-->

Latest Post



MPA  - Setelah satu pelaku kasus “kutu kupret” Ir Faaz Ismail divonis 3 bulan penjara dan putusan tersebut dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Yogyakarta,  kini giliran terdakwa Ir. Michael Santosa Sungiardi mulai diadili di Pengadilan Negeri Yogyakarta atas perbuatannya menghina korban Ir Soegiharto Santoso alias Hoky, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia atau APKOMINDO. Hoky yang juga wartawan senior sekaligus Wakil Pemimpin Redaksi Info Breaking News sebelumnya menyeret tiga orang pelaku ke Kepolisian Daerah DI Yogyakarta atas tuduhan pelanggaran Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronika.

Ketiga pelaku masing-masing Ir Faaz Ismail, Ir Michael Santosa Sungiardi, dan Rudy Dermawan Muliadi dipolisikan karena membuat komentar di halaman facebook Grup APKOMINDO dengan menyebutkan kata-kata “kutu kupret” yang ditujukan terhadap pribadi korban Soegiharto Santoso.

Setelah Faaz divonis bersalah, kini giliran Michael diseret ke meja hijau, dimana perkara yang displit ini adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kasus yang menyeret Faaz sebelumnya. Dalam sidang di PN Yogyakarta dengan nomor perkara : 49/Pid.Sus/2020/PN Yyk, terdakwa Michael, melalui pengacaranya, menyampaikan nota eksepsi dan menyebutkan bahwa PN Yogyakarta tidak berwenang mengadili perkara pidana tersebut. Pembelaan ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh terdakwa sebelumnya yaitu Ir Faaz, namun majelis hakim menolak pendapat btersebut dan sidang tetap berlajut, bahkan terdakwa Faaz telah dinyatakan terbukti bersalah sehingga divonis 3 bulan penjara.

Sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Lilik Suryani ini memberi kesempatan selama satu minggu kepada Jaksa Penuntut Umum Noenoehitoe untuk menanggapi eksepsi dari terdakwa.   

Terdakwa Ir. Michael S. Sunggiardi sendiri dikenal publik sebagai pelaku bisnis di bidang komputer, dan juga sebagai dosen di sejumlah perguruan tinggi swasta di Jakarta yang sering diundang sebagai pembicara di berbagai seminar di bidang IT.

Sementara untuk tersangka Rudy Dermawan Muliadi berkasnya sedang dalam proses penyelesaian P21 untuk dikirim ke pengadilan. (*)


BATAM  -  Mantan Wali Kota Padang Dua Periode, Fauzi Bahar menyatakan komitmennya untuk maju  di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kepri 2020 mendatang sebagai Wakil Gubernur.

Mantan Walikota Padang dua periode ini telah mendaftar di beberapa partai politik (Parpol) yang ada di Batam. Di antaranya Partai Nasdem, Partai Gerindra, dan Partai Golkar.

Setelah mendaftar di tiga partai tersebut, Fauzi Bahar juga menyatakan keinginannya melakukan komunikasi politik dan pendaftaran di Partai Demokrat.

Selama berada di Batam, Fauzi  melakukan silaturahmi dengan masyarakat Batam. Fauzi juga safari ke beberapa tempat yang ada di Batam dan bertemu langsung dengan warga.

“Selama di Batam kami rutin melakukan silaturahmi ke masyarakat dan paguyuban yang ada di Batam,” ujar Fauzi.

 Kunjungan dan silaturahmi ini dimaksudkan agar warga Batam lebih banyak lagi mengenal sosok figur Fauzi Bahar sebagai bakal calon Wakil Gubernur Kepri.

Saat ini belum banyak calon maupun figur yang menyatakan niat maju sebagai calon Wakil Gubernur Kepri. Ada beberapa nama lain yang disebut juga berpeluang maju sebagai wakil gubernur, seperti Sahrul, Walikota Tanjungpinang dan Aunur Rafiq, Bupati Karimun.

“Kami fokus pada pencalonan sebagai Wakil Gubernur Kepri. Kami sudah melakukan komunikasi dengan beberapa partai politik dan juga tokoh-tokoh di partai politik maupun tokoh masyarakat, eperti paguyuban serta komunitas masyarakat lainnya yang ada di  Batam,” ungkap Fauzi Bahar, sosok pria yang ramah dan tegas ini.

Sekadar diketahui, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau  (Kepri) akan digelar tahun depan. Sejumlan nama kandidat calon sudah mulai mencuat. Satu di antaranya, Mantan Wali Kota Padang Dua PeriodeFauzi Bahar.

Mantan perwira TNI AL ini menyatakan kesiapannya untuk maju di Pilgub Kepri 2020. Bukan kursi Gubernur yang dilirik, melainkan kursi Wakil Gubernur atau orang nomor dua.

“Secara pribadi, kami maju sebagai calon wakil gubernur, dan dari segi usia masih memungkinkan bisa maju di Pilgub Kepri,” ujar Fauzi seperti di lansir oleh Kabarbatam, dan impiannew.belum lama ini.

Meski demikian, pengalaman dan latar belakang yang dimiliki Fauzi bisa membantu tugas-tugas calon gubernur. Pengalamannnya bukan saja di pemerintahan, tetapi juga pemahaman dan pengetahuannya soal maritim.

“Wilayah Kepri ini, bukan hanya majemuk, dan menjadi kawasan tujuan investasi, tetapi juga punya sumber daya alam dan maritim yang sangat luas. Tentu dibutuhkan pemahaman dalam mengelola sumber daya yang ada,” ujarnya.

