara BPTP Balitbangtan Sumbar. Balit Palma dan Taman Buah Mekarsari terkait pengembangan tanaman palma dan hortikultura di Sumatera Barat. Penandatanganan ini juga disaksikan  Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kota sentra tanaman palma dan hortikultura di Sumatra Barat, Kepala UPTD Perbenihan Provinsi Sumatra Barat, peneliti dan penyuluh lingkup BPTP Sumbar. (*)

















Sumber : Haluan.com

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.