Mantan Walikota Padang dua periode ini mengatakan sangat mengenal  sekali wilayah Kepulauan Riau. Bukan hanya karena memiliki latar belakang perwira TNI, tetapi beliau juga lama menetap di Kepri. “Istri saya asli orang Kepri. Lama di Tanjungpinang, asalnya dari Kabupaten Natuna,” ungkapnya.

Kepri bagi Fauzi Bahar sangatlah menarik. Wilayah ini memiliki luas lautan 96%, sisanya adalah daratan. Kepri juga berbatasan dengan 6 hingga 7 negara, sehingga potensi yang dimiliki provinsi ini sayang jika tak dikelola dengan baik.

“Sebagai wilayah maritim, ada banyak sektor yang dapat kita kelola, selain pelabuhan atau tol laut, juga sektor pariwisata dan sektor lainnya,” ungkapnya.

Dari sisi strategi, Kepri menjadi wilayah nomor tiga dengan kekuatan militer TNI AL yang kuat setelah Surabaya dan Jakarta. Kepri memiliki enam Lanal, satu Lantamal, juga ada Guskamla, dan Dansatgaspur TNI AL. Fauzi sangat paham akan hal itu, karena beliau pernah bertugas sebagai Komandan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL.

“Sebagai mantan navy (pasukan Angkatan Laut) , saya sangat paham akan hal ini. Latar belakang inilah yang mengantarkan saya untuk maju di Pilgub Kepri,” ujarnya.

Bukan hanya untuk lebih menguatkan pertahanan wilayah, tetapi juga memudahkan koordinasi dengan pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan tindak kejahatan di laut.


 (Ar).


MPA - Menyimak sekelumit perjalanan panjang Mantan Wali Kota Padang dua periode tahun 2004 hingga 2014 silam, terinspirasi dari perbuatan yang sia-sia, Fauzi Bahar bawa perubahan ntuk kampung halamannya Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, (Sumbar).

Kisah ini beliau ceritakan sebelum menjabat jadi Wali Kota Padang yaitu dimasa tugas belajar atau istilahnya melakukan penelitian untuk mengambil Pasca Sarjana ( S2) selama tiga bulan di Kota Padang.

Ambil S2 waktu itu saya bertugas di pasukan elite yaitu pasukan khusus katak hanya ada dua tempat di Indonesia yaitu di Jakarta dan Surabaya.

Rindu akan kampung halaman, saya minta untuk melakukan penelitian di Kota Padang sambil pulang kampung, dapat bersua dengan sanak keluarga dan handai tolan, sebut mantan Wali Kota Padang Dua Priode, Fauzi Bahar.

Tugas belajar saya manfaatkan mencari berbagai sumber yang sesuai dengan judul penelitian semua berjalan lancar dengan harapan cepat  selesai memegang gelar M.Si.

Waktu tiga bulan tersebut saya manfaatkan untuk berbaur dengan seluruh elemen masyarakat  tanpa pandang suku dan agamanya, serta berbagai corak dan gaya, sebut Fauzi Bahar.

Suatu ketika saat di ajak oleh teman-teman menghadiri pesta saudaranya di lubuk minturun, dimalam itu ada 3 pesta dihadiri, yang paling berkesan pesta di Asam Pulai, kesana juga diajak kawan.

Dipesta inilah hal paling jijik terlihat, sekitar  pukul 01.00 dini hari, para penyanyi orgen tunggal tersebut tak seperti berpakaian, hanya tinggal BH dan celana tonjik kata orang, serta minuman keras berhakohol tinggi, botolnya berserakan diatas meja, seperti tak ada yang mengatur.

Disuana pesta yang hot dan panas tersebut semuanya ikut berjoget tidak ada rasa malu dan segan diantara sesamanya, mana koponakan, ninik mamak, urang sumando dan saudara sendiri saat itu mungkin tak saling kenal, akibat pengaruh minuman berhakool  tersebut.

Dari sinilah hati dan jiwa terpanggil untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik, siapa lagi yang akan merubah suatu kaum, kalau tidak kaum itu sendiri, apalagi orang kampung itu semua kenal dengan kita dan juga dengan keluarga kita.

Ssya perhatikan kehidupan di kampung saat itu sungguh miris, judi togel kian merajalela, minuman keras, narkoba dan pelaku maksiat, serta kriminalisasi meningkat, kaum one-one dan para putri tak berpakaian kerundung kemana pergi, rasa keimanan semakin sangat meniipis sekali, Masjid dan mushalla banyak, tiba waktu shalat cuma terisi tikar pertama bahkan juga tak penuh terisi.

Saya terus berpikir bagaimana kampung bisa maju dan berkembang, semua seperti telah terjerumus ke alam kegelapan, cara berpikir sudah mandul, otak kosong tak memiliki kemampuan dalam memaju tumbuh kembangkan roda  perekonomian untuk masa yang akan datang.

Akhirnya, mungkin Allah  yang Maha Kuasa berkehendak saya terpilih menjadi Wali Kota Padang tahun 2004 silam, tahun pertama saya bertugas kusus untuk memberantas Judi Togel yang merusak sekali, setelah itu berpakaian jilbab bagi siswa putri, hal hasil semua program khusus berjalan dengan baik, walaupun banyak protes dan tantangan, namun tidak pernah menyurutkan apa yang sudah jadi agenda.

Kita semua mengetahui bahwa Wali Kota memiliki Amanah dari rakyatnya, dan juga memiliki power untuk menjalankan semua kebijakan- kebijakan bersama Forkopinda dan orang-orang  yang di pimpinnya. Ujar Fauzi Bahar. (taf/ar).


Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